Bab 31 : SIDS

25.1K 1.7K 38
                                    

Sungguh sekarang aku sudah biasa bangun tengah malam karena Allea yang bangun karena ingin menyusui atau ingin mengganti popok. Untung Haikal menemaniku dalam menenangkan Allea menangis. Haikal juga menemaniku ketika Allea menyusui tengah malam sambil terkantuk-kantuk. Lalu Haikal dengan manisnya memberikan bahunya kepadaku.

"Tidur yaa nak, bunda capek." Kata Haikal mengelus rambut Allea. Kini umurnya sudah 4 bulan.

"Kamu pasti capek juga kan, tidur gak pa-pa. Besok kamu harus ke kantor."

"Gak mau aku mau nemenin kamu." Ah. Bayi besarku yang keras kepala. Tapi manis.

Aku lihat tangan kecil Allea menggemgam tanganku erat seperti tidak mau pisah.

"Sepertinya dia sudah tidur." Kata Haikal.

"Iya tapi tangannya gak mau lepas."

"Yasudah Allea taruk di tengah kita."

Haikal mengambil kasur khusus bayi. Dan melatakannya di tengah-tengah kita. Setelah 10 menit dia memegang tanganku. Genggamannya terlepas. Akupun tidur kembali.

Suara adzan shubuh di masjid membangunkan ku kembali. Aku lihat Haikal tidak ada di kasur. Lalu diapun keluar dari kamar mandi. Haikal memakai kaos putih polos berlengan pendek. Sedikit menampilkan ototnya yang berisi. Air bekas wudu'nya menetes. Ah. Suamiku ganteng sekali.

"Kenapa senyum-senyum? Ganteng?". Katanya dengan senyum usilnya.

"Ih PD!"

"Kamu mau ke masjid?" Tanyaku

"Iya kenapa?"

Entah kenapa perasaaku tidak enak. Semalam Allea cuman bangun sekali biasanya Allea sering bangun setiap sejam.
Aku melirik Allea dia masih tidur nyenyak.

"Kamu sholat di sini saja dulu yaa..." pintaku. "Besok ke masjid."

Haikal nampak berpikir sebentar lalu bilang "Oh yasudah."

"Aku mau ambil wudhu' dulu."

Setelah selesai wudhu' kamipun sholat berjama'ah. Entah kenapa dalam sholatku aku tidak khusyuk kepikiran Allea. Selesai sholat dan dzikiran akupun berlari ke arah Allea. Aku melihat Allea masih tidur.

"Kamu kenapa?" Tanya Haikal

Aku menggendong Allea. Untuk mendengar nafasnya tapi aku tidak mendengar lalu tidak mendengar detak jantungnya. Aku mulai panik.

"Haikal, Allea." Kataku yang mulai terisak.

Haikal mengambil Allea dari tanganku dia melakukan Hal sama denganku. Wajah Haikal tetap tenang. Tapi aku tahu dia sama khawatirnya denganku. Dia melakukan CPR. Aku mulai takut. Aku mohon jangan bikin bunda takut.

"Kita ke rumah sakit."

Dalam perjalanan aku menggendong Allea yang sedang tidur atau.... tidak!. Putriku sedang tidur. Aku memeluk putriku dengan terisak. Haikal terus menjalankan mobilnya dengan ngebut untung jalanan masih sepi.

Aku turun cepat dari mobil. Aku lihat dokter Aisyah baru keluar dari rumah sakit.

Dokter Aisyah terkejut melihat Allea dari raut wajahnya aku semakin panik

"Cepat dokter!" Bentakku

Dokter Aisyah pun memeriksa Allea. Aku tidak suka dengan raut wajah dokter Aisyah "Maaf bayi kalian sudah meninggal."

Bagai di sambar petir. Bagaimana bisa?! Aku memegang kerah jas kedokteran dokter Aisyah.

"Dokter jangan bohong! Anak saya masih hidup. Dia hanya sedang tidur. Tadi malam dia masih menyusu bahkan dia memegang tangan saya dengan kuat.... "

Nada (End/Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang