Bab 12

1.2K 67 0
                                    

"Maafin gue teh.." lirih Khya menatap sepupunya itu.
"Aduh, gimana cara gue bawa mereka. Bisa-bisa Fatim baca pikiran gue lagi saat ia melihat keadaan Fateh." bingung Khya.

Saat, entah kenapa Fateh beranjak. Tubuhnya masih di kuasai makhluk itu, Fateh menatap tajam ke arah Fatim dan beralih ke Khya dan pergi. Kepergian Fateh, membuat Fatim membuka matanya, ia melihat wajah Khya yang bingung dan khawatir.

"Fa..teh.. mana?"tanya Fatim memerhatikan sekeliling kelas.

Khya hanya menggeleng sambil menunduk, ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Kita ke ruang pertemuan yuk!.." ucap Khya mengalih perhatian.

Fatim hanya mengangguk, mengikuti langkah kaki Khya dari belakang. Sesampai di ruang itu, Fatim melihat seseorang sedang duduk di bangku belakang sambil memainkan handphonenya, dengan cepat ia memegang tangan Khya. Remaja itu hanya membalas  pegangan Fatim ia tahu, Fatim sangat trauma dengan yang terjadi. Fateh yang melihat kedatangan Fatim langsung menghampirinya dan berhadapan.

"Dari mana aja lo! Lama amat, kalo  bukan karena acara ini. Gue ngak bakalan nungguin lo!" ucap Fateh memberi tatapan tajam tetapi tatapan itu tidak seperti tadi.
"Hah! Kenapa sih dia aneh, bukannya karena dia yang bikin aku jadi telat kayak gini. Udah jutek, aneh, marah-marah kagak jelas lagi." batin Fatim menunduk.
"Jangan salahin dia! Salahin lo, ngapain lo nungguin dia!" bela Khya.
"Jangan ikut campur lo!." ucap Fateh kemudian pergi.

Fatim menghela nafasnya dengan pelan, ia merasa lega dengan kepergian Fateh. Khya menatapnya seperti menanyakan perkataan yang sama, apa yang kamu lihat?

"Aku melihat Fateh yang sebenarnya tidak marah tetapi ada seperti bisikan yang membuat dirinya marah." ujar Fatim.
"Oke, baiklah. Kita langsung aja ke ruang ganti, semua sudah menunggu." ucap Khya menarik Fatim.

Ternyata benar yang di katakan Khya, semua menunggu mereka. Ada hal yang aneh bagi Fatim, kini cowok yang selalu di anggapnya aneh di kerumuni oleh banyak remaja cewek. Tentu ini adalah hal yang aneh, apa mereka tidak takut melihat tatapan Fateh yang menyeramkan di tambah lagi ia seperti psikopat. Remaja laki-laki itu terlihat dingin menanggapi kerumunan itu.

Karena merasa di perhatikan, Fateh melirik ke arah Fatim yang memerhatikannya. Farim yang masih di dunia khayalannya ia tidak sadar kalo Fateh membalas tatapannya dan menghampirinya.

"Ngapain lo natap gue?" ucap Fateh santai.

Fatim sangat terkejut kehadiran Fateh segera mundur, Khya tidak ada di sebelahnya karena ia di panggil oleh guru.

"Ng..ngak kok!" gugup Fatim.
"Ngapain gugup?" tanya Fateh menatap Fatim dengan aneh.
"Siapa.. yang gu..gup..An.aneh banget." ucap Fatim melirik sekitarnya.

Ia baru menyadari, remaja yang mengerumuni Fateh kini meledek dirinya. Membuat gadis itu bulshing.

"Baper lo?"tanya Fateh melihat sekitar.
"Ng..ngak kok.." bohong Fatim.
"Jangan boong, pipi lo merah!"ucap Fateh dengan santai.
"Kagak peka!" batin Fatim.

Fateh hanya tersenyum, senyumannya itu membuat Fatim nyaman. Ia merasa ada sesuatu yang aneh bagi Fateh, karena dari tadi Fatim bisa membaca pikirannya dengan baik.

"Aku harus mencari tahu hal ini!"batin tekad Fatim.

GO AWAY! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang