Bagian 31

875 26 0
                                    

Selamat membaca:)

Selama tidak ada Tiara, Artha sering sekali melamun dikamar yang tak lain selalu memikirkan Tiara sampai saat ini ia belum ikhlas jika Tiara balikan dengan Raffi.

“Kenapa ya tuhan!! Engkau tumbuhkan rasa cinta ini pada diriku jika memang dia bukan jodohku? Bangsattttt!!! “ Teriak Artha frustrasi.

Suara yang lumayan keras itu terdengar sampai kamar Reva, karna ia takut terjadi hal yang tidak di ingin kan pada abangnya ia bergegas menghampiri kamar Artha dan langsung membuka pintu kamarnya.

“Woi bang lo kesurupan?” tanya Reva panik. Artha hanya diam tidak menggubris pertanyaan kembarannya itu. Reva memahami apa yang Artha rasakan.

“Bang lo sedih boleh tapi lo jangan kaya gini dong gue takut lo stres, gue tau isi hati lo. Lo gak rela kan Tiara balikan lagi sama mantannya?” tanya Reva dan Artha hanya mengangguk.

“Lo jangan putus asa bang jangan jadikan kegagalan lo kemarin bukan berarti ga ada peluang lagi buat lo. Sebelum janur kuning melengkung lo masih bisa nikung.” Ucap Reva menasihati Artha, ia menepuk pundak Artha sebelum pergi.

‘tumben kembaran gue ngeluarin quotes, tapi emang bener sih yang diucapin sama dia.’ Batin Artha.

~~~~~

Sudah 7 hari berlalu sangat pagi-pagi sekali karna ia akan langsung berangkat sekolah, Tiara kembali kerumah keluarga Darmawana ia sungguh merindukan suasana rumah ini, jujur yang paling ia rindukan sebenarnya Artha sibiang kerok dan perusuh di rumah ini.

"Eh ara udah pulang? Pagi banget." tanya Fitri.

"Iya tan sengaja aku mau berangkat sekolah." jawab Tiara.

"Ohh gitu yaudah cepet sarapan tante udah bikin nasi goreng." -Fitri. Tiara mengangguk dan langsung mengambil posisi.

"Mas panji, artha, reva cepat kebawh ayo sarapan." teriak Fitri.

Satu per satu mereka turun kebawah untuk sarapan.

"Eh ara sudah pulang gimana sekarang kondisi teman kamu?" tanya Panji.

"Udah baikan om." jawab Tiara, Panji hanya menggukan kepala.

"Aaa ara gue kangen." ucap Reva sambil memeluk Tiara.

"Gue juga rev." Tiara membalas pelukan Reva.

“Ada yang lebih kangen sama lo ra. “-Reva.

“Siapa? “-Tiara.

“Tuh..” Reva menunjuk Artha dengan dagunya.

Artha menuruni anak tangga ia terkejut  dengan kehadiran Tiara. Hati ini belum bisa berpaling darinya, dengan tetap teguh Artha mendekati meja makan tanpa menyapa Tiara menoleh pun tidak.

Tiara melihat kehadiran Artha ia berharap Artha menggodanya dengan guyonan receh seperti biasanya tetapi yang ia harapkan tidak terkabul Artha sangat cuek sekali. 'ishh Artha kenapa sih cuek banget sekarang apa gue buat salah ya.' batin Tiara.

Sebenarnya Artha sangat gatal ingin melontarkan ucapan-ucapan yang ada di hatinya, ia benar-benar merindukan kedekatannya dengan Tiara. 'Tahan tha lo harus jauhin dia.' batin Artha.

Tidak pernah lelah buat mengucapkan terimakasih kepada kalian pembaca setiaku:*

Jangan lupa vote setiap partnya😊

ARTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang