13

247 18 2
                                    

Kamu adalah bukti..
Dari cantiknya paras dan hati..
Kau jadi harmoni saatku bernyanyi..
Dalam gelap terangnya hidup ini..🎶
..

🐣🐣🐣

Tak kurang dari 10 menit, sebuah mobil menawarkan tumpangan berbayar padanya.

Fahri menaiki mobil yang disebut angkutan umum itu. Dia duduk diantara ibu-ibu yang terlihat membawa belanjaanya seperti seusai berbelanja dipasar. Fahri tak peduli dengan tatapan yang terkadang terlontarkan sesekali untuk dirinya. Mungkin~ karena Fahri tampan ? Atau karena~penampilannya yang terlihat berandalan ? Fahri tak peduli akan hal itu.

"Kiri,bang !" teriaknya ketika sampai didepan gang menuju rumah nya.

Ckiit.
Suara rem angkutan umum itu terdengar diberbagai gendang telinga penumpang yang menaiki mobil itu.

"Lain kali bilang nya jangan mendadak dek. Bahaya !" kesal pak supir itu saat Fahri memberikan uang ongkos perjalanannya.

Fahri hanya tersenyum tanpa merasa bersalah atas apa yang dilakukannya saat tadi. Padahal, itu bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Fahri menyembrang dan berjalan menelusuri gang untuk memberikan obat itu pada ibunya.

"Fahri ! Kamu lama sekali sih !"

"Maaf,ma. Kan tadi Fahri bilang, kalo disana gak ada angkutan umum.!"

"Yaudah, iya,iya. Sini obat nya. Mama mau minum obat dulu !" ucapnya membuka tangannya.

Fahri memberikan obat itu pada ibu nya. Dan duduk di karpet polos yang terhampar di ruang televisi. Fahri tak peduli dengan kejadian tadi. Tapi, pikirannya tak bisa membohongi hati nuraninya. makanya, kini Fahri terlihat gelisah walau ia sudah mencoba melupakan kejadian tadi siang.

Argh.. Kenapa Fahri bisa seperti ini ?

🐣🐣🐣

Aisha duduk termangu. Entah apa yang dipikirannya saat itu, sampai tak menyadari kehadiran Romi di sampingnya. Yang sedang melihat Aisha yang termangu sejak tadi.

"Ehm.." sebuah dehaman dilontarkan Romi untuk mengaburkan apa yang dipikirkan saudaranya. Namun, tak sama sekali ada pergerakan pada Aisha.

"EHHMM.." suara dehaman yang dilontarkan Romi itu membuat Aisha menyadari keberadaan Romi saat itu.

Aisha mengerjap. Ia berusaha menetral kan kembali pikirannya.

"Kau mikirin apa sih Aisha ?" Di jawab dengan gelengan cepat dari Aisha.

"Kalo ada masalah, bilang aja !" rayu nya. Tapi Aisha tetap menggeleng dan bersikeras tak menceritakan apa yang sedang ia pikirkan.

"Yaudah, gak papa kalo kamu gak mau cerita ke om.!"

Sebenarnya ada rasa sedikit bersalah Aisha pada Romi. Tapi berhubung, ibu nya tak mengijinkan nya untuk bercerita apa pun pada Romi, ia tak bisa apa-apa.

"Oh,iya. Kamu udah makan belum ?" dibalasnya dengan anggukkan.

"Syukur deh, besok kamu pulang ya?" Aisha menganggukan kepalanya.

"Om kesini karena ada yang ingin om sampaikan.!"

Aisha mengangkat dagunya dan memiringkan kepalanya sebagai tanda apa yang ingin disampaikan om nya itu.

"Jadi, maafin om,ya.. Om gak bakal bisa temuin kamu lagi !"

Seakan hati Aisha berkata 'kenapa, om ?'.

Tapi apa daya Aisha yang tak bisa lagi berkata hanya bisa menunggkapkan nya dengan ekspresi dan gerakan yang bisa dimengerti om nya tersebut.

"Om,harus pergi untuk menemui orang yang telah menolong om, saat kecelakaan dulu ! Dan om diminta orang tersebut untuk menemaninya dan mengurus semua harta warisannya. Karena om sudah di anggap sebagai anaknya sendiri dan menikahi anak tunggalnya. Dan tinggal selamanya. Om bingung harus terima atau menolaknya. Jadi, om harus tinggal da sana selamanya. Dan mungkin om akan berusaha agar om bisa menemui kamu walau hanya beberapa tahun sekali !" jelasnya panjang lebar.

Aisha mangut-mangut mengerti, ia sejujurnya sedih dengan ada nya berita demikian. Ia sangat terpukul atas berita yang tiba-tiba datang ketika keadaannya yang tak kondusif ini.

Aisha mengambil buku di mejanya dan menulis 'aku ikhlas kok,om. Yang penting, om baik-baik saja disana !'

"Yaudah, om pamit ya.. Assalamualaikum!" ucapnya sambil menutup pintu itu walau  hati nya sedang tak kondusif dan memberontak untuk tidak meninggalkan Aisha sendirian.

Aisha tak merasakan sebuah bulir air dari matanya itu turun. Aisha mengusap air matanya halus. Tapi, apa daya hati yang sedang dilanda kesedihan, Aisha yang tak hingga Aisha yang tak mudah menyembunyikan kesedihannya pun kini meneteskan air matanya.

Hiks,hiks hiks..
Segukan tangis nya membuatnya sulit menetralkan kembali agar tak ada yang tahu dengan semua ini.

Ya Allah.. Kuatkanlah hati ini. Tegarkanlah hati ini. Agar bisa menjalani kehidupan tanpa memikirkan hal yang membuat hamba sedih. Ya Allah, bantulah hamba untuk bersabar dan menerima semuanya dengan ikhlas.. Hamba yakin ya Allah, jika suatu saat nanti akan ada kebahagiaan yang menunggu hamba .. Engkau maha adil ya Allah..

Tes
Tes
Tes
Airm matanya kembali mengalir dan membasahi cadar yang di pakainya. Aisha benar-benar sedih harus kehilangan orang yang menyayanginya setelah ayahnya pergi.

.
.

Makasih banyak sudah membaca. 💕💕 jangan bosan2 untuk baca cerita amatiran dariku.

Ah...  Maaf Sudah dulu ya partnya.. Aku lanjut kembali ke update an yang selanjutnya.. Jangan lupa vote and coment. Gak usah sungkan bila ada typo atau apapun itu, kalian boleh komen sepuasnya kok.
👣👣
Salam manis dari author untuk pembaca
Jangan lupa baca  القران  juga ya..

Lopp yuu...😘😘

I Can't Speak (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang