Santi terkejut ketika Aldo mengatakan: "Aku merasa bersalah sama Syahirah, ma. Jika Aldo menikahi Hanna, maka Syahirah akan tersakiti."
Santi menatapnya dengan lekat dengan tatapan tidak percaya. Apakah anaknya sudah mengingat Syahirah sebagai istrinya sekarang?
Aldo melanjutkan lagi perkataannya, "Aldo tidak ingin membuat siapapun kecewa. Mama, papa, keluarganya Hanna, pak Kiyai Gufran, dan Syahirah. Aldo tidak ingin membuat semua orang itu kecewa dan tersakiti karena Aldo." lirihnya. Aldo menatap mamanya dengan tatapan sendu. Aldo tidak pernah seputus asa seperti saat ini.
"Kamu sudah ingat siapa Syahirah, Do?" tanya Santi yang menghiraukan perkataan Aldo. Aldo menatap mamanya dan mengangguk. Santi langsung memeluk anaknya. Santi merasa sangat senang Aldo sudah mengingat Syahirah lagi. Santi menguraikan pelukannya dan menatap anaknya. Seharusnya saat ini ia tidak boleh langsung merasa senang. Karena masih ada masalah lain yang belum terselesaikan.
"Lalu, apa kamu masih ingin melanjutkan pernikahan dengan Hanna?"
Aldo mengangguk. "Tidak mungkin Aldo membatalkannya. Aldo akan tetap menikahi Hanna."
"Terus Syahirah, gimana? Apa kamu akan melepaskan Syahirah begitu saja?"
Aldo mengusap wajahnya dengan gusar. "Justru itu yang membuat Aldo dilema, ma. Aldo masih mencintai Syahirah. Aldo tidak ingin menyia-nyiakan Syahirah begitu saja. Dan Aldo juga tidak ingin menyakiti Syahirah. Intinya Aldo nggak mau berpisah sama Syahirah." Aldo menghela nafas panjang. Ia benar-benar merasa frustasi.
Dalam waktu dua minggu ini. Aldo sering shalat istikharah. Berikhtiar. Meminta jalan keluar yang tepat yang tidak menyakiti siapapun. Tapi, sampai sekarang Aldo belum mendapatkan jawaban. Hari raya idul fitri tinggal seminggu. Jika ia ingin melanjutkan pernikahan dengan Hanna, Aldo belum menyiapkan apapun. Belum ada persiapan sama sekali yang dilakukan oleh Aldo dan Hanna. Termasuk membicarakan tentang mahar.
Dengan bismillah, Aldo memutuskan pergi ke pondok pesantren. Menemui keluarga Hanna dan pak Kiyai Gufran untuk membicarakan soal pernikahan sekaligus meminta permohonan maaf karena belakangan ini Aldo hilang kabar.
***
Sesampainya dipondok pesantren. Aldo menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Aldo menyiapkan diri sebelum memantapkan langkahnya masuk ke dalam lingkungan pondok.
Tujuan ia ke pondok untuk membicarakan pernikahan. Bertanggung jawab atas lamarannya dulu. Sepanjang jalan menuju rumah orang tuanya Hanna, Aldo berdoa agar diperjalanan tidak bertemu Syahirah. Aldo sungguh merasa tidak tega apabila ada Syahirah. Apalagi jika Syahirah mengetahui kedatangannya ke sini hanya untuk membicarakan pernikahan.
Ujian yang sedang diberikan oleh Allah ke Aldo bukanlah hanya untuk Aldo saja, tapi ujian bagi Syahirah juga. Keduanya sama-sama diberikan ujian. Entah itu untuk menguji cinta antara Aldo dan Syahirah, kesetiaannya, kesabaranny, tawakalnya, dan lain-lainnya. Yang pasti, Allah menguji keduanya untuk mengetahui seberapa besarnya cinta keduanya terhadap-Nya. Seberapa banyak keduanya melibatkan-Nya dalam masalah yang sedang terjadi. Sebenarnya Allah hanya ingin menguji keimanan Aldo dan Syahirah.
Aldo memberi salam sembari mengetuk pintu rumah pak ustadz Syaiful. Lama menunggu, seseorang dari arah belakang membuatnya tersentak. Justru pak Kiyai Gufran lah yang datang menemuinya.
Aldo memberi salam, lalu mencium punggung tangan pak Kiyai Gufran. "Wa'alaikum salam," jawab pak Kiyai Gufran. "Hanna dan keluarganya sedang berada dirumah saya, menunggu kejelasan dari kamu." katanya memberitahu. Aldo pun diajak Pak Kiyai Gufran kerumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syahirah 2: Aldo ✔
RomanceJodoh itu rahasia Allah. Jika memang Allah sungguh menakdirkan kita untuk bersama. Percayalah, suatu saat nanti kita akan dipertemukan kembali dan akan hidup bahagia bersama. Seperti nabi Adam dengan Siti Hawa yang dipertemukan kembali setelah sekia...