24

167 13 0
                                    

Happy reading guys..😍🤗😘

..
. . ..

"Pak Ardi dan nak Aisha ! Terimakasih banyak !" ucap Warman selaku supir mobilnya.

"Iya, saya juga tuan, nyonya. Terimakasih banyak !" copas Nahro untuk majikannya.

"Saya juga terimakasih tuan, nyonya !" ikut  Ila dan Lylu serempak.

"Gak usah terimakasih " ucapnya lembut.

"Saya ikhlas kok. Ya'kan Sha ?" tambahnya dan di akhiri dengan pertanyaan pada Aisha.

Aisha menganggukan kepalanya.

"Tuh,kan ! Sudahlah. Sudah malam, cepat lah tidur agar nanti tidak kesiangan."

"Baiklah !" ucap mereka serempak kemudian kembali ke kamarnya masing-masing.

Aisha merebahkan tubuhnya dikasur. Ia mengambil sebuah buku kenangan di laci ranjang nya.

Semoga kau baik-baik saja disana !. Doanya disaat melihat album SMP nya.

Semoga Allah melindungimu dimana pun kau berada. Harapnya kembali.

Astagfirullah. Ampuni aku Ya Allah! Aku bisa-bisa nya memikirkan seseorang yang belum muhrim. Astagfirullah hal adzim. Ampuni aku Ya Allah. Sadarnya saat memikirkan dan melihat poto itu terus menerus apalagi, hingga membuat Aisha menyunggingkan bibirnya tanpa titahnya.

Duh, Aisha.. Sadar.. Aku harus tidur ! Aku harus istirahat. Gumamnya dan mencoba menyimpan poto itu kemudian tidur. Tapi nyatanya, pikirannya hanya terputar memori melihat poto manusia ciptaan Allah yang tampan itu, membuat nya tak bisa tertidur. Aisha membaca doa lagi dan meminum obat tidur agar tertidur hingga terbangun di sepertiga malam.

Aku harus bangun di sepertiga malam. Tekadnya sebelum tidur.

🐣🐣🐣

"Pak, tolong kumpulin semua orang dirumah ini, kumpul di ruang tamu ! Sekalian sama kopi nya satu !"

"Iya,tuan !"

Warman yang kerap disebut 'pak' pun melangkahkan kakinya kearah dapur.

"Nahro !" panggilnya. "Buatin kopi tuh buat  tuan Ardi !" suruhnya.

"Dimana ?" tanya Nahro pada pria paruh baya tersebut.

"Di ruang tamu ! Sekalian mau kumpul juga disana !"

"Ada apaan ya ?" tanya nya.

"Tau !" ucapnya sambil mengangkat kedua bahunya.

"Hfftt" ia menghela nafas berat. "Ya udah, iya." tambahnya.

Pria paruh baya itu kembali melanjutkan tugasnya untuk memberitahu yang lainnya. Kali ini, tujuan selanjutnya ke kamar Aisha.

"Assalamualaikum ! Nyonya !" panggilnya.

Terdengar suara pintu yang berderit di dalam kamar.

Kriet
Terbukalah pintu tersebut. Seorang gadis tersenyum padanya sambil memberikan nya secarik kertas yang bertuliskan 'ada apa,pak?.' warman yang membaca tulisan tersebut langsung menjelaskan maksud kedatangannya.

"Maaf, tadi tuan Ardi menyuruh kumpul dibawah, di ruang tamu !" dijawab anggukan mantap dari Aisha.

"Yaudah, saya turun dulu nak Aisha !" pamitnya pada Aisha.

I Can't Speak (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang