Part 37

770 44 2
                                    

Hai hari ini aku update dua part langsung, Happy reading gaes, semoga suka:v



Salma menatap lirih tiket pesawat yang ia pegang. Beberapa hari lagi adalah hari pertunangan resmi Beni dan Airyn. Mamanya yang menyuruhnya pulang kerumah. Ia menahan air matanya yang siap untuk tumpah.

"Gue tau ini salah, kenapa gue harus lahir jadi adik lo kak hikss" Salma menatap fotonya bersama Beni dinakas.

"Sebentar lagi kakak jadi milik orang lain, walaupun kakak gak sama Airyn kita juga gak akan pernah jadi satu kak" ia memeluk foto tersebut dan menangis sesenggukan. Hatinya sakit kacau dan hancur. Bohong jika dia tidak merasa hancur karena pertunangan kakaknya, kakak yang sangat ia cintai. Bahkan perasaannya dengan Beni belum sepenuhnya hilang.

"Kenapa aku bisa suka sama kakak, kenapa kakak bisa suka sama aku hikss. Aku gak bisa liat kak Beni jadi milik orang lain. Tapi aku juga gak mungkin milikin kak Beni"

Jay menahan sesak dihatinya, jadi selama ini saingannya adalah calon kakak iparnya sendiri. Ia menatap lirih Salma yang menangis sambil memeluk sebuah foto. "Jadi ini ternyata yang buat gue susah gapai hati lo Sal?"

Salma terkejut mendapati Jay yang kini telah berdiri di depan pintu kamarnya. "Kenapa lo gak bilang kalo lo ada rasa sama kakak lo sendiri?"

Ia menundukkan kepalanya tak mampu menatap Jay. Ia tau ia telah menyakiti perasaan Jay dan almarhum Aldo. Mereka berdua sama sama mencintai Salma namun Salma menyembunyikan semuanya.

"Maafin gue" lirih Salma sambil menunduk. Jay langsung menubruk Salma memeluknya erat. Ia sangat mencintai gadis itu.

"Gue sayang sama lo Sal, dan gue baru tahu ternyata saingan gue calon kakak ipar gue sendiri" Salma menahan air matanya yang siap untuk lolos. Nafasnya tercekat, bahkan untuk membalas pelukan lelaki itupun ia tak sanggup.

Jay melepaskan pelukannya dan menatap wajah cantik Salma. "Gue akan perjuangin lo Sal, gue akan buat lo suka sama gue. Gue janji sama diri gue sendiri Sal"

"Kenapa Jay, kenapa lo masih cinta sama gue setelah lo tau semuanya?"

"Karena gue tulus sayang sama lo Sal, lo pasti bisa lupain Beni. Gue mohon buka hati lo buat gue Sal"

Salma masih tetap diam, hatinya benar benar bimbang. "Gue mohon kasih gue kesempatan" Jay menggenggam tangan Salma dan menatapnya dengan memohon.

"Gue akan buka hati gue buat lo Jay. Gue juga gak mau perasaan gue semakin dalam sama kak Beni" Jay tersenyum lembut lalu mengecup puncak kepala gadis itu.

"Gue bakal terus berjuang buat lo Sal"

Disisi lain Airyn menatap Beni yang sedang sibuk dengan gamenya. Beni yang menyadari tatapan dari Airyn langsung mematikan game dan hpnya.

"Kenapa lo?" Tanya Beni.

"Apa lo udah beneran cinta sama gue Ben? Gue gak mau lo nikah sama gue karena kasian" mata Airyn berkaca kaca ia menatap Beni lirih.

"Gue gak kasihan sama lo Ryn, gue cuma berusaha buat cinta sama lo. Gue sayang sama lo gue suka sama lo tapi gue belum bisa pastiin kalo gue udah cinta apa belum sama lo"

Airyn menatap mata Beni mencari kebohongan dan hasilnya nihil. "Gue sayang sama lo Ryn"

Airyn memeluk tubuh pria itu sambil menangis sesenggukan. "Jangan pernah tinggalin gue Ben"

"Gak akan pernah Ryn"

Airyn melepaskan pelukannya dan menatap mata tajam Beni. Beni mendekatkan wajahnya kewajah Airyn dan mengecup singkat bibir Airyn.

"Sisanya nanti kalo udah nikah" kekeh Beni yang dihadiahi keplakkan oleh Airyn.

"Dasar mesum" Airyn tersipu malu, Beni sudah kembali pada gamenya. Airyn menatap pria itu malu malu, ciuman pertamanya diambil oleh pria yang sangat dicintainya itu.

"Apa lo liat liat? Pengen dicium lagi?"

****

Desti mengedarkan pandangannya mencari sosok anak gadisnya yang baru pulang dari Australia. Wanita paruh baya itu tersenyum menatap anak bungsunya yang melambaikan tangan kepadanya.

Salma memeluk erat mamanya yang sudah lama tidak ia jumpai. "Mama Salma kangen sama mama"

"Mama juga kangen banget sama kamu" Desti melepas pelukannya dan mengalihkan pandangannya kepada Jay yang sedang kesusahan membawa koper.

"Ini siapa Sal?" Salma sudah akan menjawab namun dipotong oleh Jay.

"Kenalin tante saya Jay, pacarnya Salma" ucap Jay langsung diberi pelototan oleh Salma.

"Kamu gak cerita sama mama Sal?" Desti menatap anaknya itu dengan pandangan bertanya.

"Udah ma, Salma capek yuk pulang aja"

Sesampainya dirumah Salma, Jay langsung pamit untuk pulang kerumahnya. Dan Salma langsung membersihkan diri dan kini ia sedang duduk disofa sambil menonton tv.

"Ma, kak Beni kapan pulang?" Tanya Salma sambil menggigit apel yang ada di meja. Desti merebut apel dari tangan anaknya itu. "Dipotong dulu baru dimakan" Salma terkekeh mendapati mamanya yang menatapnya tidak suka.

"Lusa kakakmu pulang nak" Desti memotong apel. Salma langsung merampas apel dari tangan Desti lalu memakannya.

"Ma, emang mama udah restuin kak Beni tunangan sama kak Airyn?" Tanya Salma.

"Mama gak akan melarang apabila itu yang diinginkan anak anak mama. Yang mama mau hanya kebahagiaan anak anak mama"

"Tapi kenapa buru buru ma, kan kak Beni harus selesai in kuliahnya kan ma" ucap Salma tidak setuju.

"Pernikahan akan dilaksanakan setelah kakakmu wisuda. Soal pekerjaan, Beni sudah menjalankan beberapa perusahaan papa mu jadi tidak perlu ragu lagi"

"Yasudah terserah mama sama kak Beni. Kalau mama sama kak Beni bahagia aku juga bahagia" Salma tersenyum masam.

Disisi lain Jay kini sedang duduk santai dengan mamanya. "Ma, Jay mau nikah hehe" ucap Jay sambil tersenyum lebar.

"Siapa memangnya yang mau menikah dengan anak nakal sepertimu Jay" ucap papa Jay yang baru saja duduk di samping mamanya.

"Iya Jay, kamu mau nikah sama siapa?" Tanya mama Jay lembut.

"Jay mau nikah sama Salma ma"

"Salma temen kamu itu ya? Mana mungkin dia mau sama kamu Jay" ledek mamanya Jay.

"Ih mama" Jay mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil yang sedang merajuk.

"Salma siapa? Kok papa gak dikasih tau?" Tanya papanya Jay penasaran pasalnya ia tidak pernah mendengar anaknya itu berpacaran dengan gadis manapun. Bahkan ia sempat takut jika anaknya itu tidak normal dan kini ia lega karena putra satu satunya itu masih menyukai wanita.

Jay menatap papanya dengan ogah ogahan. "Papa kepo banget"

"Papa gak akan ngrestuin kalian kalau papa gaktau siapa yang akan jadi mantu papa" ancam papa membuat Jay melotot.

"Enak aja papa ini, aku mau nikah sama dia pokoknya" ucap Jay membuat mamanya menggeleng heran.

"Besok undang pacar kamu itu kerumah untuk makan malam" ucap papanya Jay lalu pria paruh baya itu beranjak kekamarnya. Jay bersorak dalam hati papanya sudah memberinya lampu hijau.

"Besok mama masakin kesukaan Salma" ucap mamanya sambil tersenyum manis lalu beranjak pergi. Jay tersenyum senang, tinggal dia harus meminta restu dari mama dan kakaknya Salma.

Mengingat Beni, hati Jay berdenyut nyeri. Ia tersenyum masam, tentu meminta restu Beni bukanlah hal yang mudah. "Gue akan perjuangin lo terus Sal, gue janji akan buat lo bahagia"




Jangan lupa vote komen dan share sebanyak banyaknya ya:v
Makasih buat yang udah baca:)

Aurora Dewi
23 Juli 2020

Brother, I Love U (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang