Syahirah 2 || BAB 33

248 13 0
                                    

"Jadi, gimana kamu bisa tau aku di sini Ki?" Syahirah bertanya. Kini Syahirah dan Azki sedang berada di halaman masjid. Duduk dibangku panjang yang sama. Tentu saja tidak berdekatan, mereka duduk dengan sedikit jarak.

Syahirah dan Azki sudah menunaikan shalat maghrib dan Syahirah juga sudah mengganti pakaiannya. Sebenarnya Azki tidak meminjam baju dari tetangga, melainkan membelikan Syahirah baju ditoko kecil yang menjual baju di dekat rumahnya. Syahirah dan Azki juga mendapatkan nasi bungkus yang disiapkan oleh para pengurus masjid untuk orang-orang yang melakukan perjalanan jauh. Karena di depannya masjid Nurul Iman adalah jalan raya.

"Saya tadi telepon Aldo. Makanya saya bisa tau kamu ada di sini. Saat saya datang ke sini, kamu sendirian. Di mana Aldo?" Azki bertanya. Ditangannya ada sebungkus nasi yang belum dibuka. Begitu juga dengan Syahirah.

Syahirah menatap kearah yang lain. Syahirah menghela nafas panjang. "Kan aku sudah bilang di telepon tadi, aku sedang kepengin sendiri saja, Ki." katanya sambil tersenyum simpul.

"Kalau gitu, saya ganggu kesendirian kamu, dong?" Azki bertanya lagi. Syahirah menggeleng. Kini Syahirah menatap kearah Azki, tapi tidak benar-benar menatapnya. "Enggak, Ki. Enggak ganggu, kok.  Tapi, makasih ya?"

Azki mengangguk. "Sya," panggilnya. "Saya minta maaf kalau selama ini selalu ikut campur dalam masalah kamu. Saya nggak berniat untuk ikut campur. Tapi, entah kenapa sulit sekali untuk tidak melibatkan diri ke dalam masalah kalian berdua." kata Azki.

"Tidak apa-apa, Ki. Seharusnya aku yang minta maaf karena selalu menyusahkan kamu, Ki."

"Tapi ini salah, Sya. Saya bukan apa-apa kamu. Hanya sebatas teman SMA. Sebaiknya saya berhenti melibatkan diri."

"Kalau kamu berhenti. Lalu, siapa yang akan mengerti aku? Aku nggak berani cerita ke kak Reno. Kak Reno belum tau masalah yang sedang aku hadapi saat ini."

"Ada Allah, Sya. Libatkanlah Dia dalam setiap masalah yang kamu hadapi. Insya allah, Allah akan membantu kamu menyelesaikan masalah, memberikan kamu jalan keluarnya. Sedangkan saya? Mungkin saya hanya bisa menambah masalah kamu atau malah saya tidak bisa membantu memecahkan masalah kalian sama sekali."

Azki memang benar. Seharusnya Syahirah lebih mendekatkan diri ke sang Pencipta. Karena masalah yang ia hadapi selama ini, Syahirah jadi sedikit melupakan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Yang biasanya melaksanakan shalat di sepertiga malam, kini jarang dilakukan. Hanya shalat fardhu lima waktu saja yang ia lakukan.

Syahirah berharap masalah yang dihadapi cepat selesai. Dan ia bisa membuka lembaran baru dalam kehidupannya. Syahirah juga berharap dilembaran baru kehidupannya nanti bisa diawali dengan bismillah. Berharap disetiap langkah kehidupannya diiringi dengan doa-doa dan diridhai Allah SWT. Semoga bisa selalu melibatkan Allah di dalam kehidupannya.

***

Aldo kembali ke apartemennya untuk melepaskan foto berukuran besar yang di pajang diruang tengah. Foto pernikahannya dengan Syahirah dulu. Aldo juga membereskan semua barang-barang yang ada dikamar Syahirah dulu. Memasukkannya ke dalam kardus. Ia akan menyimpan semua barang-barang tentang Syahirah digudang. Meskipun berat, tapi ia harus melakukannya.

Aldo pun sudah meminta dua hingga tiga orang tukang untuk mengecat ulang apartemennya. Sebentar lagi Aldo akan menjalani kehidupan baru bersama Hanna. Jadi, semua isi apartemennya akan direnovasi ulang menjadi baru. Perabotannya juga akan ditata ulang.

Aldo berharap. Semua barang-barang Syahirah tidak ada yang tertinggal. Bahkan tas yang biasa dibawa Syahirah untuk mengajar masih berada dikamar. Aldo lupa untuk mengembalikannya. Ia pun berniat akan membawanya kerumah dan menitipkan ke mamanya. Supaya mamanya saja yang mengembalikannya ke Syahirah.

Syahirah 2: Aldo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang