Bab 5 : Mimpi

31.3K 2.3K 38
                                    

Aku berada di rumput hijau dengan angin yang begitu menyejukan dengan langit biru yang begitu cerah. Biru. Ya itu warna kesukaannku. Aku memakai mahkota bunga. Aku suka memakai mahkota bunga. Aku layaknya seorang putri saja. Kata Ayah aku memang seorang putri. Iya putri Ayah dan bunda.

Aku ternyata juga memakai kerudung biru. Ah, aku suka sekali dengan biru. Lalu aku terus berjalan di padang rumput hijau yang luas itu. Kenapa aku merasa senang sekali berada di sini padahal aku sendirian. Aku tidak melihat satu orangpun di sini. Lalu aku melihat sekumpulan bunga yang tumbuh liar. Aku memetiknya dan mengumpulkannya menjadi satu dan menjadikannya bunga yang indah. Aku terus berjalan. Sehingga aku melihat ada seorang laki-laki yang berbaju putih membelakangiku.
Aku menghampirinya dan entah kenapa aku berani memegang tangannya, diapun menoleh. Dia cowok aneh itu.
             
                       💐💐💐💐

Setelah sholat shubuh, Nada bergegas pulang ke rumah. Dia memaksa indah untuk ikut dengannya dan menginap di rumahnya. Indah akhirnya mau di ajak menginap karena Ayah dan bundanya Nada juga menyuruhnya untuk menginap. Dan sinilah mereka di meja makan menunggu sarapan.

Nada melihat adik-adiknya yang sedang menuruni tangga. Lalu dia melambaikan tanganya. Seperti orang yang jarang bertemu saja, sampai melambaikan tangan padahal hanya kemarin saja dia tidak berada di rumah.

"Pagi adik-adik ku yang ganteng." Sapa Nada ceria.

"Pagi kak" Jawab Kaffa dengan senyumannya.

"Kakak kapan datang?" Tanya Kaffa.

"Barusan, paling 10 menit yang lalu." Nada mengingat jam berapa tepatnya dia sampai ke rumahnya.

"Oh kakak pulang pagi. Palingan biar bisa sarapan ya?" Tanya Daffa.

"Tau ajah adikku yang paling bongsor ini." Kata Nada sambil mencubit pipi adiknya

"Tumben gak menghindar?" Tanya Nada heran. Karena biasanya Daffa akan menghindar bila Nada sudah akan mencubitnya.

"Gak pa-pa, lagi baik ajah. Silakan Kakak cubit aku sepuasnya." Kata Daffa pasrah.

"Beneran?" Tanya ku memastikan.

"Ya" Jawabnya singkat.

"Gak ah, aku gak sejahat itu sampai aku harus cubit kamu sampek puas" Kataku iba.

"Indah kamu sudah jarang ya main ke sini udah lama lagi gak nginep juga." Kata Ayah.

"Iya Om, maaf lagi sibuk skripsi." Kata Indah sungkan.

"Nada ajah Dah, meskipun lagi sibuk sama skripsinya dia masih bisa nonton drakor, yang lagi On Going ajah dia tonton." Kata bunda antara takjub dan heran.

"Itu cuman selingan bunda, hiburan biar gak stres sama skripsi. Lagian aku gak cuman nonton drakor doang, aku nonton semua genre film, film Indo, Thailand, Barat. Pokoknya yang menurut aku bagus pasti aku tonton. Tergantung mood juga sih." Kata Nada membela diri.

"Dan lagian" tambahku. Skripsiku tetap jalan kan bun, gak keteteran meski jadwal nonton ku padet." Jawabku sambil tersenyum usil.

"Jadwal nonton padet? Kok kayaknya aneh." Kata Kaffa

"Kakakmu emang aneh Kaff." Kata bunda membenarkan.

"Baru tahu lo bang." Kata Daffa.

"Tapi sayang kan?" Kataku sambil tersenyum. Krik.... kriik

"Ih kok gak ada yang jawab sih." Kataku kesel.

"Iya sayang... semuanya di sini sayang sama Nada." Ayah yang menjawab.

"Love you Ayah" kata ku sambil memberikan love finger.

"Love you more, honey."

                     💐💐💐💐

Nada (End/Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang