Syahirah sudah sampai di apartemennya. Ia membuka kata sandi pintu rumahnya dan setelah berhasil terbuka, barulah perempuan itu masuk ke dalam dan tidak lupa menutup pintunya kembali. Apartemennya masih sepi, ternyata suaminya belum pulang.
Syahirah masuk ke dalam. Ia berniat untuk mengganti seragam gurunya menjadi pakaian bisa. Baru saja ia mengganti pakaian, suara seorang perempuan mengucapkan salam terdengar. Syahirah bergegas memakai kerudungnya dan menemui tamu yang datang.
Syahirah menjawab salam sembari membukakan pintu. Ternyata yang datang bertamu adalah Alea. Sepupunya Aldo sekaligus iparnya.
"Ayo, masuk!" Syahirah membuka pintunya lebar dan mempersilakan Alea masuk. Tapi, perempuan itu menggeleng, menolak untuk masuk. "Kenapa?"
"Gue ke sini mau jemput lo dan bawa lo ke rumah sakit."
"Tapi kan aku nggak sakit, Le."
"Udah, ayo ikut aja!" Alea menarik lengan Syahirah dengan paksa, tapi Syahirah menahannya. "Aku nggak sakit, Le." kata Syahirah.
"Aldo ada dirumah sakit sekarang, Sya. Gue harus buru-buru balik ke rumah sakit tempat kerja gue. Gue masih ada kerjaan. Ayo!" jelas Alea.
"Mas Aldo di rumah sakit? Kok, bisa? Emang apa yang terjadi sama dia?"
"Nanti gue jawab di mobil. Sekarang lo siap-siap." Syahirah langsung masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil tas. Alea menunggu di depan. Tidak lama kemudian Syahirah keluar dan menutup pintunya. "Nggak ada yang ketinggalan, kan?" tanya Alea memastikan. Syahirah menggeleng.
***
Kedua mata Aldo terpejam. Laki-laki itu sedang tidur tenang hingga tiba-tiba air matanya turun mengalir begitu saja di pelipisnya dan membasahi bantal yang saat ini sedang dia pakai.
Aldo sedang bermimpi. Dia memimpikan Syahirah. Di dalam mimpinya itu, perempuan yang sangat ia sayangi berjalan mundur ke belakang menjauh, terus menjauh hingga perempuan itu menghilang dari hadapannya. Aldo kebingungan. Ia pun mencari Syahirah. Tapi, tidak ketemu. Aldo terus mencarinya hingga berhasil menemukan Syahirah.
Akan tetapi, perempuan yang ia sayangi tidak sendiri. Perempuan itu sedang bersama seorang laki-laki. Mereka berdua sangat dekat dan akrab sekali. Aldo terdiam di tempatnya. Tapi, jarak antara Syahirah dengan laki-laki itu semakin dekat kearahnya, seperti di zoom.
Laki-laki yang bersama istrinya adalah Azki. Laki-laki yang pertama kali mengisi hati Syahirah. Lalu, dimimpinya berganti latar. Yang semulanya di sebuah taman, kini disebuah gedung pernikahan. Syahirah dan Azki menikah. Padahal sudah berapa kali Aldo mengatakan "tidak sah, jangan", tapi tidak berhasil. Suaranya tidak terdengar oleh siapapun. Dirinya seperti sedang berada di dalam sebuah ruangan kedap suara sendirian.
Di dalam mimpinya, Aldo juga menyaksikan Azki yang mengucapkan ijab qabul begitu lancar dan pada akhirnya mereka berdua sah menjadi suami-istri. Di situlah Aldo menangis tersedu-sedu. Hatinya terasa sangat nyeri. Bagaikan beribu-ribu jarum menusuk hatinya. Sakit, tapi tidak berdarah.
"Mas, mas Aldo."
Aldo mendengar suara istrinya memanggil-manggilnya. Sedangkan saat ini istrinya sedang berdampingan dengan laki-laki lain.
"Mas, mas Aldo. Bangun, mas!"
Perlahan Aldo membuka matanya. Kedua matanya sudah basah dengan air mata. Syahirah yang baru datang melihat Aldo menangis langsung khawatir.
"Mas, mas kenapa nangis?"
Aldo bangun dari posisi tidurnya. Ia langsung memeluk istrinya. Ia melupakan tangannya yang sedang diinfus. Memeluk istrinya dengan erat. Rasa takut kehilangan saat ini sangat menghantui dirinya. Syahirah awalnya bingung. Tapi, akhirnya perempuan itu membalas pelukan Aldo dan mengusap-usap punggung suaminya untuk menenangkannya.
"Jangan pergi ninggalin aku, Sya. Janji ya? Aku nggak mau kehilangan kamu. Aku nggak masalah jika disuruh menunggu, asal jangan tinggalin aku." kata Aldo yang kini sudah menangis lagi.
Syahirah benar-benar bingung. Ada apa dengan suaminya? Lalu, apa yang dimimpikan suaminya sehingga suaminya menangis seperti sekarang?
"Iya, mas Aldo. Aku janji nggak akan ninggalin kamu. Oh iya," Syahirah menguraikan pelukannya dan melihat wajah suaminya, lebih tepatnya keadaan suaminya. "Kata Alea, kepala kamu yang sakit? Kok, bisa sakit? Pasti mas kecapekan, ya?" kata Syahirah sambil menghapus air mata suaminya yang membasahi kedua pipinya dengan ibu jari.
Aldo tersenyum, lalu menggeleng. "Terus kamu ke sini sama siapa? Alea? Terus Aleanya mana?" Aldo balik bertanya.
"Dia langsung balik kerja lagi, mas."
Aldo mengangguk. Lalu menepuk-nepuk kasur. Menyuruh Syahirah untuk duduk di dekatnya. Dengan canggung Syahirah duduk di atas kasur, di dekat suaminya. Aldo membawa Syahirah ke dalam pelukannya dan mengecup puncak kepala Syahirah yang memakai kerudung.
"Anna uhibbuka fillah," bisik Aldo pelan, tapi masih bisa di dengar oleh Syahirah. Untuk pertama kalinya setelah dua tahun menikah, Aldo mengatakan "aku mencintaimu karena Allah".
***
Alea memakirkan mobilnya di parkiran mobil. Saat itu Azki juga baru sampai dan memakirkan mobilnya. Keduanya sama-sama keluar dari dalam mobil masing-masing. Alea yang posisinya berada di belakang Azki pun mengenalinya.
"Azki," panggil Alea. Si empunya nama berhenti dan menoleh. Alea berdiri tepat di depan Azki. "Sambil jalan aja yuk, ngobrolnya?" saran Alea. Mereka berduapun berjalan beriringan.
"Kamu abis dari mana?" Untuk pertama kalinya Azki bertanya lebih dulu ke seseorang. Laki-laki itu sedang mencoba menjadi pribadi yang bisa berbaur dengan banyak orang. Terlebih lagi profesinya sekarang sebagai dokter dan banyak pasien berkonsultasi dengannya.
"Aku abis nganter Syahirah ke rumah sakit." jawab Alea.
"Syahirah sakit?"
Alea melirik Azki sebentar. "Enggak, suaminya yang sakit. Kamu sendiri dari mana?" Tanpa Alea sadari bahwa ia berbicara santai dengan Azki dan menggunakan "aku-kamu".
"Bertemu Syahirah," jawab Azki datar. Alea menatap Azki dan menghentikan langkahnya sehingga Azki ikut menghentikan langkahnya. Mereka berdua sudah berada di depan pintu masuk rumah sakit.
"Syahirah? Ngapain?"
"Iya, saya minta bantuan sama dia."
"Bantuan apa?"
Azki tidak menjawab. Ia melanjutkan lagi langkahnya yang sempat terhenti. Alea menyusulnya dan mensejajarkan langkahnya dengan laki-laki itu.
"Kamu nggak mau kasih tau aku?"
Azki menghentikan langkahnya lagi, lalu menatap Alea. "Kalau saya beritahu kamu, apa yang akan kamu lakukan?" Alea mengerutkan keningnya. Dia tidak mengerti dengan maksud dari perkataan Azki.
"Saya tidak ingin kamu atau orang lain, termasuk suami Syahirah salahpaham dengan saya sehingga timbul masalah nantinya. Saya tidak bermaksud untuk merebut Syahirah. Saya bertemu dengan perempuan itu karena saya butuh bantuan darinya. Dan bantuan itu untuk kegiatan positif." Itulah kata Azki sebelum akhirnya ia pergi duluan meninggalkan Alea yang masih terdiam di tempatnya sambil mencerna perkataan Azki. Karena ia tidak paham sama sekali dengan perkataan laki-laki itu.
Setelah mengerti maksud dari perkataan Azki. Alea mendengus geli. "Astaga. Tuh cowok, masih kaku aja." gumamnya. Lalu, Alea lanjut berjalan lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Syahirah 2: Aldo ✔
RomansaJodoh itu rahasia Allah. Jika memang Allah sungguh menakdirkan kita untuk bersama. Percayalah, suatu saat nanti kita akan dipertemukan kembali dan akan hidup bahagia bersama. Seperti nabi Adam dengan Siti Hawa yang dipertemukan kembali setelah sekia...