Bagian 42

1K 30 1
                                    

Selamat membaca:)

Setelah satu jam kemudian akhirnya keluarga Panjirtha Darmawana sudah berada di pekarangan rumah Rano,mereka menyambut kedatangan Panji dan keluarga.

“Halo calon besan.” Sapa Panji.

“Halo juga calon besan,silahkan masuk.” Ucap Rano.

“Araaaa gue kangen banget deh.”

Ucap Reva yang langsung memeluk Tiara.

“Aaa Reva gue juga kangen.” Reva membalas peluk Tiara.

“Sepi tau semenjak lo sama Artha gak ada di rumah gak ada yang bisa gue gangguin.”

Yap hanya Reva yang kuliah tetap di Bandung karena satu alasan yang sangat kuat.

“Lo sih gue ajak ke luar negeri gak mau gara-gara lo udah kepincut sama Rain kan makanya lo tetep di Bandung ngaku lo.”

Reva nyengir lebar,memang benar alasan ia tetap Di Bandung yaitu karena Rain si cowo gila yang kini bisa membuat dirinya tak bisa jauh dari Rain.

“Gimana kok lo bisa nerima dia.”

“Panjang ceritanya bisa satu novel ra.” Tiara tertawa mendengar ucapan Reva.

Dua keluarga ini membuat pesta kecil-kecila untuk menyambut kedatangan Artha. Sekitar jam 11 siang akhirnya yang ditunggu sudah sampai di rumah Tiara.

“Ara..ara” orang yang pertama kali Artha cari yaitu Tiara.

Semua orang langsung keluar rumah dan menemui Artha.

“Welcome kembaran gue.” Reva langsung memeluk Artha dan dibalas peluk juga.

Artha menyalimi dan memeluk kedua orang tuanya dan calon mertuanya. Artha langsung kedalam rumah mencari Tiara dan ternyata ada dibelakang rumahnya posisi Tiara membelakangi Artha langsung ia peluk Tiara dari belakang.

“Artha.”

“Kok gak nyambut gue didepan kenapa? Lo masih marah?”

“Ah elah ini dagingnya gak ada yang jaga nanti gosong gimana.”

Artha tertawa melihat Tiara yang kini sudah mulai pandai memasak.

“Emang lo cocok jadi istri gue udah pinter masak gini.” Artha masih memeluk dengan erat.

“Coba lepas dulu pengap ni gue.”
Artha melepaskan pelukannya wajahnya cemberut ketika Tiara menatap Artha.

“Kenapa lo cemberut gitu.”

“Masih pengen peluk.”

“Ahahah,sini-sini.” Tiara menjinjitkan kakinya dan mencium bibir Artha.

Cupp...

Aksi itu membuat mata Artha melebar ia sangat terkejut sungguh bibir Tiara terasa sangat manis. Artha masih mematung dengan perlakuan Tiara tadi.

“Asik minta peluk dikasih cium hehe.”

“First kiss buat lo.”

Artha tersenyum smirk lalu berbisik pada Tiara.

“Lagi dong ra.”

Tiara langsung memukul pundaknya Artha hanya tertawa lebar.

“Ketagihan ya lo.”

“Iyalah soalnya bibir lo manis sumpah.”

Pipi Tiara merah merona ada sedikit malu mencium Artha tadi.

“Kalo kita nikah lo harus cium bibir gue tiap hari.”

“Ini perintah?”

“Iyalah lo harus nurut ke suami.”

“Iyain deh.”

“Sini peluk lagi.”

~~~~~

Keluarga Panji dan Reno kini sedang makan malam bersama disertai dengan saling lempar candaan antara kedua sahabat tersebut.

“Hey calon besan kapan kita adain pernikahan Ara sama Artha.” tanya Panji pada Reno.

“Kalo bisa sih besok.” Celetuk Reno.

“Wadaw kelamaan detik ini juga bisa haha.”

“Emang ya suami kita gak pernah serius ya jeng.”ucap Fitri.

“Iya benar jeng.” Jawab Tria.

“Oke oke serius bagaimana kalau minggu depan?” tanya Panji.

“Yah pa kelamaan besok aja.” Sahut Artha yang langsung dipukul oleh Tiara.

“Gak sabaran banget sih lo.”
Artha hanya nyengir kuda.

“Minggu depan aja tha kan bakal ada pesta harus persiapan yang matang,om tau pasti kamu udah gak sabar pengen--- aduh.” Ucapan Reno terhenti karena kakinya  diinjak oleh Tria.

“Gak sabar pengen ena-ena ya om.” Sambar Reva.

“Reva!!!” semuanya meneriaki Reva.

“Reva selalu hadir disini hehe.”

Menuju ending ni guys,coba tebak happy ending atau sad ending? Kita liat nanti okee.

Jangan lupa vote nya yaa...

Thx u readers:*

ARTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang