"lari menuju ke arah semak sana Fatim!" Teriak suara itu memekikkan telinganya.
Bang Saaih hanya mencoba menenangkan gadis itu, ia terlihat cemas dngan apa yang terjadi.
Apa Fatim memecahkan pelindungnya, batin bang Saaih melihat ke anehan Fatim.
Ia melirik ke arah semak kecil yang terlihat sepi, sebuah matanya terhenti saat melihat makhluk yang sedang menunggu mangsa.
Dngan sigap bang Saaih menggendong Fatim ke mobil. Ia mengendarai dengan cukup cepat. Membuat Farim heran dan hanya memikirkan suara itu.
"kenapa Fateh, bisa merasuki pikiranku?" lirih Fatim dan masih terdengar oleh bang Saaih.
Rem mendadak di lakukannya, ia sangat marah mendengar perkataan adeknya tersebut.
"Maksudmu Fatim? Fateh yang meminta makhluk itu untuk membunuhmu! Dan dia merasuki pikiranmu!" marah bang Saaih tidak menyangka.
"Hah! makhluk, bukan itu maksud Fatim bang.." kaget Fatim.
"Berarti kamu membuka pelindung itu Fatim! Kamu memancing dia membunuhmu!" kesal Bang Saaih.
"Bang... Atim ngak ngerti bang," lirihnya menenangkan abangnya.
"Fatim! Kamu jauhi pengecut itu! Kalo tidak abng akan membuat dia sengsara lebih dahulu!" perkataan itu membuat seketika Fatim marah.
Ia tidak terima jika ada yang menghina temannya, jika Fatim jujur kepada Bang Saaih. Fatim akan mengatakan dia menyukai cowok itu. Meski sering bersikap aneh, tetap saja Fateh berhasil membuatnya menyukai cowok itu.
"Bang! Atim ngak suka, abang merendahkan Fateh seperti itu! Atim benci bang!" marah Fatim.
PLAK!!
Sebuah tamparan menyakitkan mengenai Fatim, gadis itu hanya bisa menahan air mata menangis. Bang Saaih melihat air mata adeknya mirip dengan sebuah tangisan seorang yang selama ini di rindukannya.
"Maafin abang, tim.." lirih bang Saaih merusaha memeluk gadis itu.
Fatim tidak memberontak, dia tidak mempedulikan pipinya yang merah akibat itu. Dia hanya mempedulikan kenapa abangnya bersikap aneh.
"Akan ada saatnya mengerti, dan akan ada saatnya kamu merindukannya.." ujar bang Saaih membuat Fatim tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
GO AWAY! [END]
HorrorSeseorang gadis kecil yang sangat keras kepala harus terkurung di dalam ruangan. Tidak ada yang membolehkannya keluar sebelum ia sembuh dari hal yang sesuatu tidak boleh di undurkan lagi. Tetapi semua rencana itu hancur, saat sesuatu yang tidak di...