Keesokan paginya, waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Alvin tengah melakukan rutinitas pagi nya di negeri Spanyol ini. Ya, apalagi kalau bukan lari pagi.
Menikmati suasana pagi di Spanyol, tak sengaja pandangan Alvin tertuju pada seorang gadis. Siapa lagi kalau bukan Sila. Gadis itu tengah duduk di kursi taman sembari meneguk air mineral botol.
Alvin berusaha bersikap cuek pada gadis pecicilan itu. Takut kalau-kalau Sila memanggilnya dan mengganggu rutinitasnya. Tetapi, hal yang dihindari pun akhirnya terjadi.
Sila yang melihat Alvin tengah berlari, refleks langsung menyimpan botol air minumnya lalu dengan segera bangkit dari duduknya dan menghalangi lari Alvin.
"Stop!"
Alvin mengelap keringat yang bercucuran di jidatnya.
"Apa lagi sih? Ganggu gue aja"
"Ih, ngapain juga aku ganggu kamu"
"Terus, apa coba, kalau bukan ganggu? Lo udah halangin jalan gue. Minggir-minggir"
Alvin segera menepikan Sila dari hadapannya dan kembali melanjutkan larinya.
Sila tidak berhenti begitu saja. Ia pun menyusul Alvin.
"Al, dengerin aku dulu napa. Cuek banget sih, kamu ke aku,"
Alvin diam.
"Alvin! Kamu dengerin aku nggak?!"
Alvin memberhentikan larinya.
"Lo mau ngomong apa ke gue? Cepet. Gue nggak ada waktu."
"Sebentar malam, kamu lagi sibuk nggak?"
"Nggak. Kenapa?"
"Jam delapan malam nanti, temenin aku ke La Rambla yuk"
Alvin mengernyitkan keningnya.
"Apa itu?" Tanya Alvin.
"La Rambla itu tempat wisata yang ada di kota ini. Temenin aku ya Al. Pliss.. 😩"
Karena tak tega dengan ekspresi wajah Sila, tidak ada cara lain selain mengiyakan ajakan Sila. Lagi pula, Alvin juga mesti menyesuaikan diri di lingkungan Spanyol ini. Dan juga perlu mengetahui tempat-tempat yang selalu menjadi obyek wisata dari Spanyol ini.
Sila sangat bahagia ketika Alvin menyetujui ajakannya.
"Nggak ada lagi kan?" Tanya Alvin.
"Oh iya, kamu nggak ada niatan gitu tanya-tanya ke aku."
"Tanya apaan?"
"Dimana aku nginap sekarang gitu."
"Ngapain juga gue mesti tanya. Nggak penting menurut gue. Udah, waktu gue dah terbuang sia-sia denger lo ngomong," Alvin pergi dari hadapan Sila.
Sila mengerucutkan bibirnya dan berkata, "JANGAN LUPA YA, AL. JAM 8! AKU TUNGGU LOH.
Alvin tidak menoleh sama sekali. Padahal Alvin sebenarnya mendengar. Cuma, ia sedang malas meladeni gadis pecicilan itu.
To be continued
Jangan lupa vote 🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KITA
RomanceBerusaha berjuang dan mempertahankan. Tapi hasilnya??? Apa harus diakhiri begitu saja atau tetap yakin kalau semuanya akan baik-baik saja?