Bagian 23

946 31 2
                                    

Selamat membaca:)

Malam ini Raffi mengajak Tiara berkeliling mall. Ya Raffi menebus rasa kerinduan Tiara padanya melihat Tiara senang itu tujuan utamanya.

"Sebagai menebus rasa rindumu, kamu boleh belanja apapun." ucap Raffi seraya tersenyum pada Tiara.

"Beneran sayang?" tanya Tiara memastikan.

"Iya dong sayang." -Raffi.

"Yeayy kamu emang pacar paling pengertian." riang Tiara seraya mencubit kedua pipi Raffi.

"Ko cubit doang? Engga mau cium nih?" goda Raffi.

"Ishh mesum." Raffi hanya tertawa melihat Tiara yang malu-malu.

Sedangkan Artha menunggu Tiara di teras rumahnya, ia merasa cemas pada Tiara takut terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Udah jam berapa ini ko Tiara belum pulang juga ya." cemas Artha.

"Bang lo kenapa sih? Dari tadi mondar mandi kek setrikaan, lo nungguin Tiara yaa." - ucap Reva.

"Sotoy lo, ya gue pengen gerak aja masalah buat lo!" ketus Artha.

"Bang kita ini kembar gue tau apa yang lo rasain sekarang. Gengsi lo jangan di gedein bang kalo suka bilang suka jangan bilang sebaliknya nanti lo nyesel tau rasa! ." kata Reva berjalan kedalam rumah.

Perkataan Reva barusan sangat menusuk benar adanya bahwa gengsi Artha terlalu ia jaga dan di utamakan sedangkan perasaannya ia abaikan.

'Gue juga gak ngerti sama perasaan gue sendiri, apa gue beneran suka sama ara??' batin Artha merenungi ucapan Reva.

Pikiran Artha menjalar, semua tentang Tiara membuat kepalanya sedikit pusing tidak terasa ia tertidur di teras. Tak lama kemudian Tiara pulang diantar Raffi yang hanya mengantar sampai depan rumah. Tiara melambaikan tangannya pada Raffi sebelum masuk rumah. Ia melihat Artha bingung tak biasanya ia tertidur di teras, Tiara menatap wajah Artha yang tampak kelelahan 'lo kalo tidur ganteng juga tha, ehh astaga inget masih punya Raffi.' batin Tiara.

"Artha bangun." ucap Tiara dengan suara lembut.

"Enghh.." Artha mengerang kecil ia terbangun mengucek matanya yang langsung berbinar melihat Tiara.

"Ara lo gak diapa-apain kan sama Raffi?" ucap Artha sambil memegang kedua pipi Tiara.

Degg... Degg jantung Tiara terasa sedang marathon, sentuhan tangan Artha seperti memberi sihir.

"Eng.. Engga. Memangnya Raffi jahat sama gue? Dia gak jahat dia baik karna dia sayang sama gue dan gue juga sayang sama Raffi." jelas Tiara.

"Kalo dia baik sama lo dia gak bakal biarin pacarnya pulang sampai larut malam ini udah jam berapa?!" bentak Artha, ia sedikit panas mendengar penjelasan bahwa Tiara menyayangi Raffi dadanya terasa sesak sekali.

"Lo ko bentak gue? Jangan sekali-kali lo menjelekan Raffi lagi!" balas Tiara langsung masuk ke dalam rumah.

Alhamdulillah udah bagian 23  doakan readers semoga aku cepat menyelesaikan cerita ini:) Terimakasih.

ARTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang