35

171 10 0
                                    

"Ijinkan aku untuk berlibur dinegara seberang untuk menenangkan diri. Boleh?" ujarnya santai.

"Gak papa. Aku setuju asal kamu memanggil kami, umi dan abi".

"Boleh, tapi kalian gak boleh panggil saya Fahri. Karena mulai saat ini, yang boleh panggil Fahri hanya orang yang berdarah Indonesia !" ujarnya tegas.

"Boleh, abi setuju !" ujar Shidiq sambil berjabat tangan dengan Fahri.

"Fahri, apa kamu tak keterlaluan ? Meminta seperti itu !" ujar ibunya tak tega.

"Ah, lebih tega mereka !" ujar Fahri sambil ngeloyor pergi.

"Maafin, Fahri ya..!" Ujar ibunya Fahri ketika di Indonesia.

"Udah, gak papa. Lagian kami wajar kok menerima semua ini.!" ujar sepakat.

"Yaudah, ibu masuk dulu saja. Kita makan bersama ya.. !"

Saat makan bersama, orang yang mencari Fahri dimobil datang. Ia mengatakan tidak menemukan Fahri.

"Syamsi udah dibawa pulang sama Firdaus.." jelas Sharma.

"Kenapa kamu gak bilang Sharma ?" ujar Shina sedikit kesal.

Sharma hanya tersenyum malu.

Sharma menceritakan semua kejadian yang dipinta Fahri pada nya. Shina yang mendengarkan pun, paham atas apa yang terjadi  bahkan dirasakan oleh Fahri. Jadi, ia akan menuruti semua keinginan Fahri asal ia benar-benar bisa di percaya dan menerima nya dengan ikhlas hati.

"Yaudah, nanti akan ku kirim uang ke rekening Syamsi secepatnya !" ujarnya sambil melangkah ke arah tempat makan.

Mereka makan bersama. Dengan hening tanpa ada suara sedikitpun. Benar-benar canggung.

Sharma membuka suara.

"Syamsi, kamu tidur sama Qosim lagi gak papa ?"

"Yaudah, gak papa. Asal dia di kasur bawah." pintanya.

"Gak usah,mi. Aku di kamarku yang dulu saja !" ujar Qosim menyelak.

"Yaudah. Terserah kalian. Umi sama abi setuju aja. Selagi tempat masih ada, kenapa enggak ?" ujar Shidiq.

...

Pagi ini, Fahri membereskan barang-barang ibunya untuk mengantarnya ke bandara.

Semua orang ikut bergegas membantu dan ikut mengantarkan nya hingga penerbangan.

"Fahri ! Mama nunggu di dalem mobil ama yang lain. Cepetan sedikit ! Penerbangan 20 menit lagi !" ujarnya sambil teriak.

"Iya,ma bentar. Ini ngambil koper mama dulu yang merah !" ujarnya sambil menarik koper merah ibunya.

"Mau dibantu tidak Syam !" tawar Shina selaku kakeknya.

"Gausah,kek. Aku bisa sendiri !" ujarnya sambil menaiki koper yang merah ke bagasi mobil yg lumayan luas.

Fahri menaiki mobil tersebut. Sedang Qosim, ia menyetir sebagai supir gratis. Setelah sampai bandara dan akan berpisah, ibunya Fahri memeluk erat Fahri.

"Fahri, mama minta maaf ya..  Atas semua kesalahan mama ! Mama gak bisa selalu ada di Dubai ! Mama ada Fazri kok. Kamu gak usah khawatir !" jelasnya sambil memeluk Fahri erat.

"Maafin Fahri ya,ma.. Fahri juga gak bisa tinggal di Indonesia.. Fahri gak bisa buat mama bahagia !" ujarnya sambil memeluk ibunya erat dengan tangis pecah yang membasahi pipinya.

"Kami juga berterimakasih sama ibu !" ujar Shidiq.

"Bu, ini sedikit dari kami !" ujar Sharma sambil menyodorkan selembar cek yang bertuliskan Rp 30.000.000 dan tentu saja ini membuat ibunya Fahri dan Fahri melongo melihat nominal angka yang tertera.

I Can't Speak (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang