Part 21

2K 65 2
                                    

Happy reading gaes:v
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kak Beni" ucap Salma dengan menggigit bibir bawahnya, ia tidak tahan dengan sikap dingin kakaknya itu.

"Hm?" Tanya Beni.

"Anterin Salma beli buku mau kan kak?" Beni terdiam tanpa berniat menjawab.

"Emb kalo gamau gapapa kok" ucap Salma sedikit kecewa.

"Sana siap siap" ucap Beni dingin sambil berlalu pergi ke kamarnya. Salma tersenyum lega akhirnya kakaknya mau bicara dengannya.

☠️☠️

Setelah beberapa menit melakukan perjalanan kini mobil Beni terparkir dihalaman sebuah mall terbesar di Jakarta. Salma turun dari mobil diikuti Beni juga. Tanpa berbicara sepatah katapun Beni memasuki gedung itu dan diikuti Salma dibelakangnya.

"Kak tungguin ih" ucap Salma dan dihiraukan oleh Beni.

"Udah sana ambil bukunya kakak tunggu didepan" ucap Beni saat memasuki toko buku dimall tersebut.

Salma sibuk memilih milih buku, Beni dengan sabar menunggu adiknya itu. Sudah sekitar satu jam lamanya Salma tak kunjung datang dan membayarnya di kasir. Karena kesal Beni menghampiri Salma.

"Lama banget sih" ucap Beni kesal. Salma terlihat sibuk memilih dua novel genre romantis itu. Beni menarik dua novel tersebut lalu mengambil beberapa novel tidak itu lebih dari sepuluh novel. Salma terkejut ia tidak memiliki uang sebanyak itu untuk membelinya.

"Ka kak aku gak punya banyak uang" ucap Salma melongo. Beni membawa novel novel itu ke kasir dan membayarnya.

"Semuanya jadi 789.000" ucap kasir tersebut. Salma melotot hampir copot apa apaan ini. Beni memberikan uang cash sebanyak 800.000 lalu mengambil kembaliannya dan pergi meninggalkan Salma yang mematung dengan ekspresi bodohnya.

"Kak Beni tunggu" teriak Salma sambil berlari mengejar Beni.

"Kak Salma gak punya uang buat_"

"Udah kakak beliin itung itung buat beberapa tahun kakak gak dirumah itu kenang kenangan kakak yang terakhir" ucap Beni sambil tersenyum. Salma tersenyum kaku melihat senyuman Beni yang sudah lama tidak ia lihat.

"Kak emb kakak gak laper?" Tanya Salma sambil menggigit bibir bawahnya.

"Kita makan dulu di resto biasa" ucap Beni lalu diangguki kepala oleh Salma.

☠️☠️

Setelah makan malam, Beni dan Salma memutuskan untuk pulang karena jam sudah menunjuk pukul 19.00. Sesampainya dirumah Beni langsung merebahkan tubuhnya ke sofa dan Salma langsung ke kamar untuk membaca satu persatu novel yang ia beli tadi.

"Ben, udah pulang? Dari mana?" Tanya Desti dari arah dapur membawa nampan berisi coklat greentea panas untuk Beni.

"Mama udah pulang?" Tanya Beni tak menjawab pertanyaan mamanya.

"Iya mama baru pulang tadi mau magrib" ucap Desti sambil meletakkan nampan itu dimeja. Beni langsung menyantap minumannya itu.

"Mamaaaa" seru Salma yang baru keluar dari kamar dan langsung memeluk mamanya.

"Hai sayang dari mana tadi sama kakak kamu?" Tanya Desti sambil mendudukkan bokongnya di sofa sebelah Beni disusul Salma. Karena tempatnya tidak cukup untuk bertiga Beni mengalah dan pindah ke sofa depan mereka.

"Abis beli novel ma banyak banget" ucap Salma.

"Mama ih kok kak Beni doang yang di bikinin minum" ucap Salma kesal sambil mengerucutkan bibirnya.

"Bikin sendiri sana masak anak cewek harus di buatin minum terus sama mamanya" ucap Desti sambil terkekeh. Beni mengulas senyuman melihat tingkah kekanak kanakan adiknya itu.

"Ih nyebelin" ucap Salma lalu pergi kedapur untuk membuat coklat panas kesukaannya.

"Ben kamu jadi kuliah di Kanada?" Tanya mamanya ke Beni.

"Jadi ma, Beni udah berhasil lolos seleksi" ucap Beni bangga.

"Oke kamu harus rajin disana kamu harus sungguh sungguh belajarnya jangan sia siain kepercayaan mama ya Ben" ucap mamanya memberi wejangan kepada Beni.

"Iya mamaku tersayang" ucap Beni terkekeh.

"Mama serius nak, kamu akan meneruskan mama memimpin perusahaan papamu nak" ucap mamanya.

"Iya siap bu bos" ucap Beni.

"Selain itu kamu harus memantapkan bela diri kamu"

"Kenapa ma?"

"Kamu tau kan papa kamu itu ketua mafia, banyak sekali musuh papamu yang ingin menghancurkan kita" ucap Desti dengan sedikit kecemasan.

"Om Indra kan bisa atur semua ma"

"Kita gak bisa ngandelin om Indra kamu tau kan mama sama om Indra gak selamanya akan tetap muda dan sehat. Kamu sebagai penerus kami harus menjalankan ini semua. Tapi mama melarang keras kamu menjadi mafia cukup kamu waspada jika ada yang berniat jahat kepadamu atau adikmu" ucap mamanya panjang lebar. Beni mangut mangut mengerti.

"Ngomongi apa sih serius amat"  ucap Salma dengan cangkir berisi coklat panas ditangannya.

"Apaan sih bocil ikutan mulu" ucap Beni sinis.

"Huu nyebelin" ucap Salma. Destipun terkekeh mendengar pertengkaran kecil anak anaknya itu. Ia berharap anak anaknya akan saling menjaga satu sama lain.

☠️☠️

Hari ini adalah hari keberangkatan Beni yang akan kuliah di Kanada. Sebenarnya Salma tidak setuju tapi ini adalah keputusan kakaknya. Sekarang ia dan mamanya mengantarkan Beni ke bandara.

"Ma Beni berangkat ya" ucap Beni sambil mencium tangan mamanya lalu mencium keningnya.

"Jaga diri kamu ya nak, kabari mama saat kamu sudah sampai" ucap mamanya sambil memeluk hangat putranya itu. Beni tersenyum lalu berpamitan dengan adiknya yang sangat ia cintai.

"Kak Beni yakin mau berangkat sekarang?" Tanya Salma dengan mata berkaca kaca.

"Iya kamu mau ikut?" Tanya Beni disertai tawa. Salma memeluk Beni erat seakan tak rela ditinggal kakaknya itu.

"Udah dong nanti kakak ketinggalan pesawat" ucap Beni sambil mencoba melepaskan pelukan Salma. Desti menatap haru dua pasang adik kakak itu. Ia benar benar bahagia bahwa anak anaknya saling menyayangi.

"Biarin kak Beni biar ditinggal" ucap Salma merengek bak anak kecil.

"Sayang, dengerin aku" ucap Beni sambil melepaskan paksa pelukan Salma.

"Aku cuma pergi sebentar gak lama kok" ucap Beni sambil mencium pipi adiknya gemas. Jantung Salma berpacu lebih cepat perlakuan Beni barusan membuatnya blushing.

"Iya deh" ucap Salma pasrah lalu Beni menciumi pipinya dan berkata

"Tunggu aku, jaga diri kamu ya jangan lupa makan jangan pacaran sama siapa siapa sebelum aku ngijinin janji" ucap Beni sambil menyodorkan jari kelingkingnya. Salma mengangguk dan meraih jari kelingking Beni dan menautkan dengan jari kelingkingnya.

"Jaga mama ya" ucap Beni Salma mengangguk.

"Anak pintar" ucap Beni gemas sambil mengacak acak rambut Salma.

Setelah acara perpisahan itu pesawat pun meninggalkan bandara dan membawa Beni pergi jauh ke Kanada.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Segini dulu ya:v
Jangan lupa vote komen dan share sebanyak banyaknya.

See you

Aurora Dewi

Brother, I Love U (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang