Part 24

1K 65 9
                                    

"Kubiarkan dirimu lolos hari ini.." perkataan itu seperti bisikkan yang mengerikan.

***

Fatim berlari ke arah kelasnya, langkah kakinya terhenti saat melihat keramaian orang yang sedang berdiri dan menatap lewat jendela kelasnya.
Gadis itu terlihat heran, apa yang terjadi? pertanyaan itu menghantuinya untuk mengetahui kejadian.

"Hm.. apa yang terjadi?" tanya Fatim kepada salah satu perempuan yang berdiri di sebelahnya.
"lo bukannya anak kelas itu!" tunjuknya ke kelas yang kini ramai oleh siswa. Fatim hanya mengangguk, tetapi anggukannya tidak mendapatkan jawaban melainkan perempuan itu menariknya mendekat ke salah satu jendela.

Sungguh! Itu bukan hal yang sangat menarik untuk di tonton melainkan sangatlah mengerikan. Bagaimana tidak, kelas itu bukan terlihat kelas melainkan seperti gudang yang sudah lama di tinggalkan. Terlihat siswa-siswa seperti kerasukan dan menyebut nama seseorang. Akan tetapi, terlalu sulit untuk terdengar jelas siapa nama yang di sebutnya.

"Apa yang terjadi?" tanya wali kelas Fatim. Tidak ada jawaban dari mereka, guru itu melihat ke jendela di sebelah Fatim. Ia terlihatshock saat melihat muridnya kerasukan secara bersamaan.

"Kenapa bisa seperti itu Fatim?" tanya guru itu kepada Fatim. Gadis itu hanya mengangkat bahunya tidak tahu.  Ia baru saja datang dan melihat keadaan ini.

"Siapa aja teman kamu yang tidak seperti itu?"tanya guru itu lagi.
"Saya sendiri, sejak tadi Khya belum datang" ujar Fatim berusaha mengingat sesuatu.

"Oke kamu cari bantuan Fatim" pinta guru itu padanya, Fatim hanya terdiam. Ia dapat melihat semua pandangan mata ke arahnya seperti terlihat menakutkan. Karena hanya dirinya yang tidak ikut kerasukan di kelasnya itu.

Fatim hanya diam duduk di salah satu bangku, ia bingung menelfon siapa. Tetapi, kepalanya teringat sesuatu yaitu Bang Saaih.

Hanya abangnya yang bersedia membantunya.

Call on
Fatim : Halo?
Bang Saaih : Ada apa tim?
Fatim : Bang, bantuin Fatim. Teman-teman Fatim kerasukan.
Bang Saaih : Kamu ngak kenapa napa kan?!
Fatim : Fatim baik kok.
Bang Saaih : Yaudah abang mau berangkat ke sana.
Fatim : makasih bang.

Call Off

Fatim menutup telponnya. Ia memegang melihat sekitar di lingkungan itu. Auranya seperti kuat, dan seperti menusuk Fatim perlahan-lahan.

Plup!
Secarik kertas terlempar ke arahnya

GO AWAY! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang