Part 34

1.1K 40 6
                                    

Happy reading dan semoga suka:v
Maaf banyak typo bertebaran:v



Jay dan Salma melangkahkan kakinya di universitas terbaik di Australia ini. Hari pertama masuk kuliah mereka ingin berjalan dengan lancar.

"Jay, kita satu fakultas ya??" Ujar Salma saat Jay mengikutinya masuk ke kelasnya.

Jay menatap Salma tak suka, pasanya selama seminggu bersama gadis itu bahkan tidak tau jika mereka satu fakultas. "Ya iyalah ngapain gue disini kalo gue gak sefakultas sama lo" ucap Jay ngegas.

Salma terkekeh lalu menjitak kepala Jay "santai aja bambang".

Mereka duduk bersebelahan lalu seorang dosen yang usianya masih muda memasuki kelas. Dosen tersebut memperkenalkan dirinya lalu meminta satu persatu mahasiswanya untuk memperkenalkan dirinya dengan bahasa nasional negara mereka masing masing.

Mr. Ernest yang tak lain adalah nama dosen tersebut selain tampan ia juga menguasai beberapa bahasa negara asing. Dikelas inipun hanya terdapat mahasiswa dari Indonesia, Vietnam, Korea, Jepang dan Thailand saja.

"Dosennya masih muda Jay, ganteng lagi" ucap Salma ke Jay sambil berbisik. Jay mendengus kesal sambil menatap Salma tak suka. Entah mengapa ia sangat tidak suka Salma memuji visual dosen mereka.

Kuliah hari ini berjalan lancar tak lupa Jay dan Salma juga berkenalan dengan teman baru mereka.

"Belle kamu satu apartemen sama kita?" Ujar Salma kepada teman barunya. Belle juga berasal dari Indonesia dan bisa bahasa Indonesia juga. Ayahnya asli Australia dan ibunya berasal dari Semarang.

"Oh iya kita satu apartemen ya ternyata, baru tahu aku" ucap Belle saat berhenti di depan gedung apartemen mereka bertiga.

"Yaudah yuk masuk"

Jay mendengus kesal pasalnya dari tadi Salma mengacuhkannya dan memilih berbicara terus dengan Belle "eh Salma Bellek lo lupa sama gue ha?".

"Eh maap Jay, gue lupa kalo ada manusia satu lagi" ucap Belle sambil terkekeh. Salma meringis menatap Jay yang kesal.

"Maafin gue"

*****

Seorang cowok berwajah dingin sedang menunggu seseorang di depan pintu apartemennya. Ia menatap pintu tersebut dan tak lama kemudian terbuka, mata elangnya menangkap seorang cewek bertubuh mungil dengan balutan dress selututnya dan tersenyum manis kearahnya.

"Maaf lama ya nunggunya?" Tanya Airyn sambil tersenyum canggung. Beni menatap datar wajah Airyn yang menunduk itu. Ia mendengus kesal dan menyesal dengan gaun merah muda itu yang ia belikan untuk dipakai Airyn diacara malam ini.

"Ganti baju sana!" Airyn melotot tak percaya, "maksudnya?! Lo yang beliin baju ini buat gue kan?" Tanya Airyn tak terima.

"Gue nyesel beliin baju itu buat lo, lo keliatan jelek" ucap Beni membuat Airyn mendengus sebal. Apa apaan cowok tengil ini, jelas jelas ia yang sudah membelikan gaun ini untuknya.

"Yaudah gue ganti baju dulu" ucap Airyn dengan membanting pintu keras keras untuk menyalurkan rasa kesalnya.

"Astaghfirullah" Beni mengelus dadanya kaget. Sebenarnya bukan karena sebab dress itu tidak cocok untuk Airyn. Tapi karena dress itu membuat leher dan punggung gadis itu terekspos itu yang membuat Beni kesal. Gadis itu begitu cantik dan pasti bisa memikat mata para pria hidung belang diacara malam ini.

Tak beberapa lama kemudian Airyn keluar dengan dress biru muda selutut berlengan panjang dengan pita di bagian pinggangnya. "Perfect" ucap Beni sambil tersenyum.

Mereka segera berangkat menuju pesta ulang tahun yang diadakan teman satu kampus mereka.

"Ben, lo bawa kado apa?" Tanya Airyn karena sedari tadi Beni tidak nampak membawa kado apapun. "Gausah kepo" ucap Beni sambil menatap datar jalanan kota Ottawa ini.

Brother, I Love U (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang