30

154 9 0
                                    

Kejadian itu, membuat Fahri tak bisa lupa akan bayang-bayang dari sosok yang ada diponsel tersebut. Ia benar-benar tak percaya akan yang dilihatnya tadi. Untung saja ponsel tersebut tidak jatuh. Jikalau jatuh, bakal terkena masalah besar.

Saat ini, Fahri mencoba menetralkan kembali jantungnya yang terasa seperti akan keluar.

"Fahrii !" panggil seseorang diluar kamarnya.

"Argh... Siapa lagi sih. Gak tau aku lagi istirahat napa !" gerutunya.

Kriett
Fahri membuka pintu tersebut. Disana terlihat sosok pria yang berjubah putih dan berikatkan sorban dikepalanya.

"Kau siapa ?" tanya Fahri.

"Saya anak asuhnya Umi Sharma yang tinggal di Qatar untuk menimba ilmu."

"Nanya apa, jawab apa !" gumamnya dalam hati.

Fahri tersenyum dan menyodorkan tangannya sambil mengatakan 'Fahri'.

Oh iya,ya... Tadi'kan dia manggil namaku. Argh... Bego sekali sih. Ucapnya dalam hati.

"Kau boleh panggil saya Kak Qosim !" ujarnya.

"Oh, oke. Kak Qosim, ada apa ya ? Kok jam segini dateng ke kamarku ?"

"Kak Qosim, disuruh tidur di sini !" ucapnya datar.

"What ? Yang bener ajah ! Kan ada kamar lainnya yang kosong !"

"Kan disuruh nemenin kamu !" tukasnya.

"Aku'kan udah gede,kak !" keluhnya.

"Gak boleh,nih ?"

Fahri berpikir sejenak.

Kalo dia disini... Pasti jadi gak bebas ! Tapi, kalo gak diturutin... Ini kan bukan rumahku..." gumamnya dalam hati.

"Gimana ? Boleh gak ?" tanya nya lagi tak sabaran.

"Emang sampai kapan ?"

"Hmm... Sepertinya, 1 bulan. Itu pun kurang lebih !" tuturnya.

"APA ?!" kagetnya.

"Kenapa ? Kok kaget begitu ?"

"Hm. Ti-ti-tidak. Ku kira hanya semingguan!" gugupnya.

"Oh... Begitu. Jadi apa jawabanmu ?" tanya nya untuk ketiga kalinya.

"Ya sudah, iya. Kak Qosim boleh, kok tidur dikamarku !" ujarnya walau hati tak selaras dengan ucapan.

Refleks, Qosim memeluk Fahri seraya mengucapkan 'terimakasih'. Fahri hanya tersenyum kecut.

Karena waktu sudah larut malam, mereka berduapun tidur seranjang berdua. Bukannya bahagia, Fahri kesal saat melihat cara tidurnya yang terlalu memakan tempat. Fahri kaget saat melihat tersebut. Akhirnya Fahri pun berbalik arah ke ruang televisi untuk tidur disofa panjang yang berhadapan dengan televisi.

Fahri merebahkan tubuhnya di atas sofa yang empuk nan nyaman. Dan ia pun tertidur pulas di atasnya.

🐣🐣🐣

"Perhatian-perhatian ! Pesawat yang bertujuan Indonesia-Makkah akan diberangkatkan dalam waktu lima menit ! Diharapkan seluruh penumpang untuk lekas menaiki pesawat !"

Sahutan petugas dibandara itu, membuat mereka tergopoh-gopoh untuk menaiki pesawat tersebut. Untung nya ketika dipemeriksaan, beberapa petugas membantunya hingga mereka tak tertinggal pesawat.

Mereka menempelkan kepalanya dikursi pesawat yang nyaman. Sambil menunggu sampai ditempat tujuan,  diantara mereka ada yang bercanda, makan, bahkan tertidur.

Menunggu hingga sampai ditempat tujuan, adalah hal yang melelahkan. Namun, karena niat untuk menunaikan ibadah umrah, hal itu tidak terjadi. Hal yang disebut melelahkan itu kini berubah menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri.

Saat suara Azan berkumandang dari alarm ponsel Ardi, mereka yang mendengarnya bangkit dari tidurnya untuk menunaikan shalat walau dengan sedikit sekali air yang disediakan untuk wudhu. Mereka menunaikannya sambil duduk karena lahan juga tak mencukupi.

Aisha setelah shalat, melanjutkannya dengan menulis di buku yang biasa ia bawa kemanapun untuk berbicara dengan orang yang tak mengerti bahasa isyaratnya.

Ya Allah.. Hari ini, kami datang untuk memenuhi panggilanmu..

Tes tes tes..
Air mata nya tiba-tiba saja mengalir dan tiap tetesannya membasahi kertas di bukunya.

Ya Allah.. Jadikanlah ini sebagai penghapus segala dosaku,keluargaku dan muslim wal muslimat yang Engkau kehendaki..

Ya Allah.. Nikmat besar yang tiada terungkapkan oleh jutaan tasbih yang di keluarkan dari bibirku.. Yang tiada terhitung walau dijumlahkan dengan milyaran pasir dipantai..
Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah.. Masih kurasakan nikmat ini semua, hingga saat ini.. Nikmat yang tidak terhitung jumlahnya.. Nikmat yang belum tentu dirasakan oleh orang lain...

Ya Allah yang maha pemberi rezeki.. Hamba bersyukur.. Karena hingga saat ini hamba bisa bernafas dan diberi umur..

Guyuran airmata nya terus mengalir disetiap tulisan kata per-kata nya. Mereka yang melihatnya, tak peduli. Karena mereka tahu, jika setiap tulisan Aisha pasti sebuah rangkaian doa atau ucapan yang ditujukan untuk mencurahkan segala perasaan yang dirasakannya.






I Can't Speak (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang