"Mereka akan membunuh temanmu, seperti dia membunuh sahabatmu!"
Tulisan itu sangatlah membuat Fatim sangat heran dan ketakutan
Dia tidak mengerti maksudnya, siapa yang membunuh sahabatnya?Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. Ia adalah Fateh,cowok itu hanya menatap tajam dirinya. Membuat Fatim mundur dan terjatuh
"Eh! Lu! kalo mau nyapa adek gue! Ngak usah mata lo itu di tajamin! Mau lu gue tajamin mata lu lagi!" kesal Bang Saaih membantu Fatim berdiri.
Ia benar-benar bingung, kenapa dengan cepat bang Saaih tiba di sekolahnya.
Fateh hanya pergi meninggalkan mereka tanpa berkata-kata.
"Ngak apa-apakan?"tanya bang Saaih memastikan Fatim tidak di lukai Fateh.
Cewek itu hanya menggeleng tersenyum, ia memeluk abangnya.
"Makasih.." serunya tersenyum.Tidak ada jawaban dari bang saaih selain membalas pelukan adeknya.
Setelah sekian lama, Bang Saaih melepaskan pelukan itu dan menatap penuh Fatim. Membuat gadis itu seakan di penuhi tanda tanya yang akan menghujaninya."mereka mengganggumu?" tanya bang Saaih ingin menerima jawaban jujur dari Fatim. Awalnya Fatim hanya menggeleng dan tiba-tiba yang mengangguk tanpa di minta.
"kamu tahu siapa yang melakukannnya?" tanya bang Saaih. Fatim tahu apa yang di maksud adalah Fateh. Terlihat sudut tatap Fatim melirik Saaih yang tengah sibuk.
"Tidak hanya saja tiba-tiba teman sekelasku seperti itu!" tunjuk Fatim ke arah kelas.
Bang Saaih hanya melirik lalu menghela nafas. Ada sesuatu yang harus terpaksa di lakukan, dan hal itu sebenarnya tidak di perbolehkan.
"Tunggu dulu Tim.." ujar bang Saaih meninggalkan adeknya sambil berjalan menatap tajam ke arah Fateh.
bang Saaih menghilang tanpa kasat mata lalu berjalan menyelip dari ramaian orang.
Dia memasuki kelas dan membuka mata bathin."Apa yang terjadi?" perkataan itu membuat salah seorang siswa berjalan meraung marah kepada bang Saaih.
"Dia melihatku? tunggu mata itu..."
ucapan bang Saaih terputus saat dia mengingat hal yang menyakitkan itu."Dia kembali? benerkah dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GO AWAY! [END]
HorrorSeseorang gadis kecil yang sangat keras kepala harus terkurung di dalam ruangan. Tidak ada yang membolehkannya keluar sebelum ia sembuh dari hal yang sesuatu tidak boleh di undurkan lagi. Tetapi semua rencana itu hancur, saat sesuatu yang tidak di...