Syahirah 2 || PROLOG

791 20 0
                                    

Syahirah sudah selesai dihias wajahnya. Dengan berbagai polesan make-up di wajahnya. Sangat cantik. Gaun pengantin yang digunakan perempuan itu juga bentuknya sederhana. Hanya sebuah kebaya berwarna putih dan kepalanya dibalut dengan kerudung pasmina yang senada warnanya dengan baju yang dikenakan. Tapi, sangat cocok dan pas dibadan perempuan itu.

Alea dan Nisya menemani perempuan itu di dalam kamar. Menyaksikan temannya yang beberapa menit lagi akan menikah dan menjadi istri sah dari seorang Aldo.

Acara akad nikah akan dimulai tiga puluh menit lagi. Reno menyempatkan dirinya masuk ke dalam kamar adiknya untuk melihat adiknya yang sudah selesai dihias atau belum.

"Kak Reno, mau foto sama Sya nggak? Biar Nisya fotoin." kata Nisya yang sudah siap dengan kameranya. Dia sengaja membawa kamera untuk mengambil foto pernikahan Syahirah.

Reno mengangguk. Lalu dia berdiri di samping adiknya yang masih duduk di depan meja rias. Syahirah berdiri. Mensejajarkan dirinya dengan kakaknya, lalu menggandeng kakaknya sambil tersenyum. Reno dan Syahirah sama-sama menghadap ke kamera yang dipegang Nisya.

"Senyum ya!" Nisya berseru. "Satu ... dua ... tiga ...." cekrek. Nisya sudah selesai mengambil gambar kakak-beradik itu dan meperlihatkan hasil jepretannya.

"Bagus," ujar Reno. "Makasih, ya?"

"Sama-sama, kak."

"Boleh gue ngobrol empat mata sama Syahirah?" tanya Reno.

"Oh, tentu saja boleh." sahut Alea. Lalu dia mengajak Nisya dan tukang rias pengantin keluar dari kamar. Tidak lupa Alea menutup pintu kamarnya lagi.

Reno memerhatikan adiknya dari bawah hingga atas. Dia berdecak kagum. Hari ini adiknya sangat cantik sekali. Cantiknya menjadi berlipat ganda dari sebelumnya. Syahirah yang ditatap seperti itu menjadi salah tingkah. Wajahnya tersipu malu.

"Udah ah, kak Reno. Jangan ngeliatin Sya kayak gitu." ucap Syahirah.

Reno tersenyum. Dia mengambil kedua tangan adiknya dan menggenggamnya. Reno menatap adiknya dengan lekat. "Sekarang tugas kakak sebagai seorang kakak sekaligus ayah untuk kamu sudah selesai Sya. Sebentar lagi kamu akan jadi istri Aldo. Dan Aldo akan menggantikan tugas kakak, yaitu menjaga kamu. Membuat kamu terus tersenyum."

"Kak," Jujur Syahirah tidak nyaman dengan suasana seperti saat ini. Suasana haru yang bercampur sedih yang menandakan arti perpisahan. Syahirah tidak suka.

"Kamu jangan nangis. Nanti luntur. Kalo make up-nya luntur, enggak cantik lagi." Dengan sangat hati-hati, Reno menghapus air mata Syahirah yang turun membasahi pipinya--dengan menggunakan tisu yang kebetulan ada di meja rias.

"Terus berbahagia ya, Sya? Apapun masalah yang kamu hadapi nanti, kakak harap kamu selalu tersenyum. Jangan biarkan orang-orang tau masalah yang sedang kamu hadapi. Jika kamu tidak kuat menahannya, kamu bisa datang ke kakak. Cerita sama kakak, ya? Jangan rahasia sama kakak," Reno mengusap puncak kepala adiknya.

"Acaranya sebentar lagi akan dimulai, kakak keluar kamar dulu." Reno memeluk adiknya sebelum keluar. Syahirah membalas pelukan kakaknya. Lalu Reno menguraikan pelukannya dan keluar dari dalam kamar Syahirah, tidak lupa untuk menutup pintunya lagi.

***

Prosesi akad nikah telah usai. Kata 'Sah' sudah dilontarkan dari mulut para saksi dan penghulu. Aldo mengusap wajahnya sambil berucap syukur karena kini perempuan yang selama ini dia tunggu akhirnya sudah sah menjadi istrinya.

Dari dalam kamar, Syahirah yang mendengar itu ikut mengusap wajahnya sambil berucap syukur. Nisya yang menemani Syahirah dikamarnya--ikut berucap syukur, lalu memeluk temannya sambil mengucapkan selamat atas pernikahannya.

"Semoga kalian jadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah, ya Sya? Gue turut bahagia buat lo. Senang banget gue," ucap Nisya riang. Dia menguraikan pelukannya dan menatap sahabatnya tersebut.

"Makasih ya, Nis. Cepet nyusul ya, sama Dino. Hehe." kata Syahirah.

"Doain aja. Yuk, keluar. Temui suamimu." kata Nisya menggoda Syahirah. Kedua pipi Syahirah pun langsung merona merah dan jantungnya kembali berdegub kencang lagi.

Nisya membukakan pintu kamar untuk Syahirah. Nisya menggandeng Syahirah. Mengantar Syahirah hingga ke pelaminan. Membantu Syahirah duduk di samping Aldo. Lalu, Nisya pergi duduk di dekat Dino. Dino sudah melamar Nisya tiga bulan yang lalu. Pernikahan mereka berdua akan dilaksanakan sebulan lagi dari sekarang.

Syahirah dan Aldo saling bertukar cincin. Selesai memasangkan cincin di jari manis Aldo. Syahirah menyalimi punggung laki-laki yang kini sudah sah menjadi suaminya. Aldo merapalkan doa, lalu mencium kening perempuan yang kini sudah sah menjadi istrinya.

"Terimakasih sudah mencintaiku karena Allah, Do. Dan terimakasih sudah mau menungguku selama ini." bisik Syahirah.

"Terimakasih juga sudah mau menerimaku menjadi pendampingmu sekaligus imam dikehidupanmu, wahai kekasih halalku." lanjut Aldo sambil tersenyum tulus.

Syahirah 2: Aldo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang