Bab 6 : Jamu

27.4K 2.4K 26
                                    

Nada menghampiri kamar Daffa. Ternyata di sana juga ada Kaffa. Mereka sedang main PS bersama.

"Daf, tolong beliin kakak pembalut. Punya kakak tinggal satu." Pinta Nada ke Daffa yang berdiri di ambang pintu kamar Daffa.

"Kenapa gak beli tadi pagi sih Kak?" Kata Daffa yang tanpa menoleh kepada Nada, yang mana muka Nada sudah pucat sambil meringis memegang perutnya.

"Kakak lupa" Lirihnya.

"Kakak ini kebiasaan, kenapa gak beli yang banyak. Buat persedian selama.... " Daffa tidak melanjutkan bicaranya karena melihat Nada yang sudah duduk di lantai bersandar pada pintunya meringis kesakitan.

"Kakak!". Kata Daffa berseru kaget. Kaffa yang melihat Daffa kaget akhirnya menoleh dan kaget melihat Nada dengan posisi seperti itu.

Akhirnya mereka menghampiri kakaknya mengabaikan game mereka.

"Kakak kenapa?" Tanya mereka Khawatir.

"Sakit" Lirih Nada sambil memegang perutnya.

Mereka mengerti kakaknya sedang sakit perut karena lagi datang bulan. Nada akan merasa kesakitan selama seharian dan akan meringkuk di kamarnya selama seharian juga. Lalu Bunda akan membuatkan kak Nada jamu. Itu akan meredakan sakit perutnya. Tapi masalahnya bunda dan Ayah lagi keluar mereka lagi menjenguk teman Ayah yang sakit di rumah sakit. Kakaknya yang bawel dan ceria akan berubah 180 derajat jika lagi datang bulan. Nada akan sedikit bicara dan malas melakukan apapun.

"Daf, sana cepat beli pembalut. Kamu dah tahu kan yang sering di pakek kak Nda. Biar aku bawa kak Nda ke kamarnya" Kata Kaffa tegas dan langsung membopong Nada menuju ke kamarnya.

Indah yang baru selesai sholat maghrib terkejut melihat Nada yang di bopong Kaffa dan di rebahkannya di atas kasur.

"Nada kenapa Kaff?" Tanya indah khawatir karena melihat Nada yang meringis kesakitan.

"Sakit perut datang bulan kak" Kata Kaffa tanpa menoleh ke Indah sambil menatap kakaknya yang ke sakitan.

Sebenarnya Kaffa dan Daffa sudah pernah melihat kakaknya kesakitan seperti ini, tapi tetep saja mereka tidak tega. Mereka merasa kasihan kepada kakaknya kalau lagi sakit perut karena datang bulan seperti halnya sekarang ini. Kakaknya adalah orang yang jarang sakit. Kalau kakaknya sakit. Nada akan lama sembuhnya. Terkadang sampai harus di opname. Mangkanya Kaffa berprinsip dia tidak akan menyakiti perempuan. Karena perempuan sudah biasa dengan sakit perut karena datang bulan mereka. Dan jika dia menyakiti perempuan sama halnya dia menyakiti dua perempuan yang Kaffa sangat sayangi yaitu bunda dan kak Nadanya.

"Apa sebaiknya kita telpon tante?" Kata Indah yang merasa kasihan kepada indah.

"Bunda berangkat beberapa menit yang lalu mungkin baru nyampek Kak, gak nyaman saja kalau langsung pulang" Kata Kaffa.

"Terus si Nada gimana?" Kata Indah.

"Gak papa, masih bisa di tahan" Kata Nada.

Beberapa menit kemudian Nada mulai terisak dia menangis karena sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya

"Kak..." paggil Kaffa sambil mengusap air matanya Nada dan menggemgam tangan Nada memberi tahu kalau Kaffa di sini nemenin kakak.

"Aku ambil air hangat ya, siapa tahu membantu" Kata Indah.

Indah keluar menuju dapur. Lalu Daffa tiba dengan plastik yang berisikan pembalut yang sering di beli kakaknya.

"Kenapa lama Daf?" Kata Kaffa.

"Tadi waktu antri di kasir, ada bang Haikal yang baru datang dan ngeliat apa yang aku pegang. Dia nanyak apa itu buat Nada, aku bilang ajah iya dan aku ceritain kalau kak Nda lagi sakit perut dan biasanya di buatin jamu sama bunda tapi bunda lagi gak ada. Setelah aku bilang itu dia langsung balik gak jadi belanja." Kata Daffa menjelaskan kenapa dia lama membeli pembalut.

Indah dateng dengan membawa segelas air hangat. Lalu Kaffa mencoba membantu Nada untuk minum dengan memegang gelasnya dan Daffa membantu kakaknya untuk duduk. Bel rumah berbunyi. Ada tamu.

"Biar aku saja yang bukain." Kata Indah bergegas turun ke bawah.

Ketika membuka pintu, dia tertegun. Kenapa ada cowok ganteng yang bertamu pada saat seperti ini.

"Tolong jamu ini berikan ke Nada, ini buatan ibu saya insyaAllah sama dengan buatan bundaya Nada." Kata Haikal sambil menyodorkan botol minum yang berisi jamu.

"Dari?" Kata indah yang masih bisa bertanya dengan satu kata.

"Haikal"

Haikal yang lamar Nada. Batinnya. Waw... mimpi apa itu anak bisa di lamar cowok ganteng seperti dia. Untung Nada lagi sakit. Kalau enggak udah aku usel-usel itu anak gak bilang kalau yang ngelamar ganteng kayak gini.

Indah pun berlarian menuju tangga sesampainya di kamar Nada dia langsung memberikannya ke Nada

"Apa itu kak?" Tanya Kaffa mencegah kak indah yang mau meminumkan jamunya Haikal ke Nada.

"Jamu dari calon suaminya Nada, buatan ibunya. InsyaAllah sama dengan buatan bundanya Nada." Kata Indah mengulangi apa yang di katakan Haikal.

"Calon suami?" Tanya Daffa dan Kaffa kompak.

"Iya. Haikal kan?"

"Seperti apa orangnya?" Kata Kaffa.

"Tinggi tegap, orang nya bersih gak jerawatan dan ganteng" kata Indah sambil melirik Nada yang sepertinya tidak peduli dengan ucapan Indah.

"Pakaiannya gimana?" Tanya Daffa memastikan. Takutnya itu bukan Haikal. Siapa tahu orang asing yang ngaku-ngaku sebagai bang Haikal dan mau mencelakai kak Nadanya, meskipun Daffa sering ribut dengan Kakaknya tapi dia menyayangi kakaknya. Sangat. Tidak ada yang boleh menyakitinya. Apalagi sampai buat dia menangis. Siap-siap saja untuk di hajar.

"Pakek kaos hitam polos lengan pendek dan celana jeans." Kata indah mengingat pakaian Haikal yang tadi dia kenakan.

Daffa lalu mengangguk membenarkan kalau dia memang bang Haikal karena waktu ketemu dengan dia di mini market dia memakai pakaian seperti itu.

💐💐💐💐

Nada (End/Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang