Part 39

789 44 1
                                    

Happy reading dan semoga suka:v

"Kak nanti waktu pernikahan kakak maunya yang konsepnya apa?" Tanya Salma pada Airyn yang sedang menonton tv.

Mereka sedang berada di rumah berdua saja karena Beni sedang reuni dengan teman temannya dan Desti sedang kekantor, para maid sedang kepasar dan pak supir mengantarkan Desti. "Kakak sih maunya yang serba putih entah Beni mau yang konsep warna apa" ucap Airyn sambil tersenyum.

Salma melanjutkan acara makan cemilannya sambil menonton tv. Airyn merasa perutnya keram dan meringis pelan. "Kakak kenapa?" Tanya Salma khawatir.

"Gak tau, perut kakak sakit arghh" erang Airyn yang merasakan perut sebelah kanannya sangat sakit.

"Ayo kita kerumah sakit kak" Salma bersiap lalu membantu Airyn berdiri, ia memapah Airyn kedepan. Ia segera membantu Airyn masuk ke dalam mobil kejok belakang dan merebahkan calon kakak iparnya yang sedang kesakitan itu.

"Bertahan ya kak, aku bakal ngebut" Salma masuk kejok kemudi lalu melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit, Airyn langsung di tangani dokter. Salma menunggu diruang tunggu didepan ICU, tak lupa ia sudah menghubungi Beni dan mamanya.

"Airyn dimana dek?" Tanya Beni dengan wajah khawatir. Salma tersentak kaget saat melihat Beni yang tiba tiba sudah datang. Wajahnya terlihat sangat khawatit membuktikan bahwa laki laki itu sangat mencintai Airyn.

"Kak Airyn tadi kesakitan terus aku langsung bawa ke sini" ucap Salma. Lalu  setelah itu dokter keluar dari ruang ICU.

"Bisa bicara dengan keluarga pasien"

"Saya pacarnya dok" ucap Beni. Dokter menghela nafas lalu menatap Beni. "Pasien positif mengidap kanker hati stadium 2, dan kini kondisinya masih sangat lemah" ucap dokter tersebut.

"Lalu bagaimana dok? Kami harus apa?" Salma membuka suaranya setelah melihat kakaknya yang melemas terkejut dengan yang dikatakan dokter tersebut.

"Pasien harus dirawat beberapa hari disini setelah kondisinya stabil pasien boleh pulang. Tapi untuk penyembuhan pasien harus melakukan kemoterapi dan minum obat secara rutin. Kalau begitu saya tinggal dulu" ucap dokter tersebut lalu melenggang pergi.

"Kak" ucap Salma hati hati, Beni langsung memeluk tubuh adiknya itu.

"Kakak gakmau Airyn kenapa napa" hati Salma berdenyut nyeri saat Beni mengatakan itu. Ia mengelus punggung kakaknya dan menahan air matanya yang siap keluar.

"Kak Airyn pasti baik baik aja kak" ucap Salma meyakinkan. Beni melepaskan pelukannya dan segera masuk kedalam ruangan dimana Airyn sedang dirawat. Salma menahan sesak didadanya air matanya sudah mengalir tanpa seizinnya. Ia segera pergi dari tempat itu.

"Salma" panggil seseorang yang sedang duduk dikursi roda yang didorong oleh seorang pria paruh baya. Salma kini sedang duduk ditaman dan melamun.

"Nadine?" Nadine tersenyum lalu meminta papanya untuk mendorong kursi rodanya mendekat ke arah Salma. Nadine memeluk Salma dan Salma menyalimi tangan papanya Nadine.

"Papa kekantor aja, aku mau ngomong sama Salma" ucap Nadine.

"Yasudah, nak tolong jaga Nadine ya" ucap papanya Nadine ke Salma. Salma hanya tersenyum dan mengangguk.

"Kok lo bisa disini Sal?" Tanya Nadine.

"Gue anterin calon kakak ipar gue, dia tadi ngeluh sakit diperutnya waktu diperiksa dia ngidap kanker hati" ucap Salma.

"Kakak lo mau nikah Sal?" Tanya Nadine terkejut.

"Tunangan dulu sih, nikahnya waktu kak Beni udah wisuda" ucap Salma sambil tersenyum kecut.

Brother, I Love U (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang