17

217 15 0
                                    


Fahri menarik tas Aisha yang tak berdosa itu untuk dikeluarkannya semua isi dari tas tersebut. Namun sebuah tangan mencegahnya untuk melakukan hal itu.

"Cukup Fahri !" ucapnya membela Aisha.

"Ma.Ma..ma..mama  ?" ucapnya heran.

"Jadi gini kelakuan kamu disekolah. Ole, tidak apa-apa. Tapi tunggu waktu yang berputar. Ingat itu !" ujar nya sambil menjewer telinga Fahri dan dibawanya keruang guru.

Aduh, apes gua ! Sesalnya dalam hati.

Aduh,ma.. Sakit!" ujarnya manja.

"Diem !" bentaknya.

Setelah sampai di ruang kepsek, ibu nya Fahri dan Fahri duduk dihadapan kepala sekolah dan mengungkapkan niatnya untuk memberikan pelajaran lebih agar nilai UN nya bisa bagus.

"Oh, begitu. Tapi, kenapa tidak mencari guru les ?"

"Saya tidak punya uang untuk membayarnya"

"Yaudah. Nanti saya bicarain sama guru yang siap ajah,bu. Masalahnya jarang orang yang mau tanpa dibayar."

"Baik, terimakasih pak. Saya pamit dulu ya, pak !"

Seusai itu, ibu nya pamit.

"Ma, jangan kayak gitu dong. Fahri malu !"

"Kamu nya juga. Gak mau di omongin !"

"Kamu harus bisa dapat beasiswa ke Dubai. Mama pengen ke Dubai"

"Tapi,ma... Kenapa bilang gak punya uang ! Bukankah kita mampu !"

"Iya, kita mampu. Tapi, ingat ! Kakakmu pun bakal menikah. Ia butuh modal untuk itu !"

"Iya,ma. Maafin Fahri" ucapnya sambil memeluk ibunya.

"Udah,sana. Belajar yang rajin !"

"Iya,ma!" ucapnya sambil meninggalkan ibunya untuk kembali ke kelas nya.

🐣🐣🐣

Aisha duduk di perpustakaan hanya sekedar mencari buku untuk referensi belajarnya.

Ia melihat geng perempuan yang selalu membuli nya, ia menatap Aisha yang sedang mencari buku. Mereka menghampiri Aisha.

"Hay, gagu ! Lagi apa nih ?"

"Ya, gak bakal bisa jawab lah !"

"Aisha, tolong ambilin buku Ensiklopefia dong. Yang itu !" ucapnya menunjuk ke arah buku di tas kepalanya. Aisha tanpa pikir panjang, membantu mereka.

Aisha menaiki tangga untuk mengambil nya. Aisha memegang buku tebal itu, tapi tiba-tiba..

Brakk..
Tangga itu difoyang kan oleh mereka hingga Aisha jatuh dan sedikt lecet karena terkena goresan dari tangga itu. Untungnya, tangga itu tidak jatuh padanya. Namun, buku tebal itu jatuh di kakinya hingga sedikit sulit untuk berdiri.

Mereka tertawa melihanya, lalu beranjak pergi meninggalkan Aisha sendirian.

Aisha yang belum selesai pun langsung bangkit dengan kaki yang sedikit sakit itu. Ia berjalan sedikit terpincang-pincang karena easa sakit yang di rasakannya.

Tiba-tiba seseorang memasuki perpustakaan itu.

"Haha . lo napa ? Kok kayak pincang !" Aisha yang mendengarnya langsung duduk dan membaca buku yang sudah ia cari tadi

"Eh, iya,ya. Lo kan gagu. Mana mungkin bicara !"

"Eh, gue lagi baik nih. Lo mau pulang bareng nggak ?" Aisha menggeleng da beranjak pergi sebelumnya memasukan buku perpustakaan untuk membacanya di rumah.

Tapi, saat berjalan, Fahri tetaplah mengikutinya. Hingga, terjadi sesuatu yang mengagetkan.

Set.
Fahri menangkap tubuh Aisha yang akan terjatuh itu. Tanpa basa-basi, Fahri langsung menyimpan tangan aisha di pundaknya dan membantunya berjalan.

Aisha tahu, ini dosa. Tapi, mau bagaimana lagi ? Semua murid tak akan ada yg peduli terhadapnya. Laila dijemput, dirinya hanya menunggu angkutan umum. Tapi, dari kejauhan ia melihat mbak Nahro membawa motor untuk pulang .

Aisha yang melihat dari kejauhan mulai tersenyum walau tak terlihat karena cadarnya.

Fahri mengantar nya di depan mbak Nahro.

"Ada apa ni de ? " tanya Nahro pada Fahri.

"Saya gak tau mbak. Yang jelas, saat saya ksana udah kayak gitu !"

"Oh, gitu makasih ya..!"

"Iya, sama-sama ! Saya pergi dulu ! "

"Iya, silahkan !"

Fahri yang akan pulang pun kini kembali teringat kata-kata dari orang tuanya . ia bertanya-tanya, mengapa harus ke Dubai sih ? Ia masih penasaran. Apa ibunya ingin Fahri membawanya kesana saat wisudaan nanti ?, entahlah, Fahri masih bingung.

Sesampai nya di rumah, Fahri melihat ibunya sedang memasak.

"Ma, mau Fahri bantuin gak ?"

"Gak usah. Sana belajar saja. Terus usulin beasiswanya. Terus belajar bahasa yang dipakai di Dubai"

"Yah,bu. Kalo Fahri pengen ke Dubai tuh maunya liburan. Bukan belajar. Kalo liburan'kan bisa bawa translator"

"Udah.. Kamu belajar ajah. Nanti masakan nya gosong"

"Iya,dah. Aku belajar !" ucapnya pasrah.
Fahri berjalan dengan gontai. Ia benar-benar tak mengetahui mengapa ibunya menyuruhnya sekolah di Dubai yang padahal, fasilitas diluarnegeri lainnya ada yang lebih bagus dari Dubai.

.
.

Hello Guy's .
Ketemu lagi..
Kira2 apa ya.. Yang membuat ibunya tetap ingin Fahri sekolah di Dubai.?
Baca terusannya yup guys...

Aisha ini akan segera kembali

Love you

...👣👣👣

I Can't Speak (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang