Part 43

896 42 0
                                    

Happy reading dan semoga suka:v

Pemakaman Airyn berjalan dengan khidmat. Sejak Airyn dinyatakan meninggal, Desti membawa jasad Airyn ke Indonesia untuk dikebumikan disana. Beni sudah tidak menangis sedari tadi tapi ia hanya diam dengan pandangan kosong.

Mereka kini kembali ke Indonesia dan Salma akan melanjutkan kuliah disini. Sedangkan Beni ia akan menggantikan mamanya sebagai pemimpin perusahaan.

Kini Salma sedang memaksa Beni untuk makan "kak, kakak makan dulu ya" Beni menggeleng untuk ke sekian kalinya membuat Salma menangis. Gadis itu terisak membuat Beni menolehkan kepalanya sambil mengernyitkan dahinya.

"Kamu kenapa?" Tanya Beni sambil menarik kepala Salma ke dekapannya.

"Kenapa kakak berubah, kak kami juga kehilangan kak Airyn. Kami juga sama sedihnya seperti kakak. Tapi kenapa kakak berubah, gak mau makan kalo kakak sakit apa kakak gak kasian sama mama. Kakak harus bangkit kakak masih punya aku sama mama yang harus kakak bahagiakan."

Yang diucapkan Salma benar, Beni tidak boleh berlarut dalam kesedihan. Ia masih mempunyai mama yang harus ia bahagiakan tapi rasanya separuh hatinya hilang bersama dengan kepergian Airyn.

"Maafin kakak, kakak janji kakak akan bangkit" ucap Beni lalu melepaskan pelukannya dan mencium puncak kepala Salma.

"Kalo gitu kakak makan ya" Beni mengangguk dan Salma mulai menyuapkan nasi ke mulut Beni.

***

Empat tahun kemudian...

Sudah sekitar empat tahun setelah kematian Airyn. Beni menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Ia ingin melupakan Airyn dengan bekerja. Sedangkan Salma, ia kini sudah memiliki butik sendiri dan sudah berjalan satu tahun.

Desti menatap putranya yang sedang sibuk dengan laptop di tangannya. Ia tersenyum, putranya kini telah beranjak dewasa.

"Beni, mama bawain kamu sarapan. Kamu sarapan dulu ya masak sudah siang masih belum sarapan" ucap Desti lembut.

"Sini mama duduk dulu" ucap Beni dan mamanya duduk dipangkuan Beni. Ia memeluk pinggang wanita paruh baya itu. Desti mengelus puncak kepala anaknya itu dengan lembut.

"Beni sayang sama mama"

Desti tersenyum "mama juga sangat sayang sama Beni"

"Oh ya kamu makan dulu nanti lanjut kerja" Beni mengangguk, Desti beranjak dari duduknya dan menarik kursi didepan meja kerja Beni dan mendekatkannya pada putranya. Ia menyuapi Beni sedangkan Beni makan sambil mengetikan sesuatu dilaptop.

"Mama kenapa kesini setia hari. Kan Beni bisa makan di kantin nanti" ucap Beni.

"Mangkanya kamu cepetan cari pendamping hidup, biar mama gak capek capek kesini"

"Belum ada yang cocok sama Beni ma"

"Bagaimana dengan Keysha, kalian sudah dekat selama satu tahun kan kenapa tidak menikah saja?" Beni tersenyum mengingat wajah gadis cantik itu. Ia dan Keysha sudah dekat selama setahun, ia bertemu dengan Keysha saat mengantarkan mamanya periksa dirumah sakit. Dan kebetulan Keysha yang bertugas waktu itu. Kini Keysha sudah menjadi dokter disalah satu rumah sakit ternama.

"Apa Keysha mau nikah sama Beni?"

"Bukankah dulu waktu sekolah Keysha suka sama kamu ya? Terus sekarang kalian dekat sudah setahun lo. Memang dia tidak menyukai kamu?"

"Em nanti aku coba bicarakan dengan Keysha"

****

Kini Salma sedang dibutiknya. Ia mendesain sendiri baju baju yang ia buat koleksi dibutiknya. Walaupun masih berjalan satu tahun tapi omset penjualan baju bajunya sangat besar.

Brother, I Love U (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang