*6*

3.1K 125 1
                                    

*Assalamualaikum, halo maaf telat up ya, hehe. Intan lagi punya banyak tugas, jadi ya, harus diprioritasin dulu, wkwk. Maaf juga ini bikin HN, cuma mau kasih tau itu aja sih :D

Yaudah deh, happy reading!

***

Senja yang cantik dengan jingga yang sangat pas. Sesekali warna merah jambu menghiasi awan dan membuatnya terlihat sangat indah.

Sore ini, Disa berencana untuk mengunjungi toko kue. Membeli beberapa jenis kue pesanan kakaknya. Sudah menjadi kebiasaannya untuk pergi kemari setiap bulan. Selain karena untuk membaktikan diri kepada sang kakak, ia pun suka berlama-lama di toko kue. Aromanya sangat khas dan harum. Disa menyukai itu.

Ia turun dari angkutan umum sambil sedikit membungkukkan badannya. Setelah membayar, gadis itu mengayunkan langkah menuju sebuah toko bernama Billa Bakery.

Trotoar cukup ramai oleh pejalan kaki. Jangan lupakan pedagang kaki lima yang sangat senang berjualan di tempat itu. Sudah tak aneh memang, namun terlihat sangat mengganggu.

Terdengar dering ponsel dari saku rok seragamnya. Disa melihat nama pemanggil, kemudian mengangkatnya.

"Halo, Da!"

"Halo, Dis. Lo di mana? Pulang sekolah tadi, gue ke rumah lo. Tapi kata Kak Linda, lo lagi beli kue. Di daerah blok C, kan?"

Disa menatap sekeliling, lalu mengangguk. "Iya, Da. Gue lagi jalan ke Billa Bakery."

Terdengar embusan napas lega dari seberang sana. "Oke, gue juga udah ada di blok C, di kedai kopi Pak Soleh. Gue ke Billa Bakery sekarang, ya?"

Disa mengulum bibirnya bingung. "Mau ngapain? Lo mau beli kue juga?"

Nanda tertawa di seberang sana. "Kue di rumah gue masih banyak, Dis. Ya, gue mau ketemu lo."

"Buat?"

"Udah jangan banyak omong. Gue udah jalan ke Billa Bakery. Lo tunggu di pintu masuk, ya. Biar masuknya barengan, hehe."

Disa hanya menanggapi dengan kekehan kecil. Setelahnya sambungan telepon terputus. Nanda yang memutusnya.

Disa tampak berpikir sejenak, kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

Toko kue itu sudah berada di depan mata. Terlihat ramai dan padat. Sudah menjadi rahasia umum, jika kue langganannya ini memiliki cita rasa yang khas. Membuat pelanggan tak pernah kecewa oleh rasanya. Pelayanan pun sangat baik. Membuat pengunjung merasa nyaman.

"Dis!"

Nanda tengah berjalan terburu-buru ke arahnya. Ia seorang diri dan masih mengenakan seragam sekolah seperti dirinya.

"Hai, Da!"

Kini keduanya sudah saling berhadapan. Disa memberikan cengirannya, Nanda pun sama. Tak terlihat canggung sedikit pun, gadis itu merangkul bahu Disa santai.

"Kita ke dalem bareng, abis itu kita ngobrol sambil makan, ya. Gue belum makan, hehe."

Disa tertawa sekilas. Gadis itu hanya mengangguk sebelum keduanya memasuki toko.

***

"Gue pengen batagor, Dis."

Dua gadis itu tengah berjalan beriringan. Disa membawa sebuah paper bag bermotif bunga dan Nanda yang setia mengajaknya mengobrol.

"Kita beli di depan aja. Gue belum pernah nyoba beli di sana, sih. Tapi itu yang paling deket."

Nanda mengangguk menyetujui. Matanya menelisik ke dalam isi paper bag yang dibawa Disa. "Itu isinya apa aja, Dis?"

Gerhana [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang