1

873 44 0
                                    

Dipagi buta ini, dia mendapat tendangan dari ibunya. Begitulah cara ibunya membangunkan gadis cantik itu.

"Hahu, haaphu!"
*ibu, maaf bu!"
ucap nya bangun dan duduk tetes demi tetes air matanya mulai membasahi pipinya. Begitulah sikap ibunya di setiap harinya.

"Bangun... Bukannya rapi-rapi rumah.  Malah tidur ." ucap ibunya marah.

Padahal, jam menunjukan 03:30. Gadis itu bangkit mulai mengambil pakaian kotor dan mencucinya di sungai desa sebelah.

Ia harus mencuci itu sendirian dikegelapan malam. Iapun harus mencuci dengan cepat dan bersih. Barulah setelah dicuci dan di jemur, ia kembali kedapur untuk memasak, menyapu, merapihkan rumah dan mengirim makanan kepasar menggunakan sepeda. Barulah setelah itu ia melaksanakan shalat shubuh dan dilanjutkan mandi bersiap-siap untuk sekolah. Sedangkan ibunya, ibunya hanya kembali tidur dan memberi uang Rp.5000 rupiah untuk ongkos Rp.2000 bolak balik menjadi Rp. 4000 dan Rp. 1000 untuk uang kas dikelasnya. Ia tak pernah jajan, ia hanya menggunakan uang berangkat dan pulang dengan berjalan kaki. Uang yang tersisa ia simpan untuk setiap pengeluaran sekolah. Ibunya tak pernah  memberikan uang sepeserpun untuk biaya sekolah nya.

Gadis itu mendatangi ibunya untuk pamit sekolah. Dia membuka tangannya untuk bersalaman.

Plak..

Sebuah pukulan mengenai tangan gadis itu.

"Gak usah sok alim! Kalo mau berangkat tinggal berangkat. !"

"Iha,zhu!"
*iya,bu.!"

Gadis itu berjalan meninggalkan rumahnya dengan hati sedih.

Tes
Tes
Tes

Air matanya kembali mengalir.

Ibu, kenapa ibu selalu membenciku.? Apa salahku bu? Apa aku pernah buat kesalahan pada ibu ? Ibu..  Ibu... Aku ingin merasakan kasih sayangmu yang tak hilang oleh masa. Ucap gadis itu dalam hatinya.

Gadis itu mulai menunggu angkutan umum lewat. Dia mengulurkan tangannya sebagai tanda berhenti.

Tak berapa lama, sampailah di sekolahnya.

"Hihi..hihi !"
* kiri..kiri !"

Pak supir itu berhenti.

"Neng, lain kali bawa temen. Kita kurang ngerti bahasa orang gagu ! " ucap supir itu lalu melaju kembali.

"Eh, eh ! Itu si gagu ! Liat deh !"

"WOY !! Sigagu lewat !"

"Udah gagu ! Pake cadar lagi ! Gimana orang tau kalo lo gagu !"

"Eh, gagu.. Tengok ke ! Budek kali ya ?"

"Tuli kali ! Gak becus banget ! Diajak ngomong malah kabur !"

"Ouh iya ya.. Diakan gagu.. Ya gak bisa ngomong lah !"

"Iya ya ! Haha !"

Gadis bernama Aisha itu tetap melanjutkan jalannya tanpa memerdulikan mereka yang mentertawakannya dan mengejeknya.

Sebenarnya, Aisha sakit hati saat mereka mengejeknya. Namun, apalah daya yang Aisha punya, ia hanyalah seseorang yang tak bisa berbicara dan tak punya hak untuk membalasnya. Hanya Allah sajalah yang akan membalas semua ini.

Aisha hanya berdoa agar mereka dibukakan pintu hatinya dan diberikan hidayah. Aisha tidak peduli, apa pun yang mereka lakukan padanya mungkin ke-khilafan nya. Aisha tak mau membebani dirinya dengan hal yang tak pantas untuk masukan hati. Aisha hanya menganggap bahwa ini adalah cara Allah mengujinya untuk tetap bertahan dalam keadaan apapun dan selalu bersandarkan dirinya kepada Allah agar selalu berada dijalan-Nya.

..

Sekian.. Maaf sedikit-sedikit.. Tapi, semakin kesini, saya akan menambah kata perkatanya.

Saya hanya penulis amatiran. Maaf atas segala kekurangannya..

Jgn lupa vote and coment
.karena vote and coment itu gratis..GRATIS..





I Can't Speak (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang