Upacara telah selesai. Semua murid diperkenankan untuk kembali ke kelasnya masing-masing.
Disa masih berbaring tenang di atas brankar. Satu tangannya menutupi wajah dan pikirannya masih melayang.
Gadis itu menolehkan kepala saat pintu UKS terbuka dengan cepat. Menampilkan tiga gadis yang segera berlari ke arahnya. Mereka memeluk Disa bergantian.
"Lo udah baikan, Dis?"
Gadis itu menoleh ke arah Nita. Wajahnya terlihat sangat cemas.
"Gue emang nggak sakit, Nit. Jadi baik-baik aja, haha."
Disa mendudukkan posisi berbaringnya. Gadis itu kemudian memberengut kesal. "Gue pengen ikut upacara."
Ketiganya menatap tak habis pikir. Di saat semua orang tak suka berpanas-panasan di lapang dengan posisi yang ditentukan, gadis itu malah menyukainya.
"Udah selesai. Kenapa lo nggak balik ke kelas aja?"
Disa menggeleng menanggapi pertanyaan Nanda. Gadis itu menatapnya penuh selidik. Disa hanya terkekeh kecil melihatnya.
"Hehe, dari tadi juga pengen balik ke kelas. Tapi..."
"Tapi kenapa?"
"Tapi, Kak Gerryl nggak ngebolehin gue pergi dari sini sampe upacara selesai."
Mereka tersenyum mendengarkan. Nita mencolek dagu Disa, berniat menggodanya.
"Ah, cie..."
Gadis itu hanya mengerutkan dahinya. Menepis tangan Nita yang terus mencolek-colek dagunya. "Apaan, sih?"
"Yang lagi deket sama Kak Gerryl." Nanda berdeham keras. Matanya mengerling jahil.
"Hati-hati."
Disa tersenyum simpul mendengar komentar Icha. Tangannya menggenggam tangan Icha dengan erat.
"Gue akan terus hati-hati, Cha."
Nanda dan Nita menatap bingung. Keduanya tak mengerti maksud ucapan Icha. Tapi, tak ada yang menanyakan lebih lanjut.
"Kok lo bisa deket sama Kak Gerryl, sih?"
Pertanyaan itu terlontar dari mulut Nita. Disa menggedikkan bahunya tak tahu. "Biasa aja, kok. Nggak deket amat."
"Masa, sih?"
Disa mengangguk yakin. Gadis itu hanya tak ingin sahabat-sahabatnya mencemaskan perihal kedekatannya dengan Gerryl. Bagaimana pun juga, mereka masih menempelkan semua titel yang dimiliki cowok itu dalam pikiran jernihnya.
Nita menepuk-nepuk brankar. Gadis itu terlihat heboh dengan tindakannya sendiri. "Girls, semalem gue liat insta story-nya Kak Amanda, dia putus sama Kak Gerryl. Haha, kasian banget tuh."
Semuanya kompak membelalakkan mata. Nanda mengangguk cepat gadis itu menggigit bibir bawahnya gemas.
"Gue kan follow Kak Andin ya, dia juga bikin insta story galau. Setau gue, Kak Andin itu pacarnya Kak Gerryl. So, mungkin aja mereka abis putus."
Keduanya tertawa keras. Untung saja di sana hanya ada mereka berempat, membuat mereka leluasa untuk melakukan segala sesuatu.
Disa terdiam sejenak. Gadis itu memejamkan matanya sesaat. Beberapa kali dirinya mengembuskan napas kecil. Jarinya memilin lambat.
Apa Kak Gerryl serius sama ucapannya kemarin?
"Hai, Sweetheart."
Seseorang membuka pintu dengan pelan dan menutupnya perlahan. Cowok itu menghampiri empat gadis yang sedang berkerubung di tengah ruangan. Senyumnya tak pernah pudar selama ia membuka pintu UKS.
Mendengar suaranya, jantung Disa langsung berdegup kencang. Ketiga sahabatnya terdiam. Mereka terpaku melihat senyuman tampan Gerryl yang sangat jarang cowok itu tunjukan selain senyum genit khasnya.
"Hai, cewek-cewek manis. Gimana keadaan Sweetheart gue?"
Tiga gadis itu sedikit memberi ruang untuk Gerryl bisa mendekati Disa. Mereka kompak menjawab dengan senyum manis mereka, kecuali Icha. Gadis itu hanya menatap datar.
"Baik, Kak," jawab ketiganya.
Disa menggaruk telinganya yang sedikit gatal. Gadis itu tersenyum canggung menatap Gerryl.
"Gimana kondisi lo, Sweetheart?"
Gerryl menggenggam tangan Disa. Tangan satunya ditempelkan di dahi gadis itu.
Disa mematung. Gadis itu terdiam lama. Tatapannya lurus ke depan. Terlihat kosong.
"Sweetheart Hana?"
Gerryl mengibaskan tangannya di depan wajah gadis itu, membuatnya kembali tersadar.
"Eh, Kak." Disa terkekeh kecil.
"Lo nggak papa, kan?"
Disa menggeleng gugup. Dari ekor matanya, ia bisa melihat jika ketiga sahabatnya sedang berjalan mundur menuju pintu. Gadis itu membelalakkan mata kaget.
"Kenapa, Sweetheart?" Gerryl menolehkan kepalanya ke belakang. Cowok itu sudah tak melihat tiga gadis tadi. Senyum jahilnya terbit begitu saja. Matanya mengedip genit.
"Mereka peka banget, ya. Sahabat lo emang paling tau. Mereka ngasih gue waktu buat berduaan sama lo. Ya kan, Sweetheart?"
Disa hanya tersenyum menanggapi. Gadis itu masih memperhatikan ke arah pintu, berharap ketiga sahabatnya akan kembali lagi.
"Jadi sekarang, lo mau balik ke kelas, atau mau stay di sini? Gue bisa kok, nemenin lo buat diem-dieman kayak gini. Kalo lo mau pandangin muka gue juga, gue ikhlas karena Allah Ta'ala, Sweetheart. Atau lo mau gue peluk, huh?"
Dengan gerakan cepat, Gerryl memeluk tubuhnya dari samping. Disa membelakak kaget. Gadis itu selalu membeku saat berada di situasi seperti ini. Dirinya selalu tak bisa menolak perlakuan Gerryl padanya, seolah di antara tubuhnya dan tubuh cowok itu terdapat magnet tak kasat mata, yang membuatnya selalu sulit untuk menolak.
"Gue suka saat-saat kayak gini, saat di mana gue bisa ngerasa deket banget sama lo, Sweetheart."
***
Halo, assalamualaikum...
Partnya dikit ya? Hehe, maafin. Tapi makin greget kan? Uhuh, semoga selalu enjoy!
Follow instagram: @intansaadah30
Salam, intansaadah123
![](https://img.wattpad.com/cover/190860849-288-k508957.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana [COMPLETED]
Novela Juvenil[LENGKAP] Dia Gerryl Evans, cowok dengan sejuta pesona yang mampu menarik siapa saja untuk mendekat. Si pemilik iris coklat tua tajam itu selalu berhasil menjungkir balikkan dunia para gadis yang mencoba masuk dalam hidupnya, termasuk Disa, gadis se...