7

306 21 0
                                    

Aisha masih menutup matanya. Tangan nya yang tadinya tertutup mansetpun sudah tak lagi dipakainya. Sebuah jarum kecil masuk pada kulitnya. Cairan putih bening itu masuk pada tubuhnya dengan sengaja.  Cadar yang dipakainyapun tak lagi dipakai, hanya sebuah alat pembantu pernafasan yang menutupi hidung dan mulutnya dan mengalur oksigen dari tabung besar disisinya.

"Bagaimana keadaanya dok ?"

"Mohon maaf bu, keadaanya masih kritis. Tapi, sebelum nya, apakah anda tau ia mempunyai penyakit maag kronis ?"

"Em, ng nggak tau dok !" bohongnya.

"Oh. Baiklah bu. Saat ini'kan ibu sudah tahu, maka ibu harus kasih dia makan yang teratur ya.. Dia juga harus banyak istirahat.. Terus saat ini dia kekurangan banyak darah. Apakah darah ibu sama dengan darah nya ?"

"Dia darahnya apa dok ?"

"AB.!"

"Maaf dok saya A adiknya A. Ayahnya AB tapi.."

"Tapi kenapa ?"

"Ayahnya sudah tiada dok !"

"Oh begitu. Maafkan saya. Persediaan darah AB kami sudah habis dan barusaja kami memberikannya pada orang yang kecelakaan kemarin !"

"Tapi bu, saya akan berusaha untuk mencarinya dirumah sakit lain."

"Duh.. Gimana ini ?" ucap ibu Aisha pura-pura khawatir.

"Tenang kak. Aku akan berusaha semakasimal mungkin !"

"Anda cari darah AB ?" tanya seseorang pada mereka.

"Kamu siapa ?"

"Kamu tak perlu tau siapa saya. Namun, saya bisa bantu dengan beberapa syarat !"

"Tak perlu !" ucap Romi cepat.

"Oke. Kalo anda butuh, hubungi nomor telpon saya !" ucapnya sambil memberikan secarik kertas berisi data diri orang tersebut. Namun, tidak tertera nama pada kertas tersebut.

"Romi.. Kenapa kamu nolak ?"

"Aku tak ingin dia terlibat dalam masalah keluarga kita !"

"Yaudah. Terserah kamu ! Kakak mau pergi merapihkan yang dibutuhkan."

"Iya. Aku tunggu disini kak !"

Ibunya Aisha tak peduli pada adiknya itu.

Tiba-tiba lelaki yang sempat menawarkan diri itu datang kembali.

"Kalo anda mau nerima semua persyaratan yang diajukan akan saya tambah dengan uang perbulan. Bagaimana ? Mau tidak ?"

Ya Ampun.. Ini gimana.. Gue juga pengen kalo kek gitu.. Tapi, ini resikonya besar.

"boleh saya pikirkan dulu ?"

"Silahkan !"

"Pak, apa anda tau kekurangan anak saya ?"

"Saya tau kalo dia tunawicara,bukan ?"

"Iya,pak !"

"Yaudah, saya pamit ! Tapi jika ingin anak kamu sembuh, harus secepatnya beri jawaban !"

"Baik pak !"

...

Sekian dulu ya guys..

Makasih yg sudah baca dan menunggu..

Salam dari author

Sedikit sedikit dulu ya guys.. Nanti juga lama-lama kata perkatanya aku tambahkok..
Sebelumnya,  aku berterimakasih ... Banget... Sama kalian yang udah baca cerita ini.  Aku tuh, seneng.. Banget kalian pd baca cerita ku..

Maaf kalo tidak memuaskan..

Mohon dukungannya ya guys..

Mohon doa nya juga, guys. Semoga cerita nya bisa tamat dengan cepat.. Aamiin..

Silahkan vote and coment.. Terima masukan dan saran..

Tunggu kelanjutannya ya, guys ..
See you

I Can't Speak (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang