Fahri berangkat dari Dubai tuk merehatkan jiwa dan hatinya di negara bagian barat. Negara yg maju dan makmur didalamnya.
Ia pamit pada keluarganya untuk pergi ke luarnegeri. Ada beberapa keluarganya yang sedih melihatnya pergi, padahal hanya sebentar.
Saat sampai dibandara, ia langsung masuk ke pesawat agar tidak ketinggalan pesawat. Pesawat tersebut berangkat selama 5 menit, dari Fahri duduk dikursi pesawat.
Tak terasa, pesawat yang ditumpanginya sudah melepaslandas di sebuah bandara yang ia tuju. Fahri turun dari pesawat yang ditumpanginya. Beberapa pramugari mengucapkan terimakasih kepada para penumpang yang akan turun dari pesawat ini.
Fahri berjalan mencari taksi untuk ditumpanginya ke hotel terdekat.
Saat sebuah taksi menemui nya, ia langsung meminta pak taksi untuk membantunya menemukan hotel terdekat dengan harga murah.
Taklama, tibalah di sebuah hotel yang sederhana dan tidak begitu luas. Fahri memberi uang pada bapak tukang taksi itu sesuai tarif yang diminta oleh orang tersebut.
Fahri mengambil kamar no 23 dilantai 3. Kamar dengan tarif yang lebih murah dikarenakan peralatan kamarnya sedikit.
Fahri langsung mandi untuk menghilangkan rasa gatal dan tidak nyaman pada tubuhnya.
Byurr
Byurr
ByurrGuyuran air itu mengalir membasahi tubuh Fahri. Rasa segar menyelimutinya. Aroma terapi dari sabun yang ia bawa dari Dubai, membuat tubuh rileks jua menenangkan.
Tatkala selesai mandi, ia berniat berjalan-jalan sore tuk menikmati sejuknya matahari ketika senja dan indahnya kota yang mulai dikelilingi cahaya lampu yang menyilaukan namun indah tuk dipandang mata.
Fahri mampir disebuah kedai es krim. Ia memakan es krim tersebut ditaman dekat hotelnya. Walaupun ia memakan beberapa jilatan saat akan ke taman dekat hotelnya tersebut.
Saat tengah duduk ditaman, seorang wanita bercadar dan berpakaian serba hitam itu menghampirinya yang sedang duduk dikursi taman. Fahri tak peduli.
"Mungkin bukan padaku," pikirnya.
Perempuan itu benar-benar menghampirinya. Dengan pedenya, Fahri menyapanya. Namun perempuan itu dengan sopan menyuruhnya berdiri. Mau tak mau ia harus berdiri. Tenyata, Fahri menduduki sebuah buku catatan gadis itu. Fahri membuka lembaran itu seraya berkata 'ini punya mu ?' mengunakan bahasa inggrisnya. Gadis itu menganggukan kepalanya.
Gadis itu memintanya untuk mengembalikan bukunya.
Fahri dengan cepat memberikan buku tersebut.
"Marwah !! Do you can go to mini market together ?" terdengar suara teriakan dari jauh.
"Yes, I can !. Wait a minute, Jess !" Ujarnya sambil berlari ke arah Jessica.
"Oh, Marwah.. Nama yang bagus.. Tapi.. Kok kayak pernah ketemu orang itu deh.." ujar Fahri ketika gadis itu pergi.
"Ah, mungkin perasaanku saja !" ucapnya tanpa menghiraukan kejadian tadi, dan beranjak pergi dari tempat duduk nya.
Langkah kaki Fahri menjelajah menuju hotelnya. Berhubung waktu menunjukan magrib jua.
Ia melaksanakan salat magrib dengan khusyuk.
Seusai salat, ia lanjutkan untuk makan malam walau sendirian.
🐣🐣🐣
Aisha duduk dikos-kosan. Ia sebenarnya tertegun melihat seseorang yang sangat ia kenal saat tadi ditaman. Namun, mana mungkin orang yang dia temui itu adalah orang sama ia temui saat beberapa bulan yang lalu.
Allahu Akbar Allahu Akbar..
Suara azan otomatis dari aplikasi diponselnya, membuat Aisha berhenti memikirkan hal yang sempat ia pikirkan tadi.Dengan cepat Aisha berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudu guna melaksanakan salat magrib.
Walau waktu salat di Indonesia berbeda, tapi dengan adanya aplikasi azan otomatis itu, memudahkannya untuk mengetahui waktu salat di negara lain.
Aisha salat dengan khusyuk. Sembari berdo'a ; "Ya Allah, bantulah hamba disetiap kesulitan. Berilah hamba kekuatan untuk menghadapi lingkungan yang baru dan berfaham liberal ini Ya Allah.. Mudahkanlah segala urusan hamba Ya Allah.. Berikanlah keselamatan dunia dan akhirat Ya Allah.. Berikanlah rejeki yang lancar seperti air Ya Allah.. Aamiin Aamiin Aamiin Ya Robbal Alamin..".
Aisha menitihkan air mata nya disetiap doanya. Dengan kekhusyukkan nya, ia mampu tidak mendengar orang yang memanggilnya.
Setelah itu, Aisha berjalan ke meja makan yang telah tersedia satu gelas berisi air putih, dan dua piring yang salah satu nya berisi ayam panggang yang ia beli di mini market hanya tinggal masukan ke microwiphe dan sudah ia sajikan, dipiring selanjutnya, ia menyimpan gumpalan nasi yang sudah dibentuk seperti cetakan mangkuk.
Taklupa Aisha berdo'a sebelum makan dan cuci tangan. Dengan sunah tiga jari dari Nabi Muhammad membuat makannya serasa nikmat sekali. Dengan hati terus bersyukur atas segala nikmat-Mu Ya Allah.
Saat duduk sendiri, hati dan pikirannya melayang jauh ke awang-awang. Sepertinya ia sedang merindukan seseorang. Ya, Aisha sedang merindukan keluarganya di Indonesia. Keluarga yang menemaninya disaat suka dan duka. Ia juga merindukan ibunya yang walaupun masa bodo terhadap dirinya. Ya, ia yakin. Bahwa ibunya akan mendapat hidayah dari Allah. Dan do'a nya pun, selalu menyertainya agar diberi kesehatan juga panjang umur.
Langkah kakinya menelusuri tempat pencuci piring. Dan mulai mencuci segala sesuatu yang sempat ia pakai. Termasuk gelas dan piring makannya.
"Aduh, kok udah jam segini ! Kenapa Celine gak datang juga !" keluh Aisha kesal.
Celine adalah teman satu kontrakannya di Inggris. Dia adalah gadis keturunan Inggris-Malaysia. Gadis yang pandai bahasa melayu jua bahasa Inggris nya ini, sering dipinta Aisha untuk mengajarinya berbicara bahasa Inggris agar se-lancar dirinya.
Tak lama saat azan salat isya, terdengar ketukan pintu dari luar.
Tok tok tok
"Assalamualaikum, Marwah !" teriaknya.
"Waalaikum salam, wait a minute !" ujarnya.
Kreet..
Pintu itu terbuka. Menampilkan perempuan cantik putih dan tinggi sedang membawa belanjaan stok cemilan untuk begadang nonton drama diponselnya yang telah ia download."Ya ampun, abis kemana dulu ?" tanya Aisha.
"Marwah, i'm sorry. Saya baru saja beli cemilan juga cari wifi gratis dulu. Kuotaku habis !" curahnya.
"Iya, iya. Udah cepet masuk ! Aku mau istirahat !" titah nya.
"Jangan lupa salat. Aku mau salat dulu !" tambahnya.
"Iya ", ujarnya Celine singkat...
Pagi ini, Aisha berangkat menuju kampus nya bersama Celine. Sambil menunggu bus dihalte dekat kost-an nya.
Tiba-tiba, lewat seorang pria yang di temuinya kemarin di taman. Ia sedang joging dipagi yang cerah ini. Dengan handuk kecil menyangkut dilehernya, dan earphone menempel ditelinga nya ditambah lagi baju kasual dan topi untuk mengurangi terik panas matahari. Pria itu menatap Aisha dan melambaikan tangannya dengan senyuman simpul pada Aisha. Tingkah lakunya membuat Celine meledek Aisha yang padahal tak mempedulikannya.
Saat pria itu pergi melanjutkan olahraga paginya, sebuah bus datang menghampiri nya. Mereka menaiki bus tersebut hingga mengantarkan mereka kedepan gerbang kampusnya.
Setelah sampai, Aisha duduk ditempatnya dan membuka kitab Al-Quran yang selalu ia bawa disetiap harinya. Ia membaca surat Ar-Rahman, surat kesukaannya. Namun, dengan nada yang cukup untuk terdengar oleh diri nya sendiri.
Teng teng teng
Bel masuk berdentang. Seluruh mahasiswa masuk ke kelas nya masing-masing dan memulai pelajaran dengan berdoa bersama sesuai agama masing-masing..
.
Akhirnya ... Bisa update jua..Thanks for reading don't forget to votement, coment and Share.
Salam manis dari penulis
Hadline
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't Speak (Selesai)
Roman pour AdolescentsWanita itu benama Siti Aisha Marwah. Seorang wanita yang tidak bisa berbicara sejak kecil. Namun, kekurangan yang ia punya membuat banyak orang membulinya bahkan beberapa anggota keluarganya. Aisha bertekad bahwa kesabaran ini akan membuahkan hasil...