Aku membuka kedua mataku dan orang pertama yang kulihat dari bangun tidurku adalah suamiku Haikal, aku memandangi wajah tampanya dia tidur nyenyak sekali. Tadi malam dia mengambil ciuman pertamaku aku bahkan sampai syok. Kenapa tidak romantis sih ciuman pertamaku. Dia main nyosor ajah. Tapi kenapa yaa Haikal tidak melakukannya. Apa ada sesuatu yang dia tidak bisa atau belum waktunya.
Aku menyentuh wajah Haikal "Ganteng". Lirihku.
"Terima kasih". Ucapnya sambil masih terpejam.
Aku pun sontak kaget dan manarik tanganku kembali tapi Haikal memegang tanganku.
"Kenapa berhenti teruskan saja." Katanya sambil meletakan tanganku di pipinya.
"Kamu udah tadi bangunnya".
"Hemm." Dia hanya menjawab sambil memejamkan matanya dan memegang tanganku yang ada di pipinya.
"Kapan?"
"Sejak tadi sebelum kamu bangun aku sudah bangun terlebih dahulu."
Aissh, berarti dia tahu kalau aku dari tadi mengamatinya tidur.
"Lalu kau menggeliat aku pura-pura tidur lagi."
"Lalu apa yang kau lakukan?" apa tidurku tidak ada manis-manisnya yaa
"Sama sepertimu, aku memandangi wajah istriku yang sedang terlelap tidur."
Haikal lalu memindahkan tangannya ke arah rambutku dia mengelus rambutku.
"Aku kira rambutmu bakalan pendek ternyata tidak.:
Rambutku memang tidak pendek tapi tidak terlalu panjang juga.
"Kau suka wanita berambut panjang apa pendek?" tanyaku
Haikal tersenyum "kalau pendek kau terlihat imut dan menggemaskan."
"Kalau panjang?"
"Tetep imut dan..."
Haikal menggantung kalimatnya.
"Apa?" Kataku tak sabaran.
"Seksi"
Kenapa aku malu sendiri yaa waktu dia bilang seksi akupun menutup wajahku dengan kedua tanganku. Haikal tertawa melihat tingkahku. Lalu dia memelukku membawaku ke dada bidang Haikal yang nyaman aku menyembunyikan wajahku di dadanya.
"Kamu tahu Nada, sekarang mimpiku hanya satu. Membahagiakanmu. Apapun yang kau minta aku akan mengabulkannya selama aku mampu. Akan kujadikan kau wanita yang paling bahagia. Wanita yang satu-satunya aku cintai. Aku akan menjaga hati ini untuk mu Nada hanya untuk kamu seorang."
Ah, untung aku berada dalam pelukannya Haikal dia tidak usah melihat pipi ku yang selalu merah setiap ucapan dan tindakannya itu.
Haikal semakin memelukku erat. Aku pun membalas pelukannya. Dalam dekapannya aku bertanya "Haikal, aku ingin bertanya sesuatu kepada mu" tanyaku takut-takut.
"Iya, apa?"
kenapa kau tidak melakukan "itu"? Tanyaku
"Itu" apa?
"Ya itu" tanya ku malu.
Aku bisa merasakan Haikal tersenyum
"Itu apa Nada?" tanyanya pura-pura tidak tahu.
Aku mencubit perutnya pelan "jangan pura-pura tidak tahu".
Haikal tertawa tapi tiba-tiba diam dan mengelus kepalaku.
"Karena aku tahu kau belum mencintaiku. Aku akan melakukannya kalau kau juga sudah mencintaiku. Aku tidak akan memaksamu aku akan menunggu sampai saat tiba." katanya mencoba terlihat biasa-biasa saja. Aku tahu Haikal laki-laki normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada (End/Completed)
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM BACA #1 cintapertama (5 September 2019) #1 firstlove (9 September 2019) #1 happyending (11 September 2019) #1 Nikahmuda (25 November 2019) #1 baper ( 07 Oktober 2021) "Sayang... tadi ada yang lamar kamu loh," kata bunda. Aku yan...