Bab 33 : Bersahabat kembali

24.8K 1.7K 30
                                    

Setelah nonton aku barjalan-jalan di dalam Mall. Sambil berpegangan tangan. Aku senang sekali bisa "pacaran" dengan suamiku. Semenjak pulang dari nonton Haikal tidak melepaskan tanganku darinya. Haikal semakin romantis dia semakin perhatian makin ganteng.

"Kamu senang?"

Aku mengangguk. Haikal mengelus kepalaku. "Syukurlah. Kamu gak lapar? Mau makan?"

Sekali lagi aku mengangguk.

"Kamu itu di tanya yaa di jawab kok ngangguk terus?" Protesnya.

"Iya aku lapar... aku pengen makan soto." Kataku sambil memegang perutku. Aku benar-benar lapar.

"Yasudah kita pesen tiga?"

"Tiga? Satu buat siapa?"

"Dua buat kamu, satu punya aku."

"Satu ajah aku udah kenyang Haikal. Emang aku apa. Sampek makan dua porsi soto?" Kataku cemberut.

"Biar pipimu tembem lagi, aku lebih suka pipimu tembem. Biar enak kalau aku cium. Empuk." Katanya tersenyum usil.

"Ih Haikal, jangan bilang cium-cium depan umum. Nanti kedengeran."

"Iya kenapa kamu kan istriku."

"Yadah terserah. Ayoo aku lapar."
Kataku menarik tangannya mencari restoran yang menyajikan soto.

"Haikal?"

Seseorang memanggil Haikal dari belakang. Kamipun sontak menoleh ke belakang bersama.
Dua kata untuk orang yang memanggil Haikal. Raline Shah. Entah kenapa pertama kali aku melihatnya langsung teringat nama artis cantik itu. Meskipun setahuku Raline Shah tidak ada keturunan darah eropanya. Tidak seperti wanita yang ada di hadapanku ini, blasteran tapi menurutku mereka sama. Cantiknya, tingginya, dan pintarnya. Sudah kelihatan kalau dia pintar.

"Hi! How are you?! Long time no see." Katanya tersenyum. Cantik banget sih orang ini. Dia berhijab semakin terpancar aura kecantikannya. Persis Raline Shah ketika dia mengenakan hijab di film-film religinya. Aku melihat Haikal dia terpaku? Uh, Haikal saja melihatnya sampai seperti itu. Aku melepaskan tangannya tanpa dia sadari.

"Seriously Haikal?! Do you still remember me?! It's me! Your best friend. Tania. Dia memperkenalkan dirinya dengan antara terkejut kecewa dan senang. Tunggu dulu, namanya katanya Tania tadi? Sahabat Haikal waktu di kampus itu? Kok bisa ada di sini!. Dan kenapa dia pakai hijab bukankah dia non muslim. Pantas Haikal terkejut. Aku bisa memakluminya. Aku pun akan terkejut kalau ada di posisinya.

"Tania?" Tanya Haikal untuk memastikan kalau dia memang Tania yang dia kenal.

"Iya tentu saja aku Tania. Memang kau kira aku siapa? Raline Shah?" Tanyanya. Kebetulan yang tidak sengaja. Aku tadi menyebut dia sebagai Raline Shah.

Tania menatapku. Haikal lalu mengalihkan penglihatannya kepadaku. Dia tersadar kalau genggamannya terlepas Lalu Haikal menggemgam tanganku kembali dan menarikku kedalam rangkulannya.

"Dia Nada, istriku."

Tania membulatkan matanya dan menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya. Terkejut.

"Dia perempuan yang kamu maksud itu?" Tanyanya.

Haikal mengangguk mantap.

"Wah.... kau benar-benar mencintainya ternyata sampai kau menikahinya"

"Tentu saja, aku sangat mencintainya." Haikal menatapku. Aku suka tatapannya itu yang selalu membuat pipiku selalu panas tiba-tiba.

"Ah, sweet sekali. Lepaskan dia Haikal aku ingin berkenalan dengan istrimu."

Nada (End/Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang