Part 9

2.8K 78 6
                                    

Happy reading gaes. Maaf kalo ada typo hehe...
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Beni bangonnnn" teriak Salma sambil menggedor gedor kamar kakak laki lakinya itu. Padahal Beni tidak pernah bangun kesiangan, karena semalam ia begadang karena menonton pertandingan bola jadilah sekarang ia bangun kesiangan.

"Salma gak boleh gitu dong, banguninnya yang baik sayang" teriak Desti dari dapur.

"Iya ma" ucap Salma sambil sedikit berteriak.

Karena tidak sabar Salma membuka pintu kamar Beni dengan kunci cadangan yang ia ambil dari laci dimeja depan kamar Beni. Salma membuka pintunya lalu masuk kekamar Beni.

"Kak bangun" ucap Salma sambil menoel noel pipi Beni.

"Apa sih dek ganggu mulu" ucap Beni sambil menarik Salma sampai terjatuh disampingnya lalu memeluknya layaknya guling. Salma melotot dan berusaha melepaskan dirinya dari dekapan kakaknya itu. Tapi nihil karena tenaga Beni yang berkali kali lebih kuat darinya, usaha Salma sia sia.

Salma menghentikan aksinya dan menatap lekat wajah tampan Beni.
'coba lo bukan kakak gue, pasti udah gue nikahin kak' batin Salma sambil terkekeh.

"Ngapain ketawa dek? Gue ganteng ya? Dari dulu baru nyadar lo" ucap Beni santai dan masih memejamkan matanya. Salma berhenti tertawa dan menatap kakaknya kesal.

Beni membuka matanya dan mata mereka bertemu. Salma merasa tatapan Beni tidak seperti biasanya. Entah mengapa jantungnya seperti lari maraton di tatap intens oleh Beni.

"Emb le-lepasin Salma kak" ucap salma gugup. Beni masih belum bergerak ia masih menatap wajah cantik adiknya itu.

"Kenapa emangnya?" Ucap Beni sambil mengeratkan pelukannya dan semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Salma.

"Salma" panggil mamanya dari dapur. Beni mendengus kesal lalu melepaskan Salma. Setelah itu ia bangun lalu berjalan kekamar mandi tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Salma.

'udap bikin gue hampir mati gak minta maaf kek apa kek' batin Salma.
Salma mengerucutkan bibirnya lalu pergi ke dapur memenuhi panggilan mamanya tercintakk wekawekaweka.

😁😁😁

Suasana meja makan sedikit hening, baik Salma maupun Beni sama sama hening. Desti yang merasakan aura beda dari kedua anaknya itu membuka percakapan.

"Kenapa kalian? Berantem ya? Beni kamu apakan adikmu itu?" Tuduh Desti pada anak laki lakinya itu.

"Enggak ma, tadi Salma nyuruh aku nganterin dia beli novel percintaan lagi aku gak suka dia kenal cinta ma dia masih kecil" ucap Beni santai sambil memakan sarapan paginya.

"Ih bullshit ma jangan percaya" ucap Salma mengelak. Sebenarnya rasa canggung itu bukan karena Salma ingin diantarkan ke toko buku tapi karena kejadian dikamar Beni tadi pagi yang membuat suasana canggung.

"Ngelak aja lo bogel" ucap Beni sambil melempar tempe ke muka Salma.

"Enak aja" ucap Salma kesal lalu mengerucutkan bibirnya.
"Huu bochil gak gede gede" ucap Beni meledek adiknya itu sambil terkekeh.

"Mama" rengek Salma. Desti hanya terkekeh menanggapi kedua anaknya itu.

"Hu bocil ngadu huu" ucap Beni sambil tertawa.

"Udah ah Salma mau berangkat" ucap Salma sakartis.

"Gak bareng kakaknya dek?" Tanya mamanya. Salma hanya menggeleng dengan wajah kesal. Setelah bersaliman dengan mamanya lalu mencium pipi mamanya, ia tak lupa bersaliman dengan kakaknya. Itu yang diajarkan mamanya waktu kecil bahwa seperti apapun kakaknya ia wajib menghormatinya.

"Assalamualaikum Salma berangkat" ucap Salma lalu berjalan meninggalkan manshion megah itu.

😁😁

Sudah setengah jam Salma menunggu taksi tetap saja tidak datang membuatnya kesal. Mungkin efek dari pms nya dan kejailan kakaknya itu membuat moodnya rusak seketika.

Tidak lama kemudian datang seorang cowok dengan mengendarai motor sport nya berhenti didepan Salma. Salma mengernyitkan dahinya, cowok itu membuka helm fullface nya. Kerutan di dahi Salma hilang digantikan senyuman manis darinya.

"Nunggu taksi ya Sal?" Tanya Parka.
"Iya nih lama bener sebel gue" senyum Salma pudar digantikan dengan ekspresi kesalnya.

'unik banget deh lo' ucap Parka dalam hati sambil tersenyum manis.

"Bareng gue aja yuk" ucap Parka sambil menyodorkan jaketnya untuk Salma.

Salma masih bengong keyek orang goblok gitu deh. Parka memutar bola matanya kesal. Sambil menarik hidung mancung gadis mungil disampingnya itu.

"Aduh ih jahat deh" ucap Salma sambil menggosok gosok hidungnya yang ngilu.

"Abis kamu lemot sih" ucap Parka sambil terkekeh.

'what kamu sejak kapan' batin Salma.

"Ih iya iya gue mau" ucap Salma lalu mengikatkan jaket Parka pada pinggangnya dan tanpa diperintah Salma naik ke jok belakang motor Parka.

"Anak pintar" ucap Parka sambil tersenyum senang. Entah mengapa keimutan Salma menjadi daya tarik sendiri bagi Parka yang jelas ia sangat menyukai jika dekat dengan Salma.

"Gue ngebut ya?" Ucap Parka masih belum menjalankan motornya. Salma hanya mengangguk angguk. Sekali lagi Parka mendengus ternyata gadis secantik Salma ini benar benar lemot. Karena kesal Parka menarik kedua tangan Salma lalu meletakkannya pada pinggangnya.

"Eh" ucap Salma kaget.
"Pegangan biar gak jatoh" ucap Parka santai. Salma hanya mengangguk angguk tanda mengerti. Setelah itu Parka melajukan motornya meninggalkan jalanan itu saksi kebersamaannya dengan Salma sekarang wekawekaweka.

Dari jauh nampak seseorang yang tidak suka dengan kedekatan keduanya. Siapa sosok itu?.

"Gue ga suka lo deketin Salma" ucapnya sambil mengepalkan tangan kuat kuat.

Siapa dia???



Kita buka kedoknya di next part ya wekawekaweka:v
Jangan lupa votmentnya ya:*

Aurora Dewi.

Brother, I Love U (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang