Seharian ini aku muter-muter kampus. Minta tanda tangan Dosen. Dosen pembimbing, Dosen penguji. Dosen pembimbing akademikku, pergi ke perpustakaan. Untungnya semua Dosen yang aku temui lagi masuk. Terkadang untuk membutuhkan satu tanda tangan Dosen saja sulitnya minta ampun. Ada Dosennya yang tidak bisa ditemui karna ada halangan pergi keluar kota ataupun sakit alhasil harus nunggu Dosen tersebut sampai masuk kampus. Padahal berkasnya mau segara di setor ke bagian kantor administrasi jurusan. Meskipun sidang skripsi sudah selesai tapi pekerjaan yang lain masih ada maksudku berkas-berkas yang harus segera di kumpulkan, seperti halnya bebas pinjaman buku di perpus atau punya buku yang tidak kembalikan. Menyampul skripsi di jadikan 4 untuk perpustakaan buat referensi adik tingkat, Dosen pembimbingku, Dosen ketua jurusan, dan satu untuk ke sendiri sebagai kenang-kenangan. Tentu saja aku mengelilingi kampus bersama Indah. Indahpun mulai capek dengan "tawaf" di kampus.
"Aku mau jadi dosen Nda, biar kayak artis di cari Mahasiswanya ke sana-kemari". Ucap Indah sambil membuka tutup botol minumannya.
Aku tersenyum mendengarnya. Aku tahu Indah bercanda dengan ucapannya tidak serius. Indah sudah berencana untuk melanjutkan S2 di kampus ini. Indah memang dari keluarga yang berada keluarganya mempunyai bisnis tambak ikan. Keluarga Indah sangat peduli kepada pendidikan anaknya terutama Ayah Indah. Meskipun Ayah Indah tidak pernah kuliah tapi Ayah Indah ingin semua anak-anaknya bisa mengenyam bangku kuliah. Kakaknya Indah sudah menjadi guru di SMP negri di daerah Indah sambil membantu orang tuanya mengurus tambak ikan. Sedangkan adik laki-lakinya masih duduk di bangku SMA kelas satu.
Aku sendiri sebenarnya pengen ngelanjutin kuliah. Aku pengen jadi Dosen kayak Ayah. Tapi bagaimana kalau setelah wisuda nanti aku akan menikah. Itupun aku harus minta izin dulu ke Haikal di bolehin tidaknya lanjut S2.
"Ayahmu kayak gini juga paling ya Nda di cari-cari mahasiswanya buat minta tanda tangan." katanya menatapku.
"Iya paling." kataku
"Kamu kalau lagi capek irit bicara ya Nda."
"Aku gak punya tenaga buat bicara."
Aku benar-benar capek keliling kampus buat minta ttdnya Dosen.
"Hari ini kamu mau fitting baju?" katanya setelah selesai meminum minumannya
Aku mengangguk
"Kapan?"
"Nanti, jam makan siang."
"Siapa yang jemput?"
"Haikal."
"Berdua?"
"Gak, bertiga."
"Siapa satunya?"
"Kamu?"
"Hah kok gak bilang-bilang?" Protesnya
"Ini udah bilang." kataku dengan senyuman anehku
Indah mendengus.
"Tapi mau kan, sekalian makan siang bareng Haikal." kataku tersenyum usil
"iya dah." kata indah pasrah.
"Sorenya gimana?" tanya lagi
"Hari ini aku mau bantu bunda pergi ke panti asuhan, kalau kamu mau ikut gak pa-pa. Aku bilang bunda nanti."
Indah mengangguk semangat sekali dengan senyumannya.
"Eh Nda, gimana kalau aku usul bunda kamu juga ngasik ke tempat cowok yang nolong kamu itu?"
"Gak ah, aku males yang mau ketemu sama si Amar itu." Kataku sedikit tidak setuju dengan usul Indah.
"Ya jangan mikir ketemu Amarnya sekalian kan bantu-bantu ibu itu. Dia baik loh Nda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada (End/Completed)
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM BACA #1 cintapertama (5 September 2019) #1 firstlove (9 September 2019) #1 happyending (11 September 2019) #1 Nikahmuda (25 November 2019) #1 baper ( 07 Oktober 2021) "Sayang... tadi ada yang lamar kamu loh," kata bunda. Aku yan...