18

213 15 0
                                    

Fahri yang tersadar bahwa yang dikatakan ibunya adalah benar. Ia yang dalam posisi tertidurpun bangkit dan mengambil uang di dompetnya untuk membeli kamus guna mempelajari bahasa yang digunakan oleh negara Dubai.

Fahri mengambil jaket yang selalu ia pakai kemanapun. Kali ini Fahri tidak ingin meminjam motor punya kakaknya.

Fahri menyebrangi jalan untuk menunggu grab yang ia pesan menjemputnya.

Tak lama dari itu, sebuah grab menemui nya.

"Dengan mas Fahri ?"

"Ya , saya sendiri !"

"Silahkan naik mas !" tanpa menghabiskan waktu, Fahri menaiki motor dari grab tersebut.

"Mang, antarin saya ke toko buku didekat tukang sepatu !"

"Iya,mas !"

Memang, jaraknya tidak sejauh ia ke rumah sakit Rindu Ibu. Tempat dimana ia membeli obat ibunya diwaktu itu.

"Sampai mas !"

"Nih ! Makasih ya !" tukang grab itu tersenyum dan pergi.

Fahri bertanya pada bapak penunggu dan penjual dari toko buku tersebut.

"Pak, ada kamus bahasa yang sering digunakan diDubai ?"

"Masuk dan duduk dulu , dek !" Fahri menganggukan kepalanya dan duduk di tempat dimana bapak itu menyuruh.

"Ini,dek !" sambil menyodorkan kamus yang besar dan beberapa kamus kecil yang berisi tataletak dan tata bahasanya.

"Semua ini berapa ?"

"200.000 saja.!"

"Tak bisa kah dikurangi ?" tawarnya.

"Tak bisa !"

"Ya sudah. Ini pak. !" sambil menyodorkan uangnya pada penjual tersebut. Dan diterima olehnya.

"Baiklah, biar saya bungkus !" ucapnya sambil ngeloyor pergi mengambil plastik yang sangat pas. Hanya dengan melihat atasnya, sudah terlihat lembar perlembar bukunya walaupun plastik bawaan dari buku itu sedikit rusak.

"Terimakasih." ucap Fahri sambil mengambil buku itu dan menunggu angkutan umum.

Uangku habis demi mama !. Gerutunya.

Tak berapa lama, hujan turun. Fahri yang membawa bukupun kemudian kembali ke toko buku tersebut. Fahri masuk ketoko itu untuk menitipkan bukunya agar tidak kebasahan karena hujan tiba-tiba saja turun. Ia berjanji akan kembali keesokan harinya untuk mengambil buku tersebut.

Fahri memohon pada penjual tersebut dan diakhiri dengan anggukan penjual itu sebagai tanda setuju akan penitipan bukunya.

Fahri kemudian keluar dari toko buku tersebut dan berlari kearah jalan untuk kembali ke rumah nya walaupun hujan masih mengguyurnya. Ia benar-benar ingin ke rumah nya. Lagipula, dihujan yang tidak kecil ini mana mungkin ada angkutan umum untuk dinaikinya.

Mama,mama.. Apa sih yang mama sedang sembunyikan dariku dari Negara Dubai itu. Apa sih yang buat mama bersikeras ingin anakmu ini meneruskan sekolah ke negeri Uni emirat arab ini.. Pikirnya tak mengerti.

Awalnya Fahri tidak peduli tapi ia yakin bahwa ibunya menyembunyikan sesuatu di balik negara tersebut. Ia bertekad untuk belajar mati-matian hingga lancar menggunakan bahasa tersebut.

Hari ini diisi oleh belajar dan belajar. Fahri yang biasanya ke kantin dan banyak menjahili Aisha pun kini hanya duduk dan menghapal kata perkata. Melihat hal itu, membuat temannya dongkol. Akhirnya mereka sendiri yang menjahili Aisha. Fahri yang melihat nya, tak peduli dan cuek pada dunia sekitar yang sekarang melihatnya aneh.

Hari pertama dan kedua, Fahri masih menjahili Aisha hingga menggoda cewe-cewe di kantin. Dan belajar di rumah walau hanya satu jam.

Dihari ketiga sampai kelima, Fahri tak lagi menjahili Aisha. Ia mulai fokus pada cita-cita ibunya yang ingin anaknya sekolah diDubai. Namun masih saja ke kantin untuk  menggoda beberapa cewe yang sedang makan di kantin.

Dihari ke enam dan ke tujuh, Fahri tidak ke kantin dan membiarkan ocehan semua orang menyuruhnya untuk menjahili Aisha dan menggoda cewe yang sedang makan di kantin. Ia tetap pada posisinya dan mulai membaca kembali buku yang mengalihkan semuanya hanya untuk ibunya.

Dihari ke delapan sampai ke sebelas, telinga Fahri tidak lagi panas dengan ocehan mereka. Fahri mulai fokus ia tak peduli jika kini temannya menjahili Aisha. Ia hanya terfokus pada bukunya dan sudah menghapal bahkan memahami tatabaca dan letaknya.

Tak cukup dua minggu, Fahri sudah fasih dan hafal dari bahasa yang digunakan oleh oleh orang-orang di Dubai.

Disisi lain, Fahri yang memiliki ingatan kuat pun menjadi memiliki tekad yang lebih kuat agar bisa menemukan jawaban dari teka-teki yang ibunya berikan. Walaupun, bukan sebuah teka-teki, tapi Fahri menganggap ini adalah teka-teki untuk diselesaikan nya dan akan terjawab sudah jika ia ada di Dubai. Negara yang makmur dan maju itu akan ditaklukkan nya secepatnya.

Sebenarnya, ia ingin bertanya tentang Dubai ke kakaknya, tapi ia malah lebih sering mengalihkan topik pembicaraan.

Hanya dengan enam minggu saja, Fahri telah lancar menggunakan bahasa itu dan mampu menguasainya. Fahri mulai mempelajari beberapa pelajaran yang akan menjadi tes jikalau ia mengambil jurusan di Dubai.

Hello guys.. Ketemu lagi nih..
Thanks for reading.. Ya, guys.. Terimakasih kalian udah rela menunggu dari jaman onta sampe toyota
Jgn lupa vote and komen ya, guys..

Maaf bnyk salah, karna saya hnyalah penulis amatiran.
#alahh.. Kok lebay ya ?

Pokoknya, seneng deh kalian mampir..
Tinggal nunggu next chapter..
See you again .. Ya guys..

Ketemu lagi di part berikut nya ya guys.

#755

I Can't Speak (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang