Tentang patah hati,
Saya tak pernah bisa beri deskripsi.
Juga tak pandai mengarang definisi.Tapi setelah kamu hadir seperti gravitasi.
Menarik dan membawa pada titik jatuh yang tak terhindari.
Sekarang saya menjadi yang paling mengerti.Seperti perih saat harus menjadi tokoh yang ada, namun tak pernah mendapat peran utama.
Patah hati adalah luka. Memaksa dirasa.Saat diri yang selalu menginginkan hanya dihadiahi kecewa, sementara orang yang acuh justru bisa mendapatkan dengan mudah.
Patah hati adalah egois. Tidak adil yang tak menyediakan kesempatan membantah.Dan patah hati adalah dunia.
Dunia yang menempatkanmu pada posisi 'hanya bisa menerima'Umpamanya saya sendiri.
Saya yang sedang berkeluh kesah ini...Sebagai langit, kadang saya patah hati.
Saya yang selalu memayungi, tapi hanya gumpalan jingga yang kamu puji.Sebagai angin, kadang saya patah hati.
Saya senantiasa ada, namun kamu malah sibuk mencari batas antara matahari dan purnama.Sebagai hujan, kadang saya patah hati.
Saya yang setia menemani, nyatanya selalu kalah dengan senja yang kamu sukai.
Bukti kerelaan saya jatuh jutaan kali, nyatanya tak pernah bisa membuatmu beralih dari hal yang pergi sesuka hati dengan hanya meninggalkan janji kembali.Sebagai pendambamu, kadang saya patah hati.
Tapi karena terlalu mencintai, saya lupa cara membenci.
Lupa pula kalau ada pilihan pergi.
Ujung-ujungnya bertahan lagi.
Menikmati luka sendiri sambil berharap suatu hari kamu peduli.~Hati yang selalu kembali, meski kamu buat patah berkali-kali.
Story soundtrack:
Kucinta Kau Apa Adanya (Aku Mau) by Once Mekel
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovakarta
Teen Fiction[COMPLETED] Lovakarta #1 Julukannya Hujan istimewa. Soalnya, Hujan yang satu ini selalu di damba-damba. 999 dari 1000 hati menyatakan ketertarikan padanya. Seharusnya, cerita ini mudah. Hujan tinggal pilih saja salah satu dari 999 hati yang ada. Te...