28

150 8 0
                                    

Seusai menyebar undangan, mereka makan bersama  di rumah Ardi. Diselingi canda dan tawa yang berasal dari perdebatan antara Ardi dan Fazri yang tiada habisnya.

"Faz, itu tuh...!" ledek Ardi sambil menunjukan bola mata hitamnya dan alis tebalnya ke arah Lylu.

"Apaan sih !" kesalnya.

"Ciee.. Baper niee .." ledek Ardi hingga membuat Lylu membuka mulut.

"Kalo makan jangan ngobrol,tuan .." sindirnya.

"Haha.. Keselek baru tau rasa lu..!" harapnya.

"Uhuk uhuk.." Suara batuknya lantang membuat sebagian orang yang melihatnya sedikit panik terkecuali Fazri. Dia hanya tersenyum menahan tawa melihat Ardi terdesak. "Minum,minum ! Uhuk uhuk" pintanya walau masih saja terbatuk-batuk karena tersedak tadi.

Laila menyodorkan gelas berisi air putih pada Ardi. Hal ini tentusaja menunjang kontroversi yang melihatnya. Apalagi Fazri yang sempat di ledeknya,  membuat sebuah ide muncul dan timbul pembalasan dendam atas perbuatannya.

"Kualat luh !" ejeknya.

"Ealahh.. Cocwit..!" sindir Lylu.

Drama ejek mengejek dimulai. Membuat gelak tawa pecah di meja makan tersebut.

Allahu Akbar, Allahu Akbar..

Candaan mereka berhenti ketika suara Adzan berkumandang.

Lailaha illallah

Setelah Adzan berhenti berkumandang, mereka serempak berjalan ke arah kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan akan salat berjamaah di aula rumah ini. Rumah luasnya tak hanya menyimpan aula di lantai tiga. Tapi juga, menyimpan kolam berenang di belakang rumah nya.

🐣🐣🐣

"Fahri, ada yang ingin kami tanyakan padamu,nak !" ujar kakek Shina selaku ayah nya Shidiq.

"Iya,kek. Tanyakan saja !" jawabnya santai.

"Dimana tanda lahir mu ?" tanya nya.

Pertanyaan itu membuat Fahri heran dan bertanya-tanya.

Apa-apaan ini ! Kenapa kakek ini nanya itu ?buat apa coba. Gumamnya terheran-heran.

"Fahri. Ditanya, Jawab donk !" titah Sharma.

"Huftt " helaan nafas nya begitu berat. Seakan-akan malas untuk menjawab hal yang pribadi baginya itu.

"Em.. Di bahu.!" timpalnya dengan sedikit menyembunyikan kemalasannya untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan Shina itu.

"Apa ?!" kagetnya. "Benarkah ?" Fahri mengangguk.

Seketika Shina memeluk Fahri erat.

Fahri benar-benar dibuat bingung oleh suasana saat ini. Fahri tak tinggal diam, ia pun berterus terang pada Shina untuk meminta jawaban, mengapa menanyakan demikian.

"Apa maksud kakek Shina? Saya tak mengerti mengapa kakek memeluk saya seketika ? Emang nya kakek kenal saya ? Mengapa kakek seakan-akan tau tentangku ?" tanyanya panjang kali lebar.

"Hmm.. ayah !" sela nya, saat ayah nya akan angkat bicara.

"Ada apa Shidiq ?" tanya nya pada anak nya yang sedang terlihat gugup dan bercucuran keringat dingin dengan wajah nya yang pucat pasi.

I Can't Speak (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang