"Gue ngak mau tahu! lo jauhi Fatim sekarang juga!" Bentak Bang Saaih kepada Fateh.
"Maksud lo apaansih?!" tanya Fateh bingung.
"Lu kira gue bakalan lupa dengan semua yang lo lakuin ke keluarga gue!"Ujar bang Saaih tidak mempedulikan Fateh yang masih bingung.
"Kalo bicara yang jelas, gue ngak tahu apa yang lo maksud" dingin Fateh pergi meninggalkan bang Saaih.Cowok itu terlihat frustasi takut akan masa itu terulang kembali. Dia benar-benar tidak ingin kehilangan orang yang di sayangnya lagi. Cukup hanya dia! tidak Fatim!
"Lho? abang kenapa kayak kesal gitu?" tanya Fatim tiba dengan membawa dua minuman. Bang Saaih hanya bisa menggeleng dan hanya membuat Fatim semakin penasaran.
"Fateh kemana?" tanya Fatim baru menyadari cowok itu tidak berada lagi di sini. Mata bang Saaih hanya bisa menunjukkan kebohongan lalu pergi meninggalkan Fatim dan sekolah itu.
Masih merasa heran dengan tingkah abangnya yang tiba-tiba aneh, Fatim hanya bisa berlari mengejar.
"Bang Saaih..."
BRUK!
"Awh.." lirih Fatim terjatuh sambil menatap tangannya yang mulai mengeluarkan darah.
Bang Saaih hanya bisa berbalik dan membantu Fatim berdiri. Wajahnya terlihat cemas menatap kedua telapak tangan adeknya mengeluarkan darah.
Siapa sangka darah itu memancing makhluk jahat itu keluar. Dia sedari mengintip di belakang menunggu waktu di mana gadis itu akan mati.
"Fatim ngak apa-apa?" Fatim hanya bisa menggeleng dan menahan semua rasa sakit itu.
"Pulang yuk!" ajak bang Saaih tidak tega meninggalkan adeknya sendiri di sekolah. Fatim tetap menggeleng menolak tawaran itu, dia merasa perasaaannya gelisah dan sebuah suara memintanya untuk menolak tawaran itu.
Suara yang berasal dari orang yang berbeda, salah satu suara itu sangat ia kenal.
Fateh!
Kenapa Fateh bisa memasuki pikirannya, dia yakin bahwa itu adalah suara Fateh.
Bang Saaih tetap terus menatapnya dan menuntunnya ke arah mobil. Dia bingung harus apa, apakah dia akan menceritakannnya kepada bang Saaih atau membiarkan peringatan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GO AWAY! [END]
HorrorSeseorang gadis kecil yang sangat keras kepala harus terkurung di dalam ruangan. Tidak ada yang membolehkannya keluar sebelum ia sembuh dari hal yang sesuatu tidak boleh di undurkan lagi. Tetapi semua rencana itu hancur, saat sesuatu yang tidak di...