Part 32

1.4K 55 8
                                    

Happy reading dan semoga suka:v


Suara tetesan air hujan masih terdengar di telinga Salma. Kini ia sedang duduk melamun di lobi rumah sakit. Ia menatap kosong kedepan. "Salma" ucap seseorang membuat Salma menoleh mencari keberadaan orang itu.

"Jessica" ucap Salma sambil menatap gadis seusianya dengan kondisi yang bisa dibilang tidak baik. Matanya sembab wajahnya lusuh dan sangat kacau. Sama seperti Salma kini.

"Maafin gue Sal, gue udah rebut Aldo dari lo hikss" ucap Jessica lirih sambil memeluk Salma. Salma menatap kosong lalu memejamkan matanya menahan perih di hatinya.

"Lo udah tau tentang penyakit Aldo?" Ujar Jessica dan Salma hanya menganggukkan kepalanya. "gue nyesel udah pisahin lo dari Aldo Sal. Gue mohon maafin gue" ucap Jessica.

"Gue udah maafin lo Jessica dan gue juga nyesel. Gue baru tau Aldo sakit kanker otak stadium akhir. Dan dokter bilang umurnya tinggal beberapa minggu lagi hiks" ucap Salma sambil menangis. Entah sudah berapa kali ia menangis karena cowok itu.

"Gue mohon Sal, selama sisa umur Aldo gue mohon lo terus temenin dia. Dia sayang banget sama lo Sal" ucap Jessica.

Salma menatap cewek itu lalu menganggukkan kepalanya. "Setidaknya gue pengen punya kenangan indah sama dia sebelum dia pergi"

Sudah setahun Aldo menderita kanker otak, ia merahasiakan penyakitnya dari sahabat dan orang terdekatnya. Tanpa menjalani perawatan apapun ia hanya meminun obat pereda nyeri dari dokter. Aldo menolak untuk di kemoterapi karena ia pasrah hidup dan matinya itu sudah di tentukan.

Salma berjalan kearah ruang ICU. Disana sudah ada papa dan mamanya Aldo juga dengan sahabat sahabatnya. "Salma, gue tau ini berat tapi lo yang sabar" ucap Keysha sambil mengusap punggung Salma.

"Salma" panggil mamanya Aldo sambil memeluk Salma. "Maafin tante karena udah pisahin kamu dari Aldo. Tante baru tau Aldo menderita kanker otak, karena tante dan papanya Aldo sangat sibuk dengan pekerjaan. Kami terlalu egois mengejar harta dan melupakan anak kami satu satunya" ucap mamanya Aldo sambil menangis sejadi jadinya. Ia melepaskan pelukannya dan menatap Salma yang menatapnya dengan pandangan kosong.

"Dan kami memaksanya untuk meninggalkan kamu dan menerima perjodohan itu maafkan kami nak" ucap mamanya Aldo.

"Tante, Salma udah maafin kalian semua. Salma mohon buat Aldo bahagia, Salma pengen Aldo sembuh tante" ucap Salma lirih.

Semua orang disitu merasa teriris dengan ucapan gadis itu. Semua orang bahkan sudah kehilangan harapan untuk hidup Aldo dan gadis itu masih berharap Aldo bisa sembuh.

"Tante, Salma mau nemuin Aldo dulu ya" mamanya Aldo menganggukkan kepalanya. Salma berjalan masuk ke ruang ICU. Ia menatap seseorang yang sangat ia sayangi terbaring lemah dengan berbagai alat yang di pasang di tubuhnya agar ia tetap hidup.

"Salma" Salma menatap Aldo yang perlahan membuka matanya dan tersenyum kearah Salma.

"Kenapa kamu gak bilang kalau kamu sakit, hikss jangan tinggalin aku Aldo" ucap Salma yang langsung memeluk pemuda itu. Aldo terkekeh lalu mengelus rambut Salma.

"Aku janji akan jagain kamu, kamu harus sembuh Al. Jangan tinggalin aku" ucap Salma lirih setelah melepaskan pelukannya.

"Salma, badan aku sakit semua. Selama satu tahun ini aku ngerasain sakit. Aku sembunyiin dari semua orang termasuk kamu, biar kamu dan semua orang yang aku sayang gak sedih. Salma maafin aku udah banyak nyakitin kamu" Aldo meneteskan air matanya sambil tersenyum menatap Salma yang masih sesenggukan.

"Sal, jaga diri kamu baik baik ya. Aku titip mama papa dan sahabat sahabat aku. Kamu jangan nangis lagi ya Sal, jangan telat makan jangan lupa ibadah. Bilangi ke mama ke papa kalau aku pergi jangan sampai mereka sedih dan buat sahabat sahabat aku Sal. Tolong sampain terimakasih banyak karena udah temenin aku dari kelas 10" ucap Aldo. Salma menggelengkan kepalanya.

"Jangan mikir aneh aneh Aldo kamu harus sembuh kamu gak boleh pergi hikss" Aldo tersenyum lalu membelai pipi Salma menghapus air mata gadis yang sangat ia cintai itu.

"Aku capek aku mau istirahat" ucap Aldo.

"Yaudah kamu istirahat ya" ucap Salma sambil tersenyum. Aldo memejamkan matanya perlahan pegangan tangannya mengendur dari tangan Salma. Alat pendeteksi jantungpun menunjukkan garis lurus membuat Salma menatap Aldo dalam diam.

"ALDOOO" teriak histeris Salma membuat semua orang yang berada di luar ruang ICU panik dan masuk kedalam.

"Aldo bangun nak dokter dokter tolong anak saya" teriak mamanya Aldo lalu dokter dan para perawat memasuki ruangan.

Dokter mulai memeriksa Aldo, lalu melepas semua alat yang berada di tubuh Aldo. "Kenapa alatnya di lepas dok?" Ujar papa Aldo lirih.

"Maaf pak, Tuhan berkehendak lain. Aldo sudah tidak ada" ucap dokter itu.

"Hikss enggak Aldo jangan tinggalin aku" teriak Salma histeris sambil memeluk jenazah Aldo mamanya Aldo pun sampai pingsan. Semua orang diruangan itu menangis terutama Salma yang sangat hancur.

****

Beni menatap adik kesayangannya itu dalam diam. Terbersit rasa sakit mengetahui sebesar itukah cinta Salma untuk Aldo. Bahkan semenjak kepergian Aldo tiga hari lalu Salma tidak makan dengan teratur. Sejak saat itu Beni memutuskan untuk pulang ke Indonesia.

"Kakak anter ke toko buku ya Sal? Beli buku yang Salma mau" tawar Beni membuat Salma menolehkan kepalanya lalu menundukkannya.

"Hikss" Beni menarik Salma dalam pelukannya, menenangkan gadis itu. "Aku sayang sama Aldo kak, dia pergi ninggalin aku untuk selamanya kak" ucap Salma sambil terisak.

Beni menahan nyeri yang sangat menusuk hatinya. Ia mengecup kening adik kesayangannya itu.

"Aldo udah gak ngerasa sakit sayang, dia udah tenang di sana. Kalau kamu nangis terus yang ada dia akan sedih" ucap Beni sambil mengusap punggung adiknya itu.

"Dia bilang ke aku kak, setelah acara perpisahan dia akan pergi ninggalin aku. Dan aku kira dia akan pergi ke luar negeri. Aku gak pernah ngira dia akan pergi untuk selama lamanya" ucap Salma lirih di bagian terakhir.

"Sayang, dengerin kakak" ucap Beni sambil melepaskan pelukan mereka. Salma menatap Beni parau.

"Mulai sekarang, belajar untuk memaafkan apa yang telah terjadi. Jangan karena kecewamu, kamu jadiin bahan buat egois Salma. Karena kamu gak tau entah sampai kapan kamu akan bisa melihatnya. Salma hargai sebelum pergi" ucap Beni membuat Salma semakin histeris.

Selama ini ia menutupi rasa sayangnya ke Aldo karena rasa kecewanya yang belum sembuh. Ia mengabaikan perasaannya dan terus menjauhi Aldo. Dan kini ketika Aldo benar-benar pergi meninggalkannya Salma merasa bahwa ia telah menyia nyiakan kesempatan untuk merawat kekasihnya itu untuk terakhir kalinya.

"Udah jangan sedih ya sayang" ucap Beni sambil mengusap air mata Salma.

"Aldo gak ingin kamu nangis kan? Aldo sayang sama kamu. Jadi dia gak mau lihat kamu sakit, kamu makan ya Sal?" Salma menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Beni. Beni melenggang pergi mengambilkan makanan untuk adik kesayangannya itu.

"Aldo, semoga tenang disana" ucap Salma lirih sambil memeluk foto mereka berdua sewaktu di mall.

Jangan lupa vote, komen dan share sebanyak banyaknya ya:v

Aurora Dewi

Brother, I Love U (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang