Disa tersenyum sopan. Perasaannya kembali berulah. Degup jantungnya berpacu dengan kencang. Keringat dingin mulai membasahi sekitaran telapak tangannya. Membuatnya ingin lari dan berteriak sekarang juga.
"Eh, Kak!"
Icha menampilkan gigi putih bersihnya. Bersikap ramah kepada kakak kelas yang terkenal player ini.
Disa menatap intens dari jarak kurang lebih lima meter. Jarak yang cukup jauh untuk memulai topik obrolan.
Mata coklat tua itu kembali berhasil membuat perasaannya tak karuan. Letupan senang menyergapi dada Disa. Perasaan yang tak pernah ia rasakan selama ia hidup lebih dari 16 tahun.
Disa memejamkan matanya. Tangannya ia remas dengan kencang. Gadis itu menarik napas dalam. Kemudian memberanikan diri untuk bertanya.
"Kakak cari Nanda?"
Gerryl tersenyum ramah. Cowok itu tak sedikit pun bersikap layaknya seorang player. Malah cowok itu menunjukkan sikap hangat.
Icha memperhatikan Ziko dan Fedri bergantian. Kedua cowok itu tampak asik memainkan ponselnya. Sesekali Fedri akan menyenggol lengan Ziko diiringi dengan gerutuan kesal. Pun, sebaliknya. Mungkin mereka sedang memainkan salah satu game online yang terkenal di Indonesia ini.
"Iya, gue nyari lo."
Disa merasa salah dengar. Gadis itu membelalakkan matanya tak percaya. Ada apa gerangan seorang cowok paling terkenal di Revinra ini mencarinya?
Mencari seorang gadis yang tak pernah memikirkan bagaimana cara berdandan. Tak pernah memakai sesuatu yang mencolok. Bahkan kulit wajahnya pun sudah terbakar oleh paparan sinar matahari. Terlihat dari bekas merah yang kelamaan menjadi noda hitam.
"Kakak nyari aku?"
"Atau Nanda?" tambah Icha yang membuat Gerryl mengerutkan dahinya bingung.
Cowok itu memberi syarat kepada dua temannya untuk mendekat. Dengan malas, Fedri dan Ziko berdiri di sampingnya dengan mata yang masih fokus terhadap layar ponsel.
"Apa?" tanya Ziko kecil.
Gerryl membisikkan sesuatu yang cukup mencurigakan. Fedri hanya menggedikkan bahu, sementara Ziko menatap sahabatnya itu heran.
"Kok nanya sama gue, sih? Ya, mana gue tau!"
Gerryl tersenyum simpul, lalu salah satu kakinya menginjak kaki Ziko dengan lumayan keras. Membuat cowok itu berjengit kaget.
"Gila lo, Ger!"
Gerryl ingin sekali menimpuk mulut Ziko. Tangannya sudah gemas untuk membekap cowok itu dan menyeretnya ke gudang sekolah. Menghajarnya habis-habisan.
"Kak?"
Gerryl memfokuskan kembali pandangannya ke arah dua gadis itu. Gadis yang terlihat sangat kontras. Yang satu berkulit kuning langsat khas wanita Asia, dan satunya lagi berkulit sawo matang. Eksotis, pikirnya.
"Ya, Sweetheart!" Gerryl mengambil langkah maju mendekati dua gadis itu. Matanya seperti mengenali gadis berkulit eksotis tadi. Tapi di mana?
Disa ingin meloncat saat matanya menangkap gerakan mendekat yang dilakukan oleh Gerryl. Ia mengutuk dirinya sendiri yang tak pernah bisa tenang saat bertemu dengan cowok itu.
Kenapa harus Kak Gerryl, Ya Allah...
"Kayaknya gue pernah liat lo deh, Sweetheart. Tapi lupa di mana." Gerryl berdiri tegap. Matanya menembus mata hitam milik Disa. Membuat Disa ingin menghilang saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana [COMPLETED]
Teen Fiction[LENGKAP] Dia Gerryl Evans, cowok dengan sejuta pesona yang mampu menarik siapa saja untuk mendekat. Si pemilik iris coklat tua tajam itu selalu berhasil menjungkir balikkan dunia para gadis yang mencoba masuk dalam hidupnya, termasuk Disa, gadis se...