Tepat pukul tiga malam, Aisha bangkit dari tidur nya. Ia berjalan kearah kamar mandi untuk melakukan shalat sunah tahajud.
Dan berdoa :
Ya Allah.. Ampunilah dosa-dosa hamba..dosa keluarga hamba, guru-guru hamba, dan muslim wal muslimat.
Ya Allah.. Terimakasih atas segala nikmat yang Engkau berikan pada Kami semua.. Ya Allah.. Bantulah hamba untuk tetap berada dijalan-Mu.. Berilah hamba kekuatan untuk terus menjalani hidup ini, ya Allah..
...
...
..
Aamiin ya Robbal Alamin.. Ucapnya diakhir doanya.Disaat doa yang ia panjatkan itu tersampaikan, Aisha sebenarnya menangis. Mengapa harus ia yang mendapat kekurangan ini ?, tanya nya. Namun, itu semua tak berangsur lama. Ia tetap berada di posisi awalnya. Aisha kembali menatap ruangan besar yang kini ia tempati. Walau terasa asing, namun itu semua tidak membuatnya lupa akan puji syukur nya kepada Illahi Robbi pencipta alam semesta. Ia lantun kan dzikir dimulutnya berulang kali.
Seusai 20 menit ia berdzikir, bibir kembali bergerak untuk melantunkan ayat suci Al-Qur'anul karim yang setiap hari dimanapun dan kapanpun selalu ia bawa untuk melampiaskan rindunya kepada Baginda Agung, Nabi Muhammad SAW.
Ketika jam dan matanya kini tak bisa dikompromi, ia akhirnya tidur dalam posisi duduk bersila namun kepalanya jatuh kelantai hingga menciptakan gaya layaknya sujud.
Tanpa tersadar, seseorang membangunkan nya karena waktu menunjukan untuk shalat subuh. Jantung Aisha terlonjak saat ada seseorang yang membangunkannya.
"Ah, maaf. Aku membuatmu kaget. Tapi ini sudah masuk waktu subuh, nyonya !"
Seakan-akan mengatakan "Ah, benarkah ?", Aisha menampilkannya melalui ekspresinya. Namun untung saja dari raut mukanya, asisten rumah tersebut tau jika Aisha terlihat linglung.
"Benar nyonya.!" Aisha bangkit dan mengambil buku. Tapi, dengan cepat asisten rumah itu mengambilnya dan memberikan nya pada Aisha.
Sret sret.
Aisha menulis sesuatu untuk membuat asisten itu mengerti."Tapi, kok kakak bisa tau saya setiap hari salat subuh. ?"
"Karena, tuan Ardi bilang kepada saya, ia menyuruh mengingatkan nyonya diwaktu salat wajib.
'Oh,gitu !' tulisnya lagi.
" baiklah, saya tinggal dulu nyonya. Saya mau salat !" Aisha menjawabnya dengan anggukan.
Aisha bangkit dari duduk nya, ia berjalan cepat ke arah kamar mandi pribadinya yang letak nya masih diruangan kamarnya.
Seusai rapi, kini Aisha berlanjut ke ruang makan untuk sarapan bersama.
"Ayo, makan ! Biar pas sekolah gak ada halangan apa-apa." Aisha menganggukan kepalanya dan tersenyum.
"Oh,iya. Kenalin, ini asisten di rumah ini. Kamu belum kenal'kan ?" Aisha menggeleng.
"Silahkan kenalan mulai dari kanan !"
Para asisten itu menganggukan kepalanya."Nama saya masayu nayla, panggil saja mbak ila"
"Nama saya Nahro Julaeha, panggil saja mbak Nahro."
"Nama saya lylu Arini, panggil saja mbak lylu" (dibaca lilu)
"Nama saya Punawarman, saya sebagai supir. Anda boleh panggil saya pak Warman !"
"Udah kenal kan ? Kamu sekarang diurus sama mereka. Jangan lupa namanya ! Oh, iya. Penjaga kebun belum datang. Ia datang seminggu sekali"
Aisha menganggukan kepalanya dan membuat tanda oke melalui jari tangannya dengan senyum yang tertutup cadarnya.
Aisha berangkat sekolah diantar mbak Ila yang bertujuan kepasar.
Semua orang yang melihatnya terheran-heran melihat Aisha turun dari mobil yang dibawa mbak Ila untuk berbelanja banyak. Karena akhir bulan, mbak Ila saat nya membeli barang belanjaan setiap bulannya. Seperti : Minyak goreng, gula, teh, kopi,dan lain-lain.
"Mbak pamit dulu, ya. Nanti pak Warman kalo nganggur suruh jemput kamu !"
Aisha menganggukan kepalanya dan meraih tangan mbak Ila untuk menyalaminya kemudian pergi.
"Eh, temen-temen. Ada yang baru turun dari mobil bagus nih !"
"Siapa... Yaa?" ucap mereka dengan lirikan tak suka.
"Itu tuh, sigagu. Masa, turun dari mobil bagus terus salaman segala sama yang nyetirnya.!"
"Aelah.. Dia'kan caper!" celetuk salah seorang itu.
"Mungkin dia jadi pembantu di rumah orang tadi kali !"
"Hahaha.." gema tawa mereka terdengar ditelinganya. Aisha tetap melanjutkan perjalanannya ke kelas tanpa peduli pada ocehan mereka yang hanya bisa membuatnya sakit hati.
Aisha duduk di kursi biasanya. Taklama, datanglah orang yang selalu membencinya. Ya, Siapa lagi selain Fahri. Ia datang langsung berdiri di depan Aisha. Lalu dipukulnya meja itu hingga Aisha sedikit tersentak. Tapi Aisha tetap kembali menundukan pandangannya.
"Hey gagu.. Boleh minta jawaban PR hari ini gak ?" Aisha menggeleng.
"Kenapa gak mau ? " Aisha tak peduli akan hal itu. Karena Aisha tau, jika PR yang disuruh dikerjakan itu sudah dikumpulkannya kemarin.
Fahri yang melihatnya, menunjukan ekspresi yang tak suka.
"Hey, kalo gue ngomong kedengeran gak sih !" amuknya sambil memukul meja dengan keras. Tapi, Aisha tetap diam dan menundukkan kepalanya.
Fahri sebenarmya salah paham saja. Padahal buku Aisha masih ada di gurunya.
Fahri menarik tas Aisha yang tak berdosa itu untuk dikeluarkannya semua isi dari tas tersebut. Namun sebuah tangan mencegahnya untuk melakukan hal itu.
.
.
.Hayo siapa..?
Penasaran kan ?
Terus baca sampai tamat ya, guys..Hello guys.. Ketemu lagi nih..
Thanks for reading.. Ya, guys.. Terimakasih kalian udah rela menunggu dari jaman onta sampe toyota
Jgn lupa vote and komen ya, guys..Maaf bnyk salah, karna saya hnyalah penulis amatiran.
#alahh.. Kok lebay ya ?Pokoknya, seneng deh kalian mampir..
Tinggal nunggu next chapter..
See you again .. Ya guys..Ketemu lagi di part berikut nya ya guys.
Oh,iya..
HAPPY EID MUBAROK YA, GUYS..
MINAL AIDZIN WALFAIDZIN
MOHON MAAF LAHIR BATINSEE YOU, EMUAACH..
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't Speak (Selesai)
Teen FictionWanita itu benama Siti Aisha Marwah. Seorang wanita yang tidak bisa berbicara sejak kecil. Namun, kekurangan yang ia punya membuat banyak orang membulinya bahkan beberapa anggota keluarganya. Aisha bertekad bahwa kesabaran ini akan membuahkan hasil...