Bab 28 : Adopsi

26.2K 1.7K 12
                                    

"Kamu kenapa Nada?" Tanya Haikal yang sudah tidak tahan melihat Nada keluar masuk ke ruang kerjanya setiap 15 menit dan ini sudah yang ke 4 kalinya.

"Gak pa-pa". Nada menggeleng.

Haikal meletakan laptopnya dan menarik Nada untuk duduk di pangkuan Haikal

"Ada yang ingin kamu bicarakan?" Haikal memeluk pinggang Nada begitu erat.

Nada mengangguk "Aku... "

"Kanapa... hmmm?" Haikal mengelus pipi Nada. "Ada yang kamu inginkan?"

Nada mengangguk.

"Apa? kalau aku bisa pasti aku kabulin."

Nada menunduk dengan lirih dia berucap "Aku mau Afika tinggal sama kita."

Haikal tersenyum melihat istrinya yang menunduk dia menyentuh dagu Nada agar dia bisa melihat wajahnya "kamu tahu, aku memang sempat kepikiran buat ngangkat Afika jadi anak kita."

"Sungguh Haikal?" Nada tidak percaya Haikal punya pemikiran seperti itu juga.

"Iya. Pertama kali aku lihat dia, aku langsung inget kamu waktu kecilnya dan dari pada kamu merengek minta ketemu sama Afika terus. Mending Afika kita angkat ajah jadi keluarga kita." Kata Haikal dengan senyumannya yang membuat hati Nada berdesir.

Nada sangat senang dengan apa yang diucapkan Haikal. Dia langsung memeluk Haikal. "Terima kasih Haikal, aku beruntung punya suami kayak kamu."

Haikal memeluk Nada erat "aku yang beruntung punya istri kayak kamu." Haikal melepas pelukannya dan mencium kening Nada.

"Tapi, gimana dengan keluarga kita. Orang tua kita, dan saudara-saudara kita. Menurutmu mereka bakal setuju apa mereka bisa nerima Afika?"

"Mereka bakal setuju. Apalagi Afika bisa temenan sama Qani dan Qari."

Nada mengembangkan senyumannya dan mecium pipi Haikal. Haikal tersenyum melihat Nada yang begitu senang saat ini. Apapun yang membuat Nada tersenyum. Haikal akan mewujudkannya.

"Coba sesekali di sini." Haikal menyentuh bibirnya dengan telunjuknya.

Nada menggeleng. "Malu Haikal"

"Sama siapa?" Tanya Haikal tidak mengerti pikiran istrinya. Lagian kan mereka sudah melakukan hal yang lebih dari itu buktinya Nada sekarang hamil.

Nada mengelus perutnya yang sudah memasuki 3 bulan.

Haikal mengerti "Justru anak kita senang kalau kita kayak gitu."

Nada tertawa "itu mah maunya kamu."

"Ayolah sayang" Haikal merajuk.

Pipi Nada memerah karena kata sayang yang di bilang suaminya. "Sejak kapan kamu begini Haikal?"

"Masak kamu terus yang manja sekarang gantian aku." Haikal merengek dan meletakkan kepalanya di curuk leher Nada

"Baiklah... " Nada memegang pipi Haikal diapun mengecup bibir Haikal sebentar. Dua detik. "Sudah."

Haikal tersenyum. "tapi aku kurang." Haikal semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Nada sehingga tidak ada jarak lagi diantara mereka berdua.

🌷🌷🌷

Setelah bermusyawarah dengan keluargaku dan keluarga Haikal mereka semua ternyata menyetujui keputusan kami.

"Alhamdulillah, ibu senang jika Afika di adopsi kalian berdua. Ibu yakin kalian pasti menyayangi Afika dengan tulus."

"InsyaAllah, kami akan menyayangi Afika dengan tulus. Afika akan tetap bisa ke sini kalau Afika kangen sama ibu."

"Iya ibu percaya sama kalian, tapi itu semua keputusannya ada di Afika mau tidak dia bersama kalian. Tapi InsyaAllah dia mau tinggal dengan kalian karena Afika menyukaimu Nada." Kata ibu Sinta tersenyum.

Nada (End/Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang