Lovakarta #3 (?)

6.2K 424 127
                                    

[ADA DISKUSI DI BAGIAN AKHIR]

Sebelumnya, pemilik akun yang jarang nongol ini mau ngucapin selamat idul fitri untuk semua yang merayakan. Hanya milik Tuhan segala sempurna, semoga sebagai sesama manusia kita berkenan saling memaafkan salah.

▪︎▪︎▪︎

Jadi, pengen sedikit cerita, awal tahun baru lalu, waktu bagian ending aku post, aku sempet menanyakan apakah perlu ada bagian 3? Hasilnya, sebagian besar--malah seingatku sih, semua readers bilang bagian 3 memang harus dibuat karena yah, belum semua konflik rampung. Malah, konflik utamanya masih jadi pertanyaan besar. Aku sendiri setuju. Dan dalam hati sudah punya maksud mengiyakan permintaan itu. Bahkan sudah nulis beberapa bab.

Cuma, setelah berjalan lebih jauh, aku yang sejak awal nulis sama sekali nggak punya pegangan outline atau sejenisnya berakhir kejebak stuck. Kupikir mungkin hanya masalah mood. Atau aku lagi capek karena rutinitas akhir SMA yang cukup padat.  Tapi kok kebuntuannya sampe berminggu-minggu? Dan masih terus buntu bahkan setelah beberapa bulan?

Aneh banget.

Padahal aslinya ide tuh ada di kepala, bahkan beberapa percakapan pun udah terpikirkan. Masalahnya pas dieksekusi ituloh, kayak, kata-kata yang mau kuolah, semuanya kompak menolak. Alhasil ya gitu, seharian mantengin laptop dapet paling beberapa paragraf doang, itupun kalo dibaca ulang aku-nya langsung, "Ih, kok gini sih?!"

Jujur aku sempet stress karena ini. Rasanya mau nyerah aja. Ya udahalah Lovakarta biarin aja begitu seadanya di wattpad. BODO AMAT CAPEK.

Tapi terus, belakangan kok jadi kangen2 sendiri gitu... kepikiran, "Masa udah sejauh itu--udah tinggal puncaknya doang, Lovakarta malah kutinggalkan? Sayang banget..." berhubung lagi libur dan aku super gabut, jadi deh kubaca-baca ulang chapter2 terakhir Lovakarta #2. Disitu aku belum nyoba nulis lagi, sekedar cari hiburan aja dari percakapan Kaka&Nana. Sambil merenung-merenung gitu, ceileehh...
Makin hari, ada aja kejadian kayak, scroll ig dan tiba-tiba kepencet profil visual Kaka, muka visual Nana muncul di search--padahal udah lama ga kepoin dia. Sampai gatau gimana bisa nemu foto ini di pinterest:

Kalian yang baca Lovakarta dengan sepenuh hati tanpa skip-skip narasi pasti langsung ngeh, foto itu sama persis dengan bayangan aku tentang jendela kamar Nana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian yang baca Lovakarta dengan sepenuh hati tanpa skip-skip narasi pasti langsung ngeh, foto itu sama persis dengan bayangan aku tentang jendela kamar Nana. Yang biasanya dipake dia buat ngelamunin Senja terus si Kaka tahu-tahu muncul ngegerecokin:v
Dan plis, itu ceweknya persis Nana banget nggak sih? Rambut pendek sebahu.

Kok ini Semesta seperti sedang berkonpirasi buat kasih aku motivasi nulis lagi:")))))

Seketika aku sadar, problem stuck kemarin itu bukan sepenuhnya perkara capek. Melainkan karena aku, tanpa sengaja, udah ngelupain satu hal paling krusial dalam penulisan Lovakarta:  Harus seada-adanya. Sesuai dengan yang 'Dia' sampaikan.

Ya ampun bener!!! Aku lupa kalau sejak awal, peranku memang cuma sebagai perangkai kata, sementara alur cerita, aku harus nunggu kode-kode tertentu dari 'Dia', yang datengnya emang nggak pernah bisa di prediksi. (Inilah kenapa Lovakarta proses nulisnya lama).

Mungkin, karena antusias kalian di Lovakarta 2 bagus, aku jadi excited sendiri. Saking nggak sabarnya buat baca reaksi2 menyenangkan dari kalian, aku malah ngerangkai banyak alur versiku sendiri, dan yah, mungkin karena 'Dia' sepertinya cerita miliknya diubah-ubah oleh imajinasi liarku, jadi deh tiap ngetik ujungnya mumet doang tanpa hasil apapun. HUWA DASAR AKU>< 

Setelah sadar begitu, aku hapus-hapusin deh tuh segala alur aneh2 dari otak. Enak juga sih rasanya, kerasa lebih ringan. Selanjutnya aku ya kembali jalanin aktivitas seperti biasa. (Lebih tepatnya cuma mager-mageran di rumah sembari menunggu waktu buka puasa. *cerita ini memang berlatar di bulan ramadhan*) gitu teruuusss sampai malam takbiran.

Padahal rencanaya malam itu aku mau tidur cepet biar besoknya seger. Eh, liat laptop kok kayak manggil-manggil gitu minta dibuka. Ya udah deh aku buka aja sambil ngisi daya sekalian. Kirain bakal nge-gabut setel music videonya 5SOS, eh, tapi mendadak mood nengokin work Lovakarta. Baca ulang dikit-dikit, dan tiba2 aja mules. Ya sudah, panggilan alam gabaik ditunda. Anehnya, pas ngejogrok di toilet, lamunanku yang random entah bagaimana jadi fokus banget kearah satu hal. Sampe pas selesai, aku browsing2 karena pengen banget mencari tahu secara mendetail gitu tentang hal tersebut. Nah, ditengah keasyikan itu, beberapa scene muncul tanpa permisi di benak aku. Makin banyak artikel riset yang kubaca, ganbaran scenenya makin jelas. Sampai kemudian, KLIK! Astaga, kayaknya ya ini penyelesaian paling tepat buat konflik utama Lovakarta!

Bener aja guys, setelah berbulan2 kubiarkan work cerita ini berdebu, di malam takbiran itu akhirnya aku bisa nulis dengan lancar:" meskipun harus nggak tidur dan nampak seperti zombie di pagi hari raya idul fitri, aku pribadi menganggap insomnia kemarin itu sebagai keberkahan. Lovakarta, berhasil kurampungkan secara utuh dalam 2 bagian buku.

Oke, aku tahu kabar ini mungkin mengecewakan kalian. Tapi sudah final kalau Lovakarta 3 tidak akan dibuat. Karena semuanya ternyata lebih cocok untuk berada dalam Lovakarta 2.

Hehe, sekedar info, Lovakarta di wattpad memang cuma versi rumpang dari Lovakarta di work laptopku. Jadi sering pas update, setiap bab kupotong satu atau dua panel buat disimpan. Misal bab 23 yang aslinya ada 2000kata, cuma kubagi ke kalian 1200kata. *suka pelit emang orang ini:v

Inti dari 'sedikit cerita' yang malah jadi 'banyak cerita' begini, ya pokoknya tidak ada book 3. Lovakarta lengkap hanya terbagi jadi 2 saja. Jadi jangan tagih-tagih aku lagi:'v

Readers: Lha terus, kami gimana dong? Kan kami penasaran? T_T

Nah, ini aku juga bingungT_T
Beberapa dari kalian mungkin punya pemikiran yang sama denganku, bagaimana kalau diterbitkan, jadi nanti teka-teki dan panel2 rumpang bisa dinikmati readers dalam Lovakarta versi cetak?

Well, itu ide yang menarik. Tapi kalau bicara naskah 'Lovakarta', rasanya buat nyerahin naskah ke penerbit tuh ga gampang. Mikirin proses editing yang seringkali mengharuskan ada perubahan alur dan cut adegan sana-sini, aku jadi ngeri sendiri. Kayak batinku jerit, "GA BOLEH! NASKAHKU YANG INI GA BOLEH DIGITUIN!"

Lebay ya? Nggak tahu deh, aku cuma merasa Lovakarta istimewa(bukan berarti aku bilang cerita ini sangat amat bagus ya). Kalau kalian baca semua karya2 aku sebelumnya pasti bisa paham, bahkan aku setuju kalo ada dari kalian yang berpikiran Lovakarta kayak bukan ditulis sama Kak Ayii. Lovakarta out of my comfort zone, also this really out of my limit. Alhasil, setiap kata jadi sangat berharga buatku. Sampai rasanya nggak rela kalo naskah ini disentuh2 editor:"

At the end, beberapa kakak editor yang sudah lama menanyakan malah kutarik ulur. Kadang aku bilang iya, tapi pas mulai bahas kontrak aku langsung teriak nanti dulu, terus minta waktu dengan alasan masih mau sunting sana sini. Ya allah sungguh aku berdosa.

Makanya ini aku sharing saja sama kalian. Barang kali ada yang mau menulis bagaimana keinginan hatimu pribadi?

Plus, meluangkan waktu buat membantu aku mencari solusi dan jalan tengah terbaik agar kalian bisa menemukan semua jawaban dari rasa penasaran yang lama mengendap, tanpa aku harus kehilangan unsur apa adanya dalam naskah Lovakarta...

Terima kasih sebelumnya:)

Salam hangat,
Ayii

LovakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang