Bab 12 : Cowok yang tidak membawa bunga

25.8K 1.9K 15
                                    

Kullu nafsin dzaiqatul maut tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Manusia tentunya akan kembali kepada Sang pencipta-Nya. Semuanya akan mati. Tidak pandang jenis kelamin baik itu perempuan maupun laki-laki, orang tua maupun anak kecil. Yang tahu sampai umur berapa  kita hidup di dunia ini hanya Allah yang tahu. Kematian tidak bisa kita undur satu menitpun. karena rejeki, umur, jodoh sudah tertulis waktu ruh pertama kalinya di tiupkan ketika kita berumur 4 bulan. Oleh sebab itu wanita yang hamil biasanya akan mengadakan syukuran selamatan atas 4 bulannya kehamilan mereka. Dan akan diadakan syukuran lagi ketika sudah mendapat 7 bulan masa kehamilan agar di berikan kemudahan, kesehatan keselamatan ketika akan melahirkan nanti.

Sungguh ajal tidak ada yang tahu. Secara logika yang sudah berumur, yang sudah lanjut usia ataupun yang sudah sakit lama dan tidak sembuh yang akan meninggal. Tapi bisa saja yang masih muda bahkan yang masih anak-anakpun bisa meninggal lebih dulu. Kita sebagai manusia hanya bisa berdo'a agar meninggal dalam keadaan husnul Khatimah.

Meninggal dalam keadaan husnul Khatimah adalah keinginan setiap muslim. InsyaAllah dia meninggal dalam keadaan yang baik. Iya, dia sahabat ku yang insyaAllah meninggal dalam husnul Khatimah. Namanya Syifa. Tapi aku memanggilnya Syipa. Dia adalah sahabat terbaikku. Dia sahabat SMA ku. Dia selalu mengajakku dalam hal kebaikan.

Dia sering berpuasa sunah senin kamis. Hutang puasanya ketika puasa ramadhan akan lunas sebelum hari Raya Idul Adha. Dan kebiasaannya yang ingin segera melunasi hutang puasanya itu menular kepadaku. Ketika aku tanya kenapa dia ingin segera melunasi hutang puasanya kan lebaran baru saja usai dan lebaran lagi masih lama berarti jangka untuk melunasi hutang puasa kan masih lama juga. Kamu tahu apa yang dia bilang "Nada, yang namanya hutang itu harus segera dilunasi. Gimana kalau aku meninggal terus aku punya hutang puasa".  Pertama kali Syifa bilang seperti itu aku mencubitnya karena bawa kata-kata meninggal. Tapi dalam hati aku membenarkan kata Syifa. Bahwa hutang harus segera dilunasi. Hutang apapun itu. Aku pernah mendengar cerita seorang sahabat nabi yang alim, suka beribadah, suka berzikir, mengaji tapi tertahan masuk surga karena lupa mengembalikan jarum jahit yang di pinjamnya. Bukankah hutang adalah hal harus disegerakan dari 5 hal yang harus disegerakan. Menjamu tamu, mengurus jenazah, menikahkan anak gadisnya, membayar hutang, dan taubat.

Kalimat terakhir yang Syifa ucapkan kepadaku ketika dia hendak mau tidur dia masih sempat menelpon ku bahwa dia bilang kalau besok dia mungkin tidak masuk sekolah karena pusing. Dan dia masih sempat mencandaiku dengan bilang "jangan kangen ya Nda sama aku, kalau besok aku gak masuk sekolah." dan keesokan harinya aku dapat kabar dari bundanya Syifa kalau Syifa sudah meninggal. Dia meninggal dalam keadaan masih bermukena. Selesai sholat shubuh.

Tentu saja aku sangat kaget dan sedih atas kepergiannya. Aku tidak menyangka dia akan meninggalkan ku secepat itu. Itu adalah pertama kalinya bagiku kehilangan orang yang aku sayangi. Aku tidak bisa menuruti kata Syifa kalau jangan merindukannya. Bagaimana bisa? Bahkan aku masih merindukannya sampai sekarang setelah 4 tahun kepergiannya.

Batu nisan yang di hadapkan ku sekarang adalah kuburannya Syifa. Aku sedang berziarah ke makam Syifa sebulan atau dua bulan sekali. Setelah mengaji surah Yaasin. Aku akan menceritakan semua yang ku alami selama sebulan terakhir.

"Syipa, kamu tahu aku sebentar lagi akan wisuda dan menikah. Aku sudah bertunangan dengan orang yang menyukai ku dulu, ah kamu tidak tahu pasti. Sayang sekali aku tidak punya fotonya. Namanya Haikal, insyaAllah Aku akan membawanya ke sini kepadamu setelah kita menikah. Dulu kau ingin sekali menikah muda bahkan kau ingin menikah sebelum usia 20 tahun. Kamu tahu Indah kan, aku kan sudah pernah sering cerita dia kepadamu dan aku sering mengajaknya ke sini. Aku couple an dengan dia kebaya wisudaku tapi hanya beda warna... coba kamu masih hidup kita akan jadi sahabat yang keren kita bisa wisuda bareng, pakai kebaya, foto wisuda bareng-bareng." Kataku yang mulai terisak... "kenapa kamu tidak dateng lagi Pa di mimpiku, apa kau tidak kangen denganku? Aku kangen sekali pa sama kamu...." dan akhirnya aku menangis sampai akhirnya aku beranjak mau pulang.

Nada (End/Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang