Part 5

3K 88 1
                                    

Happy reading gaes😋...



Setelah selesai makan siang, ralat tadi kan dah sore ya wkwkwkwkwk, Parka mengantarkan Salma pulang kerumahnya. Setelah Parka pergi, Salma segera masuk ke kamarnya lalu menyegarkan badan dengan mandi setelah itu ia tertidur.

Beni pulang pukul 18.30, ia tau adiknya itu akan marah karena ia pulang malam, tapi ini tidak terlalu malam bukan. Ia sebenarnya khawatir meninggalkan adiknya seorang diri dirumah, tapi untuk memenuhi keinginan kekasihnya ia harus menentang egonya sendiri.

"Salma, kakak pulang" teriak Beni sambil melempar tas punggungnya di sofa. Lalu ia merebahkan badannya yang letih itu disofa. Karena tak ada jawaban dari Salma, Beni pergi ke kamar adiknya itu.

Ceklek
Pintu kamar Salma tidak dikunci, betapa terkejutnya Beni melihat adiknya itu tidur terlentang dengan hanya memakai tanktop dan celana jeans pendek. Beni menengguk ludahnya kasar, ia dan Salma memang tinggal serumah tapi ia tidak pernah melihat Salma dengan hanya memakai tanktop dan celana jeans pendek. Ia mendekati adiknya itu, nafasnya semakin menggebu gebu saat ia telah dekat dengan ranjang. Ia menaiki ranjang dan bergerak mendekati adiknya itu, kini posisi Beni ada diatas Salma.

Saat Beni akan mendekatkan wajahnya ke wajah Salma, Salma berteriak kencang sampai membuat Beni terlonjak kaget lalu terjungkal.

"Aaaaaa, kak Beni mau ngapain?" Teriak Salma sambil menarik selimut untuk menutupi bagian atas tubuhnya.

"Aduh" ucap Beni sambil meringis karena pantatnya nyeri habis mencium lantai.

"Dek bisa gak sih gausah teriak" dengus Beni kesal sambil memegangi pantatnya.

"Kakak tadi mau ngapain sih" ucap Salma sambil ketakutan.

"Mau cium kamu" ucap Beni santai.
"Kakak tuh gak boleh kek gitu, dasar mesum" ucap Salma sinis.

Lalu Beni berjalan mendekati Salma, ia menaiki ranjang lalu merangkak mendekati Salma. Salma menatap ngeri kearah Beni yang sedang menyeringai, sambil terus memundurkan badannya namun nihil karena ia mentok ke tembok.

"Ka-kak Ben" ucap Salma gugup, kini jantungnya berdebar lebih kencang dari sebelumnya.

Beni terus merangkak mendekati Salma sambil menyeringai mesum. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Salma lalu..

Cup
Ia menautkan bibirnya dengan bibir Salma, Salma tidak berontak sedikitpun. Lalu Beni perlahan melumat bibir manis adiknya itu. Setelahnya Beni menyudahi acara ciumannya dengan adiknya itu. Bukan ciuman panas, tapi hanya ciuman manis yang diberikan Beni sukses membuat jantung Salma hampir copot.

"Setelah ini bersiap siaplah, kita akan makan malam diluar" ucap Beni sambil tersenyum manis.

Lalu ia, berjalan meninggalkan Salma yang sedang menenangkan jantungnya itu.

"Jangan lupa pakai baju, atau kakak akan menerkammu" ucap Beni diambang pintu sambil menyeringai.

Salma bergindik ngeri lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.

'gue ciuman sama Abang gue sendiri, what apa? Gue kak Ben' batin Salma.

"Arghhhhh" erang Salma frustasi.

😁😁

Kini Salma dan Beni sudah berada diresto Amanda, milik mama temannya Beni. Mereka duduk di sudut ruangan. Resto ini cukup besar memiliki 3 lantai. Lantai pertama untuk para anak muda, dan terdapat pertunjukan musik juga. Dilantai kedua khusus untuk disewakan dan lantai ketiga di desain tanpa atap jadi mereka bisa melihat keindahan ibu kota langsung dari atas. Resto dilantai 3 ini hanya dibuka malam hari saja bila hujan turun maka atap otomatis akan terpasang jadi pengunjung tidak perlu khawatir kehujanan.

"Kamu pesen apa" ucap Beni tersenyum hangat.
"Emb aku steak sama milkshake coklat kak" ucap Salma sedikit gugup.
Setelah itu Beni mengatakan pesanan mereka kepada pelayan, setelahnya pelayan itu pergi.

Melihat Salma yang tak seperti biasanya. Ia memilih diam, suasana jadi canggung karena kejadian ciuman manis tadi.

"Kamu kenapa sayang" ucap Beni lembut sambil menggenggam tangan Salma, mendadak tangan Salma dingin. Ya kini ia sedang gugup, entah mengapa ia merasa canggung. Apalagi Beni menatapnya bukan tatapan seorang kakak pada adiknya tapi seorang lelaki kepada wanitanya.

"Emb gapapa kak" ucap Salma sedikit gugup lalu tersenyum. Lalu Beni menarik tangannya.

"Kamu tadi pulang gimana? Jalan kaki? Atau naik angkot?" Tanya Beni sambil mengotak atik ponselnya.

"Diantar Parka kak, anak baru dikelas aku" ucap Salma santai. Ia baru ingat ia harusnya marah karena kakaknya membohonginya. Mendadak raut wajah Beni berubah dingin, ia menatap adiknya itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Kakak sudah bilang kan, kamu jangan dekat dekat dengan lelaki manapun kecuali kakak" ucap Beni dingin.

Salma tersenyum sinis. Ia tau kakaknya akan marah, tapi ia tidak takut ia sudah menyiapkan jawaban saat kakaknya akan marah.

"Bukannya kak Ben tadi makan sama kak Alana ya" ucap Salma santai.
Beni mendelik, bagaimana Salma tau jika tadi ia makan di cafe dengan Alana.

"Kakak bohongin aku kan?" Sambung Salma dengan nada dingin.
"Maaf" ucap Beni lirih. Salma mengerucutkan bibirnya, dan bersendekap dada.

"Auk ahh, Salma kesel" ucapnya dengan nada seperti anak kecil.

"Maaf deh, emb sebagai tanda maaf kakak pulangnya kita beli es krim coklat" ucap Beni sambil tersenyum. Ia tidak ingin sampai adik kecilnya itu marah padanya.

"Janji ya kak" ucap Salma berbinar. Acara marahnya tidak jadi ketika mendengar kata es krim coklat.

Setelahnya makanan pun datang, mereka menyantap makanannya dengan damai tanpa ada yang berbicara.

Lanjut nanti gaes...

Aurora Dewi.

Brother, I Love U (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang