Bab 4 : Bingung

32.8K 2.4K 14
                                    

Setelah bimbingan, Nada segera pergi ke kafe yang sering dia datangi dengan Indah kafe deket kampusnya. Dan Alhamdulillah skripsi ku bisa lanjut ke Bab 5. InyaAllah bulan depan bisa ikut sidang.

Nada membuka pintu kafe, dan mencari Reyhan ternyata dia udah ada di meja kemarin yang mereka tempati.

Reyhan melambaikan tangannya lalu Nada mengahampirinya.

"Udah lama?"  Tanya ku. Sembari duduk.

"15 menitan" Katanya singkat.

"Maaf, barusan bimbingannya agak lama dari biasanya." Kataku memelas.

"Gak pa-pa Nad, santai. Udah bab berapa?"

"Baru lanjut bab 5." Jawab ku senang.

"Wah udah mau sidang ni." Katanya ikut senang.

"InsyaAllah bulan depan." Kataku dengan senyum.

"Kamu mau ngomong apa Rey?" Kataku to the point. Gak mungkin kan Reyhan ngajak ketemuan cuman buat bahas skripsiku.

"Sebelumnya aku mau minta maaf kalau ucapanku ini bikin kamu gak nyaman nantinya." Katanya. Membuat ku sedikit khawatir apa yang akan dia ucapkan pada ku.

Reyhan menatapku lalu dia bilang "Aku suka kamu Nad." Hanya ada hening di antara kita. Kami sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing.

Aku menatap Reyhan "ini gak lucu Rey." Kata ku sedikit pilu. Aku tahu Reyhan orangnya usil, jahil tapi ini benar-benar tidak lucu.

"Aku sedang tidak melucu Nad." Katanya tegas.

"Bukanya kamu sudah punya pacar." Kataku sengit.

"Aku sudah putus dengannya satu tahun yang lalu." Katanya merendahkan suaranya.

"Dan kamu tahu apa penyebab aku putus dengan dia?" Tanyanya padaku. Aku tidak menjawab aku hanya membiarkan dia melanjutkan bicaranya.

"Karena kamu Nad, karena aku sering ceritain kamu ke dia. Dia cemburu." Katanya sedikit meninggikan suaranya.

Aku hanya menggelengkan kepala, tidak percaya dengan apa yang di ucapkannya.

"Aku tahu, hubungan kita gak akan sebaik dulu lagi. Tapi aku hanya ingin jujur dengan perasaan ku sendiri Nad, jujur ke kamu juga. Aku tahu kamu hanya menganggapku hanya sebatas teman. Tidak lebih." Dia menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Sekarang biar aku bertanya padamu, apa kau pernah menyukai ku Nad?" Tanyanya dengan pelan.

Aku tidak langsung menjawab, aku menunduk. Ya Allah, kenapa dalam 24 jam ada dua orang yang menyatakan perasannya pada Hamba. Hamba bingung ya Allah, pada siapa nanti hati ini akan berlabuh.

Dengan tetap menunduk, aku menjawab pertanyaan Reyhan. "Aku tidak tahu Rey, aku hanya merasa nyaman denganmu. Entah nyaman karena aku berteman dengan mu atau karena aku mempunyai perasaan yang sama denganmu." Aku mendongak dan menatapnya.  "Aku bingung Rey." Kata ku. Air mata ku mulai jatuh ke pipi ku. Hening kembali terjadi pada kita. Akan situasi yang membingungkan ini.

Reyhan kembali menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Baiklah Nad, begini saja. Aku akan memberikan mu waktu untuk menyadari rasa nyaman mu untuk ku itu seperti apa, apa sekedar teman atau lebih. Minggu depan aku akan balik ke Jogja. Dan sebelum balik aku ingin tahu jawabanmu." Katanya panjang lebar.

"Apa kau mengajak ku untuk pacaran?" Tanya ku hati-hati.

"Tidak. Karena aku tahu Nad, kamu perempuan seperti apa, aku hanya ingin menjaga hati ini untuk orang yang menjaga hatinya untuk ku. Dan aku harap itu kamu Nad. Dan bila waktunya telah tiba. Aku akan melamar mu Nad." Jawabnya dengan penuh keyakinan.

Nada (End/Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang