Bab 37

572 48 4
                                    

Tiba-tiba sebelum Harrowh membawa Fatim pergi, gadis itu terhempas dengan sendirinya. Sepertinya Fatim melakukan perlawanan terhadap Harrowh, di sela-sela pertarungan itu Fatim mengatakan kata-ksta yang aneh.

"Kh-khya.."

"Ak-aku tidak ma-marah pada-mu.."

"Pe-rgi jik-a kamu ing-in berte-mu dengan-nya.."

Khya hanya menaikkan alisnya, tapi Khya takkan pergi meninggalkan Fatim sendirian. Gadis itu tidak tahu harus berbuat apa sedangkan Ayna hanya pergi mencari Saaih.

Saat Khya mulai melihat Harrowh keluar dari tubuh Fatim dengan cepat ia menariknya menjauh dari tubuh Fatim.

"Menjauhlah roh jahat!" bentak Khya berusaha menarik Harrowh keluar. Namun hantu itu terlalu kuat dan berhasil masuk kedalam tubuh Fatim.

"Kau tak  akan bisa-

Kalimat Harrowh terputus saat sebuah cahaya menarik paksa hantu itu. Khya hanya membeku, ia sangat mengenali aura roh ini. aromanya bukan seperti seseorang yang telah pergi namun ia masih memiliki aroma manusia.

"Dia kah itu..?" ujar Khya menghembuskan nafasnya saat roh bercahaya itu hilang bersama Harrowh.

Bruk! Fatim terjatuh lemah. Khya menariknya dengan tepat dan jatuh di atas tempat tidur. Gadis itu menggelengkan kepalanya tak mungkin dia, lebih baik ia memperhatikan kondisi Fatim.

"Tim? Kamu tak apa?" lirih Khya mendekatkan aroma kayu putih di hidungnya.

"Aishh, apa yang terjadi? " tanya Fatim membuka matanya secara perlahan-lahan.

"Bagaimana kabarmu?"tanya Khya menghiraukan pertanyaan Fatim.

"Aku baik seperti yang kamu tahu," senyum Fatim menahan tawanya.

"Tidakkah kamu mengerti aku sangat khawatir padanmu?" ketus Khya memutarkan bola matanya.

"Aku hanya bercanda, jangan seperti itu Khya." Bujuk Fatim menarik tangan sahabatnya itu.

Khya hanya menghela nafas, tersenyum. Siapa yang bisa bertahan marah kepada sahabat dalam jangka yang panjang. Bibirnya melengkung tipis membuat Fatim tertawa.

"Jika aku bilang ini lucu, jangan paksakan untuk menahannya," ledek Fatim membuat Khya kikuk dengan sikapnya.

"Gue senyum malah lo bilang gue lucu, gue lucu entar lu bilang gue garing," ujarnya malas.

"random banget bicaranya," ujar Fatim bangkit di ikuti Khya. Gadis itu terlihat menaikkan alisnya satu, heran kenapa kamarnya jadi gudang kucing kayak gini. Ini sangat berantakan.

Tiba-tiba angin di kamar itu berubah menjadi tenang, padahal sedari tadi mereka bertarung di luar hujan turun dengan deras. Mereka saling menatap, kenapa tiba-tiba dengan satu detik berubah kondisi. Sebuah bayangan kecil berlari kesana kemari, tak dapat di lihat dengan jelas bayangan siapa.

"Jangan bilang kalau dia datang!"

GO AWAY! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang