Bab 27 : Ngidam

28.2K 1.8K 48
                                    

"Mas? Kapan pulang?" tanyaku di telepon. Haikal diam belum menyahut. Mungkin dia terkejut aku panggil Mas. Baiklah aku akan mulai panggil dia Mas di mulai dari telepon.

"Bentar lagi Nada..."

"Beliin telur gulung ya..."

"Telur gulung?"

"Iya. Masak gak tahu telur gulung itu loh jajanan waktu kita SD."

"Oh iya inget. Yasudah nanti aku beliin."

"Yeeyyy makasih Mas. Emmuaachh."

Haikal tertawa karena tingkahku.

Setelah 20 menit. Akhirnya suara mobil Haikal terdengar. Aku cepat-cepat turun ke bawah.

Ayah dan ibu senyum-senyum melihatku  yang antusias menyambut Haikal pulang seperti lama tidak bertemu saja.

Aku membuka pintu tepat Haikal mau membuka pintu. Aku tersenyum menyambutnya. Dia membawa telur gulung yang aku pesan. Aku senang, lalu aku memeluknya.

"Kangen"

"Yang kangen kamu apa calon anak kita?" Tanyanya.

"Gak tahu... pokoknya kangen." Nada semakin memeluk Haikal

"Yasudah ayo kedalam."

Aku enggan melepas pelukan Haikal.

"Yasudah," lalu akhirnya aku berjalan dengan memeluk Haikal.

"Ada ibu sama ayah loh di ruang keluarga. Gak malu?"

Aku menggeleng.

Haikal mengerti kenapa Nada jadi manja seperti ini. Pasti dari bawaan hamil.

Ayah dan ibu lagi-lagi tersenyum melihat anak dan menantunya. Semenjak ada Nada di rumah ini. Rumah ini jadi tambah berwarna.

"Apa itu Nak?" Kata ibu.

"Telur gulung, Nada yang minta." Haikal memberikan telur gulung itu ke ibunya. Tadi Nada sudah makan klepon dan sudah tinggal sedikit, sisanya ada  di kulkas. Ibupun mengambil piring di dapur.

Haikal duduk di kursi dengan Nada yang sudah berganti memeluk lengan Haikal.

"Biar ayah saja yang buka." Ayahpun membuka bungkus telur gulung tersebut dan meletakannya ke piring.

"Nah Nada ayoo di makan." Ayah memberikan piring itu kemenantunya. Ayah tersenyum. Gini rasanya punya anak gadis yang begitu manja.

Nada memakannya dengan lahap. Haikal membeli 20 tusuk telur gulung. Dan ketika sudah sisa 10 dia baru inget untuk nawarin ke orang-orang di sampingnya.

"Mas mau minta?"tawarnya ke Haikal

"Gak habisin itu aku beliin buat kamu."

"Cobain enak loh." Nada ingin menyuapi Haikal, Haikalpun membuka mulutnya.

"Enak kan?" Haikal mengangguk.

"Ibu dan Ayah mau juga?"

"Makan saja Nada." Kata ibu.

"Ayolah." Nada merengek ke mertuanya. Akhirnya Nada menyuapi kedua mertuanya.

Malamnya Nada menelpon Indah dan bilang kalau dia sedang Hamil. Indahpun langsung berteriak heboh. Bahkan dia mau ikut kasih nama juga. Dia bahkan akan mencarikan nama untuk anak Nada baik itu cowok maupun cewek. Besok Indah ada jam kuliah dari siang. Karena Indah sudah mulai sibuk dengan kuliahmya mereka jarang berkumpul. Dia akan bekumpul di rumah Nada. Semenjak Nada hamil Nada tidak boleh keluar tanpa ada laki-laki disampingnya.

Nada (End/Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang