Part 10

1.5K 88 11
                                    

Setiba di kelas kedua remaja gadis berdiri dan meminta izin untuk masuk ke kelas. Awalnya guru itu menurunkan kacamatanya, heran kenapa mereka kembali ke kelas dengan bersama.

Bukankah Khya meminta izin ke perpustakaan dan Fatim meminta izin ke toilet. Jalur perpustakaan berbeda dengan jalur toilet. Beruntung Fatim membaca pikiran  guru itu.

"Kami tidak sengaja bertemu di tangga pak." ujar Fatim tersenyum, perkataan Fatim membuat guru itu heran san mengizinkan mereka masuk.

Lima menit setelah mereka masuk, Fateh baru kembali ke kelas dengan wajah yang berbeda. Matanya tidak lagi tajam, pakaiannya tidak berantakan dan sepertinya ia tidak habis melakukan hal yang terjadi tadi.

"Astaga! Aku habis melihat dua orang yang sama." gumam Fatim.
"Ini adalah sosok dirinya yang asli." bisik Khya.

Fatim hanya mengangguk, ia masih bingung dengan apa yang terjadi.

Kring!...
Bel pulang berbunyi merdu, membuat semua berisik karena mereka akan pergi ke suatu acara.

"Anak-anak.. sehubungan besok adalah hari ulang tahun sekolah kita. Jangan pulang dulu, bapak akan memilih beberapa siswa untuk bermaim drama besok." ujar bapak guru yang merupakan juga wali kelas mereka.

Semua mengangguk paham, mereka keluar kelas untuk melihat suasana di lapangan. Karena beberapa siswa sedang latihan nari, tidak lupa Fatim mebelpon bang Saaih untuk memberitahu kalo ia pulang sedikit telat.

Fatim tersenyum melihat semuanya, ia melihat banyak siswa melihat ke lapangan. Hanya saja, gadis itu melihat seorang remaja berjalan menjauhi keramaian.

"Ini adalah waktu yang tepat, umtik bertanya." ujar Fatim meinggalkan keramaian.

Ia yakin Khya tidak akan mengikutinya karena gadis itu di panggil oleh guru.Anehnya, Fateh berjalan begitu jauh.

"Fateh!" teriak Fatim membuat Fateh berbalik.
"Apaan?" ketus Fateh.
"Kamu tadi kenapa mendekatiku sangat aneh dan seperti menginginkan sesuatu." ujat Fatim heran.
"Maksud lo apaansih! Ngak jelas amat!" ketus Fateh heran.
"Hah! Kamu ngak ingat? kamu terhempas ke tembok saat Khya datang!" jelas Fatim.
"Maksud lo apaansih! Ngak jelas amat, gue tadi hanya ke toilet doang ngak kemana-mana. Aneh.."ucap Fateh pergi meninggalkan Fatim sendiri.

"Kalo dia hanya ke toilet, siapa yamg ikuti aku dan siapa yang terhempas itu?" batim Fatim heran.

"Fatim, lo di panggil sama wali kelas." ucap seseorang mengagetkan Fatim.
"i..iya aku segera ke sana." ucap Fatim berlari ke kelas meninggalkan remaja itu.

Setiba di kelas Fatim melihat Khya yang duduk di salah satu bangku dengan wajah kesal. Fatim hanya menunduk duduk di sebelah Khya, menatap guru.

"Ngak usah panggil Fatimnya Soleha.Ini dia baru nyampe." ucap pak guru saat melihat Fatim baru datang.

Fatim bingung kenapa, cewek itu berada di sini? bukankah dia Fatim tinggalkan di lorong itu. Fatim hanya bisa diam dengan penuh pertanyaan, awal sekolah sungguh melelahkan baginya.

Banyak hal yang belum ia ketahui, membuat pertanyaan itu terus menghantui Fatim. Gadis polos itu termenung di dunia khayalannya tanpa mendengar penjelasan guru.

GO AWAY! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang