Bagian 41

872 29 3
                                    

Selamat membaca:)

Sekitar 15 menit yang lalu Tiara baru sampai Jakarta rasanya sangat lelah sekali perjalanan ini. Ia merebahkan badannya dikasur kesayangannya yang sudah sangat lama tak ia tempati,nyaman itu yang rasakan Tiara sekarang. Ketika hendak tertidur tiba-tiba suara dering handphone Tiara ia langsung mengambil handphone dan melihat si penelepon.

“Aish nomor baru males ah.”

Tiara menutup telpon itu lalu ia kembali tertidur namun suara dering kembali bersuara masih dengan penelepon yang sama. Setelah di pikir-pikir tidak ada salahnya menerima panggilan itu,Tiara menggeser tombol hijau.

“Ha—“

“Berani-beraninya ya lo tolak telpon gue.” Suara laki-laki di sebrang sana.

“Bodo amat tha gue cape baru nyampe.”

“Ara sayang lo gak kangen gue? Tega lo ya.”

“Lebih tega mana sama gak ngabarin selama 4 tahun hah!”

“Iya-iya ra maafin gue,gue sengaja biar kita sama-sama fokus kuliah.”

“Ya udah tau!”

Ada perasaan kesal dan juga ada perasaan senang lelaki yang ditunggunya kini sudah memberi kabar,Tiara hanya pura-pura marah saja padahal dihatinya sangat rindu sekali.

“Vc ya ra.”

Terpampanglah wajah Artha jujur dalam hati Tiara mengatakan bahwa Artha semakin tampan rahangnya terlihat menambah kesan wibawa diwajahnya. Artha tersenyum pada Tiara yang masih cemberut.

“Senyum dong gue kangen senyuman lo ra.”

Tiara buang muka karena ia tak kuat melihat tatapan Artha yang mampu buat ia tersenyum ia ingin teguh dengan wajahnya yang tanpa senyuman.

“Ara....” Sekali panggilan lembut tidak menggoyahkan hatinya.

“Ara....” dua kali panggilan tersebut sedikit tergoyahkan.

“Ara sayang...” oke tiga kali plus pake sayang hati Tiara yang ingin marah akhirnya runtuh juga. Ia menatap Artha dan tersenyum.

“Gue rindu lo thaaa cepet pulang.”

Tiara merengek seperti anak kecil,itu yang Artha tunggu ia sangat menyukai Tiara seperti itu.

“Iya ara gue besok pulang,gue langsung ke Jakarta oke.”

Tiara mengangguk senang.

“Yaudah lo istirahat dulu pasti lo cape banget.”

“Jangan dimatiin tunggu gue sampe tidur.”

“Iya gue tungguin sambil liatin wajah lo yang sekarang makin cantik.”

“Itu gombal atau berbicara fakta.”

“Fakta dong ra,gue udah gak sabar buat nikahin lo.”

Tiara hanya tersenyum tidak bisa berkata apapun karena impiannya menjadi teman hidup Artha sebentar lagi terwujud.

~~~~~

Sekitar jam 5 pagi Tiara sudah terbangun ia beranjak dari tempat tidur ke kamar mandi lalu menunaikan sholat subuh,setelah itu ia mengganti baju menggunakan celana training merah dengan setelan baju kaos untuk olahraga berwarna pink dan handuk kecil dilehernya tak lupa ia membawa headsheat untuk penghibur ketika ia berlari nanti.
Kebiasaan berolahraga ini sudah ia lakukan ketika berkuliah diluar negeri dan didalam negeri pun masih terbawa. Tiara hanya berlari mengelilingi komplek perumahan saja.

Lumayan lama Tiara terus berlari tanpa henti merasa lelah ia berhenti disebuah warung untuk memebeli air mineral,ia meneguk air itu sampai tersisa setengah. Handphone terasa bergetar ia merogoh didalam kantung celananya lalu ia menerima panggilan itu.

“Halo pa.”

“..........”

“Ara barusan selesai lari pagi pa.”

“..........”

“Hah om panji 1 jam lagi sampai rumah?”

“.........”

“Iya pa ara pulang sekarang.”

Tiara memutuskan sambungan telepon tersebut ia segera pulang karena Panji dan keluarganya akan datang ke rumah.
Ia segera membersihkan badan karena akan bertemu dengan calon mertua.

Baru balik lagi nih ada yang kangen Artha? Ngga oke gpp yang dikangenin pasti doi wkwk

Jangan lupa vote yaa:)
Thanks readers:*

ARTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang